[Dua Puluh Tiga]

410 30 2
                                    

🚫 3000+ word🚫



Saat hari cerah seperti biasanya. Bercanda riang tak ada habisnya. Kami melihat benda ajaib melayang☄ namun seketika...

Siing...

"Huh?"

"Ayo sekarang Jaeden tidur siang dulu. Jangan nonton tv terus. Inget kan kalau nanti malem kita ada acara ulang tahun perusahaan?" Arion berkacak pinggang tepat di depan televisi yang sempat ia matikan tadi.

"Loh... itu kartun nya baru mulai daddy.." melas Jaeden.

"Jaeden, kamu kan punya kaset nya. Nanti lagi aja nonton nya, sekarang tidur siang. Ini udah jam satu."

"Kenapa Jaeden harus tidur siang? Jaeden sudah besar. Zeze saja tidak tidur siang. Kenapa Jaeden harus?" Tanya Jaeden tak suka.

"Karena kamu yang paling kecil energi nya, tapi paling banyak tingkah nya. Jadi kamu harus tidur siang, biar punya energi ekstra."

"Hah? Jaeden ndak paham ah apa maksud daddy."

Arion berjalan kearah Jaeden dan duduk di sebelahnya.

"Intinya Jaeden, sekarang kamu harus tidur siang biar kuat melek buat acara nanti malam."

"Jaeden ndak- HOOOAAAMMM... ngantuk dad."

Arion menutup mulut Jaeden yang terbuka lebar akibat menguap, menggunakan tanganya.

"Ouh, tidak mengantuk?- apa benar Jaeden tidak mengantuk?" Tanya Arion pelan sembari menarik kepala Jaeden untuk tidur di atas paha nya.

Dengan mata sayu, Jaeden tetap mengangguk dan bersikeras untuk mengatakan kalau dia tidak mengantuk.

"Haza Jaeden Bara itu anak daddy kan?" Tanya Arion dengan tangan sibuk mengusap dahi dan rambut Jaeden.

Jaeden mengangguk pelan.

"Kalau anak daddy itu, berarti harus nurut apa kata orang tua kan?"

Jaeden mengangguk lagi.

"Iya.. jadi sekarang Jaeden tidur siang oke?"

Lagi lagi seperti terhipnotis, Jaeden mengangguk. Bagi Jaeden, mendengar suara rendah daddynya adalah bius terbesar baginya.

"Pinter... sekarang Jaeden tidur siang, nanti daddy bangunkan lagi oke?"

Jaeden mengusap matanya dengan kasar. "Key.."

Arion menahan tangan Jaeden agar tidak melanjutkan kegiatannya. "No... jangan di kucek matanya. Nanti sakit sayang."

"Hu'um."

"Daddy.."

Dan sudah dimulai.

"Tidur sayang."

Jaeden mengangguk kecil sebelum akhirnya ia berbalik arah, dari yang sebelumnya terlentang, menjadi miring dan kepalanya tenggelam di perut Arion.

"Jiaaakh disuruh tidur siang." Ejek Zayden dengan suara kecil sambil menunjuk Jaeden.

"Hush sana jangan ganggu kakaknya kalau nanti ga mau ngurusin waktu dia rewel, tadi katanya mau pergi sama Danu."

"Iya ini mau berangkat. Minta uang dad." Zayden menengadahkan tanganya pada Arion dengan tersenyum lebar.

"Emang uang bulanan kamu belum daddy transfer?"

Zayden menggeleng. "No no."

"Yaudah, nanti daddy transfer ya. Daddy harus pindahin kak Jaeden dulu."

My Priorities [ JAZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang