47. SALEP LEHER

255 33 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Ruang kelas yang ditempati Geng Vairon sekarang sedang fokus kerjakan lembaran soal. Guru yang sengaja berikan soal tersebut, ada urusan penting di Sekolah lain.

Ellgar yang asik menghitung menggunakan kalkulator, teralihkan ke deringan telpon dari adiknya.

Rangga yang mengintip hp Ellgar dan melihat nama Daraya di telpon Ellgar, perintahkan untuk tekan tombol speaker. Ellgar menuruti.

"Kak, tolong datang ke pojok lab kimia sekarang. Gak pakai lama. 2 orang."

Tut

Daraya mematikan panggilannya. Ellgar dan Rangga yang menyibukkan dengar perkataan Daraya sedikit tidak jelas, menjadi gelisah. Mereka natap satu sama lain dan adu pandang.

"Kayaknya adek gue gak beres. Ngga, ikut gue." Ellgar dan Rangga berlari dengan sekuat tenaga menghampiri tempat di mana Daraya berada.

Indra, Dika, dan Taro yang menonton mereka berlari entah tau ke mana, menjadi penasaran. Tanpa menunggu basa-basi lagi, Indra ikut berlari mengiringi mereka berdua. Disusul Dika dan Taro pastinya.

Sampailah Rangga dan Ellgar di Tempat Lab Kimia yang dimaksud Daraya. Mereka berjalan mengecek pojok lab kimia dan betapa kagetnya melihat secara langsung seorang pria tidak sadarkan diri di lantai dan Daraya duduk pejamkan mata yang terlihat kucel sekali.

Ellgar dan Rangga menghampiri Daraya dengan langkah gelisah. Rangga memegang pipi Daraya terdapat debu menempel.

Ellgar menggoyang tubuh Daraya dan menepuk pipi Daraya pelan menyadarkan adiknya. "Dek, bangun. Kamu ngapain di sini?"

Kedua mata Daraya perlahan terbuka dan mengedipkan dua kali, mata yang ngeblur. "Akhirnya kalian datang juga. Makasih ya sudah datang dan maaf." Daraya beri senyuman walaupun dirinya sendiri lemas.

"Kamu gak usah minta maaf justru Kakak yang minta maaf ke kamu karena gak bantu kamu tadi." Ellgar menggeleng tidak setuju.

"Ngga, tolong bawa adek gue ke Ruang UKS. Biar gue yang bawa pria itu ke Rumah Sakit terdekat." Ellgar menoleh ke arah pria yang tidak sadarkan diri.

Rangga membopong Daraya dalam dadanya. Daraya yang merasa naik dan melihat pacarnya menggendong dirinya, hanya pasrah lemas.

Pergilah kedua pasangan ini ke Ruang UKS. Baru saja keluar dari pojok lorong, Indra ada dihadapan mereka. Rangga beri isyarat bantu Ellgar.

"Bantu Ellgar." Indra paham berlari hampiri Ellgar dan membantu bawa tubuh pria tersebut terasa berat.

Rangga menaruh tubuh Daraya ke atas kasur keras milik UKS sekolah.
Lepaskan sepatu dan kaos kaki yang terpakai di kaki pacarnya itu untuk lebih enak bergeraknya.

Dokter kepercayaan Rangga masuk menghampiri Daraya dan Rangga. Dengar perintah dari Rangga, langsung laksanakan tugasnya sebagai dokter.

"Sepertinya nona ini habis dicekik oleh orang yang memiliki kuku yang tajam. Tubuhnya sekarang hangat." Dokter memeriksa semua tubuh Daraya. Rangga tempelkan telapak tangannya ke dahi Daraya dan benar kalau pacarnya demam.

Padahal tadi waktu gendong tidak merasakan hangat sama sekali. Untung Rangga memanggil dokter.

"Lebih baik nona istirahat untuk dua hari. Stamina nona menurun drastis." saran Dokter tidak ingin biarkan pasiennya semakin sakit. "Berikan vitamin dan salep untuk nona ini."

Rangga mengambil vitamin dari tangan dokter tua yang sangat dipercayainya. "Terima kasih banyak, Dokter Ando."

"Sama-sama, Tuan." jawab dokter yang bernama Ando beri senyuman dan anggukan. "Kalau begitu Saya pamit Tuan. Begitu saja yang ingin Saya sampaikan."

Rangga mengangguk bolehkan dan pergilah dokter tersebut dari Ruang UKS Sekolah. Hening yang dirasakan oleh Rangga.

"Kamu kenapa sih selalu bikin aku khawatir kayak gini. Aku paling gak suka lihat kamu baring lemah tak berdaya seperti gini." keluh Rangga mengelus rambut Daraya. "Sakit."

"Kalau sampai aku lihat kamu terluka lagi dan lebih parah dari ini, aku gak akan segan-segan buat musuh kamu meninggal."

"Kakak sudah terlalu sabar menghadapi musuh kamu itu yang tidak tau diri semuanya. Satu kalah dan satu lagi siap dibunuh."

Rangga menatap tajam Daraya yang terbaring lemah, kumpulkan semua energi yang terkuras habis.

Rangga yang mengantuk dan tidak bisa menahan rasa kantuknya lebih lama, pejamkan mata dengan posisi tangan menggenggam tangan Daraya.

"Kak Rangga," panggil Daraya yang mengelus rambut Rangga gunakan tangan kirinya.

Rangga yang merasakan sentuhan lembut dari sebelahnya, tersentak bangun melihat kekasihnya akhirnya bangun setelah setengah jam pingsan.

"Rindu," nangis Rangga seperti anak bayi kangen ke Mamanya. Daraya senyum malu dan merentangkan tangan terima pelukan Rangga.

Rangga pisahkan tubuhnya dengan Daraya dan mulai dengarkan cerita sesungguhnya. "Ayo sekarang cerita kenapa kamu tiba-tiba ada di pojok situ bersama pria itu."

Daraya menatap Rangga lucu, sepertinya dia cemburu. "Kakak jangan pikirkan yang aneh-aneh loh, Ya!" tawa Daraya geli

"Tadi itu hanya Raya selamatkan hidupnya dari Genderuwo sekaligus pria aneh kelas XII IPS 3."

"Maksudnya?" Rangga mengernyit bingung duduk di atas kasur memandangi wajah Daraya.

"Yang awalnya berniat cari angin, malah selamatkan hidup pria tadi dari Genderuwo. Keadaan pria tersebut begitu miris. Semua energi yang dimilikinya, diserap begitu aja sama Genderuwo dan disalurkan ke pria IPS 3."

"Jadi kamu maju selamatkan dia sendirian?" Daraya mengangguk benarkan dan tersenyum bangga kalau dirinya berani.

"Lain kali jangan sendirian. Ajak kami." peringat Rangga menyentil dahi Daraya gemas

Daraya mendengus kesal. "Iya semoga aja." Rangga memeluk erat Daraya nikmati sentuhan diantara keduanya.

"Bukan semoga, tapi HARUS LAKUKAN." tekan Rangga tenggelam dalam pelukan Daraya.

"Ayo sekarang Kakak obati leher kamu itu. Kalau sakit bilang ya," Rangga ambil isi salep dalam jemarinya. Oles secara lembut dan merata sedikit rasa perih lihat luka Daraya

Daraya yang terluka hanya senyum-senyum sendiri memandang wajah Rangga. Yang kelihatan begitu ketakutan untuk mengolesi lukanya.

"Raya cinta Kakak."

BERSAMBUNG

Terima kasih sudah mampir di cerita 'PổpcổNaNổ'. Semoga kalian suka:-). Dan sampai jumpa di chapter selanjutnya. ˁˀSee Youˁˀ.

SEMANGAT!

Buat : Selasa, 28 Juni 2022
Publik : Senin, 18 Juli 2022

𖤓 Jadwal Update : 𖤓
• Rabu = pukul 20.00
• Jumat = pukul 18.00
• Minggu = pukul 16.00

DARANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang