1. MOON

2.7K 130 13
                                    















Seokjin selalu melihatnya.

Melihat lelaki pendiam berkulit pucat itu duduk di meja paling pojok sekiranya setiap satu jam tepat. Seokjin bekerja di perusahaan ini sudah lima tahun lamanya sejak ia lulus kuliah. Orang yang selalu dilihat Seokjin sudah bekerja sejak satu tahun lalu. Aktivitas orang itu selalu sama setiap makan siangnya.

Duduk sendirian di meja paling pojok. Makan sendirian seolah dia hidup di dunianya sendiri. Seokjin tahu di bagian mana orang itu bekerja. Hanya saja Seokjin memang jarang bertemu dan Seokjin tipe orang yang tidak mempedulikan sesuatu yang asing.

Seokjin sudah pernah menyapa orang itu sekali. Tapi dia tidak pernah bisa banyak bicara. Tapi kali ini Seokjin akan mencoba lagi untuk membuat orang itu berbaur dengan karyawan lain. Agar dia tahu bahwa dia hidup berdampingan dengan manusia lain.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya Seokjin sebelum memutuskan untuk duduk di depannya.

Orang itu menatap Seokjin sejenak. Lalu mengangguk iya. Seokjin segera menjatuhkan pantatnya di permukaan kursi. Meskipun Seokjin tepat ada di depannya orang itu tidak tertarik untuk melihat Seokjin.

"Aku boleh mengobrol denganmu kan?" tanya Seokjin lagi berhati-hati.

"Bicara saja." balas orang itu singkat. Bukan hanya auranya yang dingin, suaranya juga terdengar dingin.

Seokjin menarik nafas dalam. Lelaki tampan di depannya ini memiliki paras yang sangat tampan juga tenang. Berpotensi besar menarik pasangan yang ingin mendekat padanya. Seokjin juga adalah bukti bahwa ia tertarik oleh lelaki ini.

"Aku boleh berteman denganmu?" ini adalah keinginan Seokjin. Memiliki teman. Meskipun Seokjin sudah lima tahun bekerja di sini, sampai detik ini Seokjin belum menemukan teman yang cocok.

Orang itu mulai mengalihkan atensinya dari buku untuk melihat Seokjin. Tapi ketika orang itu mulai menatap Seokjin, tatapan orang itu menjadi teduh. Sorot matanya begitu indah dengan mata sipit khas orang Korea.

"Teman kau bilang?" tanya orang itu meyakinkan.

Seokjin mengangguk yakin. "Apa kau tidak mau berteman denganku?"

Orang itu tersenyum kecil. "Entah kenapa, melihat orang dengan wajah menawan lalu ingin berteman dengan orang biasa itu menggelikan sekali. Secara kasar, ibarat seorang Pangeran yang ingin berbaur dengan rakyat jelata."

Seokjin membalas omongan orang itu dengan senyum yang lebar. "Kau memang benar. Tapi apa kau tahu kenapa sekarang aku tersenyum sangat lebar? Ini pertama kalinya kau berbicara lebih dari dua kalimat."

Orang itu sudah terpana dengan senyuman Seokjin. Secara dekat dan langsung. Orang itu diam-diam menyimpan banyak pikiran di kepalanya. Mengenai kepribadian Seokjin.

"Apakah kau benar-benar tipe orang yang harus lebih dulu didekati? Ternyata kau tidak sejutek kelihatannya." kata Seokjin mulai menambah obrolan lain.

"Apakah wajahku tercetak buruk? Sehingga kau pikir aku sulit didekati."

"Bahkan hampir semua orang di kantor ini bilang begitu kok. Kau tidak jelek tahu. Kau sepertinya karena orang yang introvert."

"Ya. Aku tidak suka keramaian, kecuali dalam urusan pekerjaan. Sebaiknya kau pergilah karena aku bukan orang yang menyenangkan."

Seokjin tidak terlihat akan pergi. Seokjin sudah sejauh ini berusaha bisa berinteraksi dengan orang itu. Tidak mungkin Seokjin akan semudah itu untuk diusir.

Seokjin mengulurkan tangannya ke depan wajah orang itu. Orang itu sudah kembali fokus ke buku novelnya. "Namaku Kim Seokjin. Namamu siapa?"

Agak menyebalkan memang ketika dua orang lelaki dewasa berkenalan secara formal seperti ini. Ini mengingatkan Seokjin pada seorang teman SMP nya yang juga memiliki sifat pendiam seperti orang ini.

DEAREST 🔞 [Harem]Where stories live. Discover now