14 -Home Alone.
"Bantuin gue biar jadian sama Theo.." Permintaan Yola membuat Areta keheranan.
"Eh... Ehehehe" Areta tak tahu ingin membalas apa, bahkan membuatnya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Please? Bisa kan?" Yola bertanya, namun Areta hanya diam tak melihatnya.
Areta berpikir sejenak, dan akhirnya "Iya, gue bakal bantuin lo."
—☙
Jian pergi ke dapurnya, Dia membuat susu cokelat di sana.
dia duduk di meja dapur, memikirkan ide ide yang mungkin nya cemerlang.
dia melihat ke vas bunga miliknya.
'Cantik' Gumam hatinya
Lamunannya terhenti ketika dia mendengar ketukan pintu dari luar, dia langsung menurunkan tubuhnya untuk membukakan pintu tersebut.
"He-" ucapannya terhenti ketika Jian langsung pergi tak menghiraukan nya.
"Jadi bagaimana? Lo udah ada ide ga?" Sean bertanya sembari meletakkan makanan yang dia bawa.
"tidak ada, lo sendiri bagaimana?" Jian bertanya balik kepada Sean.
"I was thinking about flowers" Sean menjawab tanpa melihat kearah Jian, dan fokus menyiapkan alat lukisnya.
"Same!" Jian langsung meraih ayam yang dibawakan oleh Sean, dan duduk disebelahnya, masih dengan kaus putihnya.
"Laper ya lo?" Dibalas dengan anggukkan dari Jian yang lahap memakan ayamnya.
Sean hanya menatap kanvas nya, bahkan sesekali mengecek ponselnya. Sementara Jian yang masih meraih ayam ayam goreng nya.
"Apa ya.." Sean berkata.
Jian akhirnya merasa kenyang, dan meminum lemon tea yang sekali lagi dia dapat dari Sean.
Setelah puas dengan makanan serta minumannya, Jian melihat kanvas nya, melamun.
Namun tak berselang lama, Karena Sean tiba tiba saja menoleh kepada Jian. Jian yang menyadarinya pun menatapnya balik, meskipun kebingungan, Jian tak memutuskan kontak mata mereka.
Sean melirik surai milik Jian, lalu mengeluarkan senyum tipisnya.
Dia mengambil cat warna miliknya, membuat Jian keheranan dengan sikapnya.
"Udah dapet ide nih ceritanya?" Jian mendapatkan jawabannya ketika Sean menganggukkan kepalanya
"Dari ngeliatin gue?" Sekali lagi dibalas anggukkan oleh Sean.
Jian mengangkat alisnya sejenak, lalu menggelengkan kepalanya.
dia kembali melihat kanvas Sean, terkejut ketika melihatnya, seseorang perempuan yang terlihat seperti memegang sesuatu di tangannya. Yang membuatnya kaget adalah ketika perempuan di lukisan itu mirip sekali dengannya.
Yang membuatnya mengangkat alisnya lebih lama.
"Itu..." Jian memutus kalimatnya "Iya, Itu lo" Sambung Sean.
"Ehm.." Jian sengaja berdeham
Sean melanjutkan gambarannya, sembari memakan ayam goreng yang dia beli.
Jian fokus dengan lukisan yang Sean buat, bahkan terkadang, dia sendiri fokus dengan Sean.
Sean menyisakan sesuatu untuk Jian selesaikan, Jian hanya menyelesaikan detail detail kecil di lukisan tersebut, Sean dan Jian pun tersenyum melihat hasil akhir mereka, lukisan itu cantik sekali.
"Woww" Puji Jian melihat lukisan didepannya.
"Pasti menang ini" disusul dengan ketawanya bersama Jian.
Ketika suasana menjadi hening, Sean kembali menatap Jian, begitu pun Jian.
Sean perlahan mendekati Jian disebelahnya, Saat hendak menciumnya, aktifitasnya terhenti.
Jian yang tak mau ciuman pertamanya diambil oleh Sean pun mendorong dahi Sean.
"Ga dulu ya"
TBC—☙
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART RACES [양정원-ON GOING]
Romance"𝖨 𝗐𝗂𝗅𝗅 𝗆𝖺𝗄𝖾 𝗒𝗈𝗎 𝗋𝖾𝖺𝗅𝗂𝗓𝖾 𝗒𝗈𝗎'𝗋𝖾 𝗆𝗂𝗇𝖾, 𝖺𝗇𝖽 𝖨'𝗆 𝖺𝗅𝗐𝖺𝗒𝗌 𝗒𝗈𝗎𝗋𝗌." -𝖧𝖾𝖺𝗋𝗍 𝖱𝖺𝖼𝖾𝗌- @𝗃𝖾𝖾𝖾𝖺𝗒𝗒 Kenapa tiba-tiba Areta berhadapan lelaki ini? Gilang yang dimaksudnya. Gilang yang memang terkenal dise...