[Dua Puluh Empat]

408 35 5
                                    

🚫 4000+ word, dan ada beberapa part yang sedikit sadis(?), jadi bijak lah dalam membaca untuk yang masih dibawah umur. Entar kebawa mimpi, kan repot. Tapi kalau mau nekat/ ngerasa ga ngeri ya 🥭.🚫


"Semua daerah hotel aman?"

"Clear."

"Oke, pertahankan."

.

"Masih mau nambah lagi ga cookies nya?"

Jaeden menggeleng. "Dah kenyang."

"Yaudah, sekarang kamu minum, habis itu daddy ajak ketemu tamu lagi."

"Tamu siapa? Zeze ga ikut?"

"Enggak, Zeze mu udah kenal semuanya Den."

"Loh kok gitu..."

"Udah, sekarang ikut daddy dulu, habis ini kita pulang, udah malem."

"Reno, Juna, aku titip."

Reno dan Juna mengangguk mengiyakan.

Arion menggandeng Jaeden ke tengah ruangan menuju kerumunan yang terdapat satu keluarga.

Sekilas, mereka tampak seperti keluarga pada umumnya. Namun lama kelamaan Jaeden merasa terus diperhatikan secara intens oleh ketiga perempuan dan laki laki muda di sana. Dan itu jelas membuat nyali Jaeden ciut.

"Selamat malam pak Sadewa." Sapa Arion.

"Tuan Arion! Selamat malam, selamat malam. Apa kabar tuan?" Jawab pria bernama Sadewa itu dengan senang sambil menjabat tangan Arion.

"Baik, saya sekeluarga baik. Pak Sadewa sendiri?"

"Ah, kami sama baiknya tuan. Ouh ya, maaf kami datang terlambat."

"Tidak apa apa, bukan masalah besar. Ini hanya acara sederhana. Saya malah sangat berterima kasih karena pak Sadewa sekeluarga mau datang ke acara saya."

"Sederhana apanya tuan, tuan ini suka sekali merendah."

"Hahaha, itu memang kenyataan nya pak."

"Ouh ya, saya kesini mau memperkenalkan anak saya yang pertama pada anda. Karena kemarin anda baru bertemu yang kedua, jadi sesuai janji saya, saya bawa anak saya yang pertama."

"Ohh jadi ini, anak anda yang pertama. Sudah besar ya."

"Haha iya, ayo Jaeden perkenalan."

Jaeden menatap Arion sejenak sebelum akhirnya ia menatap orang orang di depannya dengan takut. Bagaimana tidak, tatapan mereka sangat mengintimidasi dirinya.

"H-hai... selamat malam, nama saya Haza Jaeden Bara. Salam kenal."

"Nah Jaeden, beliau ini namanya pak Sadewa Rey, beliau teman kerja daddy sejak dulu. Dan mereka itu keluarganya."

"Ini istrinya, bu Sadewa. Yang tiga perempuan itu anaknya, Aruna Rey, Kana Rey, Moza Rey. Kalau yang dua laki laki itu menantu pak Sadewa, namanya Farel, sama Ferdian." Arion menunjuk masing masing orang yang ia sebutkan pada Jaeden.

"H-hai...salam kenal semuanya." Sapa Jaeden kaku.

"Salam kenal sayang, tidak usah takut. Kami tidak galak kok." Ujar bu Sadewa ramah sembari mengusap telinga dan bahu Jaeden.

"I-iya."

"Ehm... sepertinya sudah cukup perkenalan nya, dan karena ini sudah larut malam, saya dan keluarga mau izin untuk mendahului." Ucap Arion.

"Ouh, tuan sudah harus pergi? Sangat lucu karena ini adalah acara tuan, dan anda adalah tuan rumahnya. Kenapa pulang secepat ini?"

Arion maju untuk membisikan sesuatu pada Sadewa. "Biasa, ada yang sudah mengantuk."

My Priorities [ JAZ ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora