Bagian 52

4.5K 227 10
                                    

Siap untuk bagian terakhir?

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf, karena saya harus menyampaikan kabar baik sekaligus buruk

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf, karena saya harus menyampaikan kabar baik sekaligus buruk."

Jafar menatap dokter Misha dengan yakin. "Kabar apa itu?"

"Kabar baiknya, operasi pengangkatan sel kanker yang ada di paru-paru pasien Jilan berhasil, meski dia harus melalui (1)kemoterapi dan (2)radioterapi untuk memastikan apakah kondisinya benar-benar membaik dan kanker yang ada ditubuhnya tidak kembali tumbuh. Jilan mengidap kanker paru-paru beberapa bulan yang lalu, beruntungnya belum sampai ke stadium akhir itu mengapa operasi bisa berjalan cukup lancar. Maaf karena saya sudah menyembunyikan fakta ini pada bapak, sebenarnya Jilan meminta saya menyembunyikannya tapi dalam keadaan darurat saya terpaksa melanggarnya," jelas Misha.

Jafar terdiam, baru kemarin ia terkejut jika Jilan mengidap pneumonia sekarang ia lebih terkejut mengetahui jika penyakit itu berkembang menjadi tumor mematikan.

"Dan hal buruknya, setelah pemeriksaan lebih lanjut tadi. Kedua kaki Jilan mengalami ke-retakkan di bagian tulang betisnya, mungkin untuk beberapa waktu Jilan harus menggunakan kursi roda dan setelah menjalani terapi kaki, Jilan masih harus memakai alat bantu untuk bisa berjalan."

"Kemungkinan setelah dia sadar, dia akan terkejut dengan kondisinya dan itu memengaruhi psikisnya. Belum lagi, kejadian buruk yang menimpanya mungkin akan memperburuk kondisi psikisnya. Jadi, saya harapkan bapak bisa menemani Jilan dan tidak melakukan hal yang bisa memperburuk kondisinya," saran Misha.

Jafar mengangguk. Dia akan menjaga Jilan dengan sepenuh hatinya. Sudah cukup dia menyakiti putranya itu. Sekarang saatnya ia menebus semua kesalahannya.

"Terima kasih untuk semua informasinya, dok," ucap Jafar.

"Sama-sama," balas Misha. "Kemungkinan pasien Jilan akan sadar dalam kurun waktu minimal 8 jam atau maksimal 48 jam setelah di operasi," lanjutnya.

Jafar mengangguk, dia pergi dari ruangan dokter Misha. Sementara itu, Misha menatap Jafar dengan tersenyum kecil.

"Maaf Jil... kakak harus ingkar janji. Tapi kayanya ayah kamu bener-bener saya sama kamu, dia bahkan sekhawatir itu waktu nunggu kamu," gumam Misha. Perempuan itu memang tidak tahu apa yang terjadi antara Jilan dan ayahnya, tapi ia yakin jika kedua lelaki ini memiliki hubungan yang sedikit merenggang(?) Mungkin.

Setelah keluar dari ruangan dokter, Jafar langsung menghampiri Jilan di ruang inap. Dia meringis menatap Jilan yang terbaring lemah dengan berbagai alat di tubuhnya dengan kedua kaki yang ditopang dengam alat khusus. Jafar tidak bisa membayangkan betapa sakitnya Jilan menahan semua itu. Dia mendudukkan dirinya pada kursi di samping brankar Jilan. Dia menggenggam tangan dingin sang putra.

"Maaf...karena ayah, kamu harus menahan semua rasa sakit ini sendirian. Karena ayah, kamu bahkan harus berusaha menyembunyikan dan menyimpan semua luka dan ketakutan kamu sendiri. Maaf.... ayah belum bisa jadi bahu untuk kamu bersandar, tempat untuk kamu bercerita dan rumah untuk kembali pulang."

Jilan Minta Maaf, AyahOnde histórias criam vida. Descubra agora