44- Why can't i?
"Loh, Areta? Gilang? Ngapain kalian disini?"
Ternyata seorang perempuan bersama Theo.
Lebih parahnya, perempuan itu memeluk lengan Theo.
"Lo yang ngapain disini?" Gilang dengan membalas dengan kasar.
Areta yang mendengar balasan kasar Gilang itu menyenggol lengan Gilang.
"Theo? kenapa kamu sama dia?" Areta bertanya.
Menahan rasa kesal dan sedihnya yang bercampur aduk.
Theo berdecak, ia melepaskan lengannya dari genggaman perempuan yang bernama Naiyura itu.
"Kamu sama Gilang ngapain Re?" Theo bertanya kembali.
"Jawab pertanyaan dia dulu dong!" Gilang menaikkan nadanya.
"Gi!" Areta menegur Gilang.
"Maaf." Bisik Gilang.
Gilang mengalihkan pandangannya, sementara Naiyura disana memandangi Gilang yang terlihat kesal.
Theo dan Areta menjauh sebentar.
"Apa apaan Theo?" Areta mempertanyakan.
"Serius, itu Naiyura yang maksa" Theo beralasan.
"Ya kamu jauhin lah!" Areta kesal.
"Maaf Re, serius." Theo mengerutkan alisnya.
Areta mengalihkan pandangannya, menyisir rambutnya dengan jari jari halusnya.
"Yaudah, kamu anterin aku pulang." Areta menyilangkan tangannya.
"Iya iya, maaf ya Re." Theo tersenyum kecut.
Gilang memutar bola matanya tak sengaja mendengarkan percakapan mereka.
"Maaf ya Nau, aku pulang sama Areta." Naiyura terlihat cemberut.
Sementara Areta berpamitan dengan Gilang, Naiyura terlihat mengerucutkan bibirnya saat ia tak jadi diantar pulang dengan Theo.
Akhirnya Theo dan Areta pulang bersama.
Gilang hendak pergi, namun Naiyura menahannya.
"Kamu gamau anterin aku pulang? aku kan lagi sedih huhu" Naiyura mengerucutkan bibirnya.
Gilang mengeluarkan kertas berwarna dari sakunya.
"Nih duit, pesan gojek aja lo sana. Gausah gatel lo sama pacar orang." Gilang berkata lalu pergi dari hadapan perempuan itu.
Naiyura dilihat oleh banyak orang setelah itu, ia berteriak kesal.
-♥︎
Setelah berbaikan dengan kekasihnya itu, Areta mengerjakan tugas sekolahnya di meja belajarnya yang penuh buku.
Ia melihat tas belanja yang ia dapat sehabis berbelanja bersama Gilang.
Areta merasa senang bisa menghabiskan waktunya bersama Gilang, walaupun merasa agak bersalah karena ia memiliki Theo sebagai pacarnya.
Tak lama bunyi notifikasi dari ponselnya berbunyi.
Areta menanggapinya biasa saja, sampai ketika Naiyura mengetik pesan baru.
Areta menahan untuk tidak muntah di mejanya setelah melihat kelakuan Naiyura.
Tapi kenapa Theo menurut sekali dengannya?
Apa Areta salah? Areta berpikir mungkin dirinya memang berlebihan.
Logika Areta berkata Jian benar, namun perasaannya tak bisa berbohong, ia masih mencintai Theo.
Areta bimbang, bersama Theo ia sakit, tidak bersama Theo ia kesepian.
Rasanya ingin menampar wajah Theo sekarang juga.
Namun ia tak tega melakukannya.
-♥︎
Ia menggenggam erat tali tasnya ketika melihat Theo yang sekali lagi tiba di parkiran dengan Naiyura dibelakangnya.
Namun ia mencoba berlaku biasa saja.
Sekali lagi ingin menyapa Theo, malahan Theo menggenggam tangan Naiyura dan berjalan menuju gedung sekolah.
Sekarang Areta kesal, tiba-tiba datang seseorang.
Yang ternyata adalah Gilang.
"Lagi kesel?" Gilang menaikkan alisnya.
"Menurut lo?" Areta menjawab dengan ketus.
Mereka berhenti ditengah murid-murid yang sudah mulai berhabisan karena memasuki sekolah.
"Iya kesel." Gilang menjawab.
"Saking keselnya pengen nampar orang." Areta membalas ingin berjalan melewati Gilang.
"Tampar gua aja, Re."
TBC-♥︎
YOU ARE READING
HEART RACES [양정원-ON GOING]
Romance"𝖨 𝗐𝗂𝗅𝗅 𝗆𝖺𝗄𝖾 𝗒𝗈𝗎 𝗋𝖾𝖺𝗅𝗂𝗓𝖾 𝗒𝗈𝗎'𝗋𝖾 𝗆𝗂𝗇𝖾, 𝖺𝗇𝖽 𝖨'𝗆 𝖺𝗅𝗐𝖺𝗒𝗌 𝗒𝗈𝗎𝗋𝗌." -𝖧𝖾𝖺𝗋𝗍 𝖱𝖺𝖼𝖾𝗌- @𝗃𝖾𝖾𝖾𝖺𝗒𝗒 Kenapa tiba-tiba Areta berhadapan lelaki ini? Gilang yang dimaksudnya. Gilang yang memang terkenal dise...