𝓽ꫝ𝘳ꫀꫀ

315 42 0
                                    

Pagi ini anak trejo sudah siap dengan baju wizard mereka, untuk sementara waktu anak trejo akan bersekolah sihir di negeri alxzievd guna melatih kekuatan sihir mereka sebelum digunakan di masa
depan nanti.

Tok! Tok! Tok

Anak trejo sontak menoleh ke pintu asrama mereka yang baru saja diketuk oleh seseorang, Mashiho yang berada paling dekat oleh pintu pun membukakan pintu.

"Ah, kalian sudah siap rupanya. Mari ikut dengan ku, kalian akan berkeliling sekolah sihir kalian." Ajak Jevard pada anak trejo.

Anak trejo sedikit kebingungan walau akhirnya mereka hanya menurut lalu mengekor dibelakang Jevard.

"Wah, sekolah nya bagus banget!" Kagum Junghwan dengan mata yang langsung membola saat sampai di sekolah sihir bernama "Aviedz" tersebut.

Jevard tersenyum mendengar perkataan dari Junghwan, "sekolah sihir ini sudah dibangun sejak generasi raja kedua yaitu 30 tahun yang lalu, disini dipenuhi oleh keturunan sihir dan sama sekali tidak ada darah manusia murni disini." Jelas Jevard lalu kembali menatap bangunan gedung dihadapannya ini.

Wush!

Tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh sesuatu yang melesat dengan cepat di depan mereka.

"Anjir! Apaan tuh?" Umpat Jihoon yang langsung mendapat pukulan penuh kasih sayang dari Hyunsuk.

"Astaga anak itu! Selalu saja membuatku terkejut!" Kesal Jevard lalu menaikkan tangannya dan mengarahkan ke arah sesuatu yang melesat cepat tadi.

Ajaibnya sesuatu itu langsung tertarik ke arah mereka.

"Kau ini ya! Sudah berkali-kali kuperingatkan, jangan menggunakan sapu terbang secepat itu! Kau ini pangeran!" Peringat Jevard pada seonggok laki-laki dihadapannya ini.

Laki-laki itu berdecak malas, "memang mengapa kalau aku menggunakannya dengan laju cepat? Lagipula tidak ada kakak disin--" Belum selesai laki-laki itu berbicara, pandangannya langsung terfokus pada seseorang yang sangat ia kenali. Oh tidak.. jangan bilang itu..






































KAKAKNYA?!!

Terlihat dari tatapan orang itu, tatapan tajam yang laki-laki ini takuti.

"E-eh, seperti nya aku hampir terlambat. AH! BENAR JUGA! KENAPA AKU TIDAK TELEPORTASI SAJA?! DASAR BODOH!" Umpat laki-laki itu lalu menjentikan jari nya dan menghilang dalam sekejap saja.

"David! Aish, dasar tidak sopan." Kata Jevard lalu menoleh ke anak trejo.

"Maafkan sikap nya ya, mungkin dia sedikit terkejut dengan kedatangan kakak nya kemari." Ujar nya meminta maaf.

"Ah, tidak apa Tuan. Tapi apa barusan? Kakak nya?" Tanya Jaehyuk.

"Benar sekali, salah satu dari kalian ini adalah anak sulung ku sekaligus kakak dari laki-laki bernama David tadi. Kakak nya sangat melarang jika David menggunakan sapu terbang dengan laju cepat, dan setelah David melihat kakaknya. Mungkin ia terkejut sekaligus takut dan langsung kabur," Jelas Jevard kepada anak trejo yang melongo dengan fakta yang baru saja mereka terima.

"Tunggu.. salah satu dari kami? Apakah dia yang mempunyai kekuatan sihir terkuat di negeri ini?" Tanya Mashiho setengah terkejut.

"Benar sekali. Oh iya, sebentar lagi bel akan berbunyi. Ini tongkat sihir untuk kalian, maaf kemarin aku hanya sempat memberi untuk Junkyu, Asahi, dan Yoshi." Kata Jevard sedikit merasa bersalah.

"Tidak apa Tuan," Ucap Hyunsuk memaklumi.

"Yasudah, kalian terima tongkat sihir ini lalu pergi ke ruangan madam Irene untuk pembagian kelas. Kalau begitu aku pamit dulu," Ujar Jevard seraya menyerahkan sembilan tongkat sihir kepada anak trejo lalu melenggang pergi.

                                  ***

Setelah mereka bertemu dengan madam Irene dan menanyakan letak kelas mereka, mereka langsung pergi ke kelas mereka yang kebetulan satu kelas.

sekolah Aviedz ini tidak menggunakan umur di peletakkan angkatan mereka, pihak sekolah akan meletakkan wizard sesuai dengan sampai mana mereka mengerti tentang sihir. Karna kebetulan mereka masih baru, jadi pihak sekolah meletakkan anak trejo di angkatan 1.

"Njir, ini kelas apa rumah sisca khol ya? Gede bener buset." Kagum Jeongwoo seraya memandangi kelas baru mereka.

"Tapi nggak asik anjir! Gue harus nya udah angkatan empat gegara udah cukup umur, tapi malah balik jadi angkatan satu!" Kesal Hyunsuk.

"Yaudah sih terima aja, udah yok masuk. Sebagai wizard baru disini, gue nggak mau terlambat!" Ajak Jaehyuk disetujui yang lain.

Mereka langsung saja masuk kedalam kelas dan memilih tempat duduk seraya menunggu madam Taeyeon yang mengajar di kelas mereka.

"Goedemorgen kinderen, vanmorgen beginnen we met de les." Ujar madam Taeyeon kepada murid kelas nya.

(*selamat pagi anak-anak, pagi ini kita akan memulai kelas.*)

"Junkyu, Asahi, Yoshi? Mengapa kalian ada disini? Bukannya kalian angkatan 4?" Tanya madam Taeyeon seraya memperhatikan ketiganya yang tampak gelagapan.

Sontak pandangan semua murid langsung tertuju ke Junkyu, Asahi, dan Yoshi. Terutama anak trejo.

"Kenapa diam? Silahkan kembali ke kelas kalian," Suruh madam Taeyeon.

Junkyu, Asahi, dan Yoshi bangkit dari duduknya lalu membungkuk hormat ke arah madam Taeyeon.

"het spijt ons mevrouw, we zijn verdwaald." Kata Asahi mewakilkan.

(*kami minta maaf madam, kami tersesat.*)

Taeyeon terbelalak sejenak, "vier jaar scholing hier nog steeds verloren? Ernstig! ben je vergeetachtig?"

(*empat tahun bersekolah disini masih tersesat? yang benar saja! apa kalian pelupa?*)

"Yasudah, silahkan kembali ke kelas." Ucap Taeyeon.

Junkyu, Asahi, dan Yoshi terkikik dalam hati lalu melenggang pergi menuju kelas angkatan 4.

Mᴀɢɪᴄ Lᴀɴᴅ | ᵗʳᵉᵃˢᵘʳᵉWhere stories live. Discover now