19

114 22 0
                                    

19 -Feels.

"Seriously? Theo?" Jian berkata dengan nada kecewa, bagaimana tidak, Theo memberi mereka hadiah cincin yang bertuliskan nama mereka berdua disana.

"Ya, mahal loh, spesial buat kalian." Theo malah terlihat senang dengan hadiah pilihannya, yang ternyata ia tak sendiri, karena anggota yang lain juga menyukai hadiah dari Theo.

"Pakai! Pakai!" Orang-orang di ruangan itu berteriak kegirangan.

"Thanks, tapi enggak dulu" Jian bergegas menaruh kembali cincin itu ke tempatnya, lalu pergi keluar ruangan itu masih dengan kotak cincinnya.

Melihat itu, seluruh ruangan yang tadi ramai menjadi sunyi.

"Eh? Kok?" Theo berlagak seperti orang kebingungan dengan menunjuk Jian yang pergi.

Sementara Sean merapikan barangnya, memasukkan cincinnya kedalam tas miliknya. Lalu berdiri dan menghampiri Theo "Traktir gue makan aja." Lalu pergi keluar ruangan itu.

-❣

"Papa ya sudah membaik, kamu harus terimakasih kepada orang yang berdonasi itu ya nak" Ibu dari dua anak itu mengelus punggung Areta.

Areta sekarang bisa bernafas lega, beruntung saja ia dihampiri oleh Gilang tempo hari. Atau jika tidak, mungkin ia sudah berjualan di tengah ramainya kota.

Areta dilahirkan sebagai anak dari keluarga menengah ke atas. terimakasih kepada prestasinya, ia meraih banyak sekali piala. tak hanya piala, ia juga meraih beberapa uang dari olimpiade-olimpiade yang ia menangkan.

Ya meskipun salah satu arti nama miliknya adalah bangsawan.

Abangnya sendiri selalu bekerja hingga larut malam. Sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Papanya adalah seorang lelaki bisnis. Ia bahkan dekat sekali dengan bos nya.

Areta selalu bersyukur karena ia tak pernah merasakan perpecahan keluarga, bisa dibilang keluarganya selalu harmonis.

Bahkan selama bertahun-tahun.

Namun, ia ragu keharmonisan yang ia punya sekarang, hancur jika ia berkata jujur tentang hubungannya dengan Gilang. Karena orang tuanya selalu mewanti-wanti nya tentang pacaran dengan lelaki.

Karena itulah selama ini ia tak pernah memiliki seseorang di hidupnya, sebelum Gilang datang.

Bahkan ia menolak siapapun yang mengajaknya berpacaran.

Mungkin seringkali ia stres karena dihadapkan oleh pelajaran lagi dan lagi. Hidupnya yang sangat datar itu membuatnya kadang kadang muak. Untung saja penyemangat nya selalu ada disana. Keluarganya beserta Jian.

"Yasudah, kalau mau makan, ada makanan ya di meja masih banyak di makan aja" Ucapan ibunya membangunkannya dari lamunannya, dan segera membalasnya dengan mengangguk.

Areta langsung pergi menuju kamarnya diatas, segera merapikan dirinya.

-❣

TBC-❣

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

TBC-❣

HEART RACES [양정원-ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora