10. MENGINAP DI TEMTIH

548 43 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Rangga dan Ellgar mengamati keadaan Daraya selama dua jam penuh. Mata yang sebelumnya nampak terbuka sekarang justru terbaring lemah tidak sadarkan diri karena suatu hal.

Kedua sahabat karib itu sedang asik dengan pikirannya sendiri. Di antara mereka sama sekali tidak ada yang mengajak bicara duluan.

Hening, hening, dan hening.

Untuk sekian lamanya, akhirnya suara hembusan nafas kasar milik Ellgar terdengar di ruang rawat Daraya. Ellgar membuka keheningan dan mulai bertanya ke Rangga yang menggenggam erat tangan Daraya yang tidak diperban.

"Rangga," Rangga menoleh ke arah Ellgar, "anak buah lo kok bisa tau kalau lo ada di Pasar Malam?"

"Gue yang nyuruh mereka buat jaga-jaga." Rangga melipat kedua tangannya di dada.

"Terus lo tau rencana penusukan ini?" Rangga geleng tidak tau. Kejadian ini bukan dirinya penyebabnya.

"Gue tau aja sehabis penusukan itu terjadi. Tapi sebelumnya gue curiga sama ekspresi adek lo," lontar Rangga alihkan pandangan ke Ellgar lagi.

Ellgar yang dengar cerita Rangga ada keanehan dengan adiknya menyela omongan Rangga. "Kenapa adek gue?"

"Menurut gue, adek lo itu udah tau kejadian sebelum penusukan terjadi. Adek lo tuh awalnya ingin ambil dimsum yang gue beli tapi gerakan tangannya tiba-tiba berhenti." detail Rangga

"Gue curiga kenapa Raya diam seperti kejadian di Kantin. Mangkanya gue amati terus adek lo itu. Nah, waktu dia normal, adek lo kek gusar. Lo tau?" Ellgar menggeleng tidak tau. "Dia selalu lirik lurus belakang gue. Gue ikuti arah pandang Raya dan lihat Raya amati penusuk itu sedang main HP."

"Setelah kejadian itu, gue simpulkan pasti ada bahaya. Gue kirim pesan singkat ke Febri. Dia laksanakan perintah gue." jelas Rangga lebar

Ellgar melirik Daraya yang lagi tertidur, kemudian kembali pandang sahabatnya. Keluarkan hembusan nafas dalam hilangkan sisa emosi ingin dikeluarkan barusan.

DARANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang