Bagian 41

1.8K 199 9
                                    

Chiko sedari tadi menggiti kukunya dengan bolak-balik layaknya setrika

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Chiko sedari tadi menggiti kukunya dengan bolak-balik layaknya setrika. Dia benar-benar khawatir pada Jilan yang belum kembali. Saat ia melihat kelompok Jilan datang Chiko langsung menanyakan dimana Jilan. Bukannya menjawab mereka justru ikut terkejut melihat 2 anggotanya belum datang.

"Yaudah sih, nanti juga datang," ucap Aldi dengan santai.

Chiko mendelik tajam.

"Cih, kalau aja lo lebih perhatiin setiap anggota lo! Pasti ga bakal ada kejadian kaya gini!" bentak Chiko.

"Lo nyalahin gue?!" Aldi menatap Chiko nyalang.

"Kalau iya kenapa?!" Chiko membalas tatapan Aldi tak kalah nyalang.

"Bangsat!"

Aldi langsung meninju rahang Chiko tanpa aba-aba. Chiko meludah, lalu membalas tinjuan Aldi.

"ALDI! CHIKO!" teriak Tasya.

"Maksud kalian apa berantem kaya gini hah?! Kalian pikir dengan kalian bertengkar kaya tadi Fero sama Jilan bakal tiba-tiba dateng?! Ngga! Mending kalian diem deh! Doain semoga Fero sama Jilan cepet ketemu! Bukan malah berantem  ga jelas!" omel Tasya.

Sedangkan kedua orang yang diomeli itu terdiam. Benar apa kata Tasya, pertengkaran mereka tidak akan membantu apa-apa.

"Saling minta maaf cepetan!" titah Tasya.

Chiko dan Aldi saling tatap, lalu memalingkan wajah masing-masing.

"Apa susahnya sih minta maaf! Maaf-maafan cepet! Atau gue laporin ke guru?"

Mereka berdua berdecak kesal.

"Gue minta maaf," ucap Chiko dengan perasaan ikhlas tidak ikhlas.

"Hm, gue juga minta maaf," balas Aldi.

Tasya tersenyum bangga, "nah kan kalau gini enak diliatnya."

"Btw, kalian dipanggil buat makan malam, buruan yang lain udah nunggu!"

"Iya," jawab Chiko dan Aldi bersamaan sembari mengikuti langkah Tasya.

Di tempat perkemahan itu hanya terdengar suara siswa yang sedang makan, tanpa mengobrol. Sesekali Chiko menoleh ke bagian hutan, menunggu kedatangan Jilan.

"Pak, bisa tolong siapkan tandu darurat? Kedua siswa sudah ditemukan, tapi salah satu kondisi siswa dalam keadaan kurang baik."

"Baik, akan saya siapkan!"

Chiko mendengar percakapan guru itu, dia harap itu bukan Jilan. Meski hatinya yakin jika itu Jilan.

"Maaf mengganggu, apa dari kalian ada yang menjadi anggota PMR?" tanya guru itu.

5 orang mengacungkan tangannya.

"Bisa bantu saya?" pinta guru itu.

"Siap! Bisa pak."

Jilan Minta Maaf, AyahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora