43

45 14 0
                                    

43 -Your past.

Areta bangun dengan suara alarmnya yang berbunyi, jam sekarang menunjukkan angka lima di pagi hari.

Ia pergi untuk mempersiapkan dirinya pergi kesekolah, berharap akan ada Theo yang menjemputnya kali ini.

Setelah ia selesai, Areta langsung membuka ponselnya, untuk menanyakan sesuatu kepada Theo.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naiyura Felineza Raniena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naiyura Felineza Raniena


Murid pindahan cantik, kaya, pintar, yang pindah disaat semester 2.

Juga teman dekat Theo Elliot K.

-♡

Ternyata Naiyura masuk dikelas yang sama dengan Theo, Areta hanya menyaksikan mereka berdua yang keluar masuk kelas bersama, bahkan Theo tak lagi menyapanya.

"Jadi gimana? Lo masih mau sama bajingan itu?" Jian menghampiri Areta yang sedang melihat Theo dengan Naiyura bercanda tawa di seberang sana.

"Jangan bilang kaya gitu, dia bukan bajingan Ji." Areta membalas.

"Lo tolol ya? Jelas jelas dia ninggalin lo kaya gitu." Jian menjelaskan.

"Gatau ih, gua pusing." Areta mengeluh.

Areta kembali mengarahkan pandangannya ke seberang sana, bukan Theo dan Naiyura yang ia temui, melainkan Gilang.

Areta tak lagi ingin melihat wajah Gilang, ia langsung memalingkan pandangannya.

"Tuh Gilang, kenapa lo ga sama dia aja?" Jian berkata.

"Yakali! Dia itu kan suka main cewe." Areta menjawab.

"Ya sama aja kaya cowo lo, gaada bedanya!" kesal Jian.

Areta tak bisa membalas apa apa lagi, karena perkataan Jian rupanya benar juga.

-♡

Bel pulang sudah berbunyi.

Lagi lagi, saat Areta hendak menghampiri Theo, ia mengurungkan niatnya.

Karena Areta melihat Theo dengan Naiyura.

Namun dengan Naiyura yang memeluk lengan Theo.

Ternyata mereka hendak pulang bersama.

"Oi! Re!" Teriak seseorang memanggil namanya membuat Areta seketika menoleh kearah suara itu.

Rupanya Gilang.

Apa lagi kali ini?

Gilang berjalan mendekati Areta.

"Cowo lo kemana?" Gilang bertanya.

"Apaansih Gi!" kesal Areta.

"Mau gua anterin ga lo? gua masih inget kok alamat kerumah lo." Gilang berkata sembari memainkan kunci mobilnya.

"Ga butuh." balas Areta dingin, lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Gilang.

"Kalau nanti lo mimisan lagi, telpon gua aja." Perkataan Gilang membuat Areta bingung, mimisan? Apa yang Gilang maksud ketika Areta menangis? Namun Areta tak mengingat ia pernah menangis ataupun memberi tahu tentang penyakitnya itu.

"Tau darimana lo gua mimisan?" Areta membalikkan tubuhnya kembali ke Gilang.

"Dari mama lo, kenapa?" Gilang menjawab.

Areta berdecak kesal.

"Oh iya, lo kalau kesel, pengennya ngapain, Re?" Tiba-tiba Gilang bertanya.

"Pengennya nonjok muka lo." ketus Areta.

"Buset, yang bener apa?" Gilang kembali bertanya.

"Gatau, gua pengen jalan jalan." Areta menyilangkan lengannya.

"Yaudah, masuk mobil gua cepet." Gilang berkata, dan langsung mendahului Areta ketempat parkirannya.

Tak punya pilihan lain, Areta juga sedang kesal, terpaksa ia mengikuti Gilang.

-♡

Padahal Areta inginnya jalan jalan memutari kota, ternyata tidak.

Gilang malah membawanya jalan jalan memutari mall yang seluas negara Rusia itu.

"Ada yang mau lo beli ga? nanti gua bayarin." perkataan Gilang itu membuatnya agak sedikit teringat Theo, ketika membelikannya minuman di kafe.

Areta menggelengkan kepalanya.

"Lo mau beli baju? Atau yang lain?" Gilang memiringkan kepalanya.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Areta pun mengangguk.

Mereka memutari mall, hal itu membuat Areta senang, sekaligus bernostalgia.

Sampai akhirnya, mereka mencoba untuk bermain di arena permainan.

Tak disangkanya, Areta malah bertemu dengan orang yang tak ingin ia temui.

"Loh, Areta? Gilang? Ngapain kalian disini?"

TBC-♡

HEART RACES [양정원-ON GOING]Where stories live. Discover now