𝖙𝖜𝖔

328 39 0
                                    

Kini anak trejo sudah berdiri tepat di depan portal negeri sihir, sekali langkah lagi. Mereka akan langsung masuk ke negeri sihir.

"Masuk ngga nih?" Tanya Yedam ragu-ragu. Ayolah, pertanyaan itu sudah terlontarkan 10 kali dari mulut Yedam.

"LO TANYA SEKALI LAGI, GUE TEBAS ANU LO BANG!" Ancam Doyoung tidak sabaran. Ia sudah tidak sabar melihat wujud negeri sihir.

Yedam yang mendengar ancaman itupun bergidik ngeri, membayangkan nya saja sudah mengerikan. Apalagi jika ia benar-benar mengalami nya.

Mereka menunggu Yedam karna Yedam memang berada paling depan, maka dari itu mereka setia menunggu Yedam.

"Barengan dong anjir masuknya! Biar kalo kita mati, mati nya barengan!" Ucap Yedam.

"Ah lama lo!" Balas Junkyu lalu mendahului Yedam untuk masuk kedalam portal.

Zling

Dalam sekejap mata, Junkyu menghilang bersama kuda yang ditunggangi nya.

"OI JUN, MASI IDUP KAN LO?!" Teriak Jihoon kepada Junkyu. Bodoh. Tentu saja Junkyu tidak akan bisa mendengarnya, portal itu sangat kuat dan hanya keturunan penyihir yang bisa menembusnya. Bahkan bisa dibilang kedap suara jika dari luar.      

"Tinggal masuk aja ngapa sih?" Tanya Yoshi lalu menyusul Junkyu yang sudah berada di dalam negeri sihir.

                          ***

Saat semuanya sudah berada di dalam negeri sihir, mereka langsung diarahkan kuda putih yang mereka tunggangi tadi menuju tempat yang akan mereka tuju.

Setelah sampai, mereka langsung disambut oleh pria baruhbaya yang memakai mahkota. Dari penglihatan anak trejo, sepertinya ia adalah raja negeri sihir.

"Selamat datang ke negeri alxzievd, negeri sihir yang tidak akan pernah ditemukan oleh manusia biasa rute nya. Bahkan dalam perjalanan, mereka akan langsung dibunuh oleh burung zavried yang menjaga didepan portal." Jelas Raja.

"Ah, sebelum itu. Perkenalkan, nama ku Jevard. Panggil saja Tuan Jevard, atau Raja Jevard juga bisa." Lanjut Jevard seraya menatap salah satu diantara keduabelas anak trejo.

Anak trejo membungkuk hormat ke jevard, "salam kenal. Tuan pasti sudah mengenal kami semua bukan?" Ucap Junkyu memberi kesan sedikit tidak sopan.

Asahi yang berada disebelah Junkyu pun menyenggol lengan Junkyu. "Ah, maaf ucapan ku terkesan tidak sopan Tuan Jevard." Kata Junkyu lalu membungkuk meminta maaf.

"Tidak apa, lagipula Junkyu ada benarnya. Aku sudah mengenal kalian dari ibu kalian masing-masing," Ujar Jevard berhasil membuat mata mereka membola.

"APA?!"

"Ekhem, permisi. Maaf menggangu waktu bicara, namun asrama untuk kalian sudah selesai ditata ulang." Ucap seorang elf yang ditugaskan membersihkan asrama untuk anak trejo.

"Ah, terima kasih elf sathvi. Kau boleh pergi," Jevard menatap kedua belas anak trejo lalu tersenyum.

"Kalau begitu aku pamit, selamat menikmati negeri sihir. Oh iya, untuk kegiatan besok. Kalian akan dipimpin oleh Junkyu dan Asahi," Jelas Jevard lalu menatap Junkyu dan Asahi yang sedang ditatap juga oleh sepuluh orang sisa nya.

"Kegiatan besok? Maksudnya apa Tuan?" Tanya Yedam setelah memberanikan diri untuk bertanya.

"Kalian akan dijelaskan oleh Asahi. Kalau begitu, saya pamit." Kata Jevard lalu melenggang pergi menuju kerajaan nya berada.

                          ***

Sesampainya mereka di asrama yang sudah disediakan, mereka langsung ribut untuk merebutkan ranjang yang tidak bersalah itu.

"Ihh, Wawan mau kasur yang ini!" Pinta Junghwan dengan muka yang memelas.

"Idih najis, gausah sok melas lo badzing! Kemaren aja lo nyeret gue pakek tampang nggak bersalah lo itu! Hih, dendam gue!" Balas Haruto seraya berguling-guling di kasur yang Junghwan dan dirinya inginkan.

"Aaaa, bang Jun. Liat nih bang Hartono!" Adu nya pada Junkyu dan sedikit mengubah nama Haruto.

"Hartono matamu! Jenengku haruto cok!" Jawab Haruto dengan logat Jawa andalannya.

Junkyu dan yang lain sudah lelah dengan perebutan kasur antara Haruto dan Junghwan. Maka dari itu Junkyu mengangkat tongkat sihir nya yang ia dapat Tuan Jevard beberapa waktu lalu.

"Hou je mond!" Ucap Junkyu lantang seraya mengarahkan tongkat sihirnya ke Haruto dan Junghwan.

Zlazh!

Seketika Haruto dan Junghwan terdiam, mereka seakan tak bisa berbicara dan tak bisa bergerak.

"Huhh, damai sekali!" Lega Junkyu lalu berjalan ke arah kasur yang sudah ia pilih.

Berbeda dengan Junkyu, mereka yang melihat justru terperangah oleh hal nekat yang Junkyu lakukan meskipun membantu.

"Itu bertahan sampek berapa lama, bang?" Tanya Doyoung seraya menunjuk Haruto dan Junghwan yang sudah berwajah masam.

"Sesuai kemauan gue sih, kan gue yang ngasih mantra. Yaudah kalian buruan milih tempat tidur sebelum mereka ribut lagi," Ujar Junkyu diangguki yang lainnya.

Asahi juga sedikit berterimakasih kepada Junkyu. Karna Junkyu, ia tidak usah susah payah berbicara panjang lebar menjelaskan kegiatan apa besok. Biarkanlah mereka tau dengan sendiri nya, salahkan mereka juga karena lupa.

Mᴀɢɪᴄ Lᴀɴᴅ | ᵗʳᵉᵃˢᵘʳᵉWhere stories live. Discover now