Jovanka Fate || 28

2.9K 80 7
                                    

Hari demi hari berjalan sesuai seperti yang sudah ditentukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari berjalan sesuai seperti yang sudah ditentukan. Sama halnya dengan gadis cantik yang masih memejamkan mata menikmati betapa nikmatnya bermalas-malasan. Padahal sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, namun ia belum sedikitpun beranjak dari tempat tidurnya. Ia adalah Jovanka.

Sudah 3 hari ini setelah kejadian dimana kepulangan Jovanka dari Aussie, Jovanka mood-mood an. Bahkan Raya, sahabatnya sendiri itupun merasa sangat aneh dengan sikap Jovanka.

Jika hari ini moodnya sedang bagus, ia akan bersenang-senang seolah-olah tidak mempunyai beban masalah. Namun tiba-tiba ia akan menangis dan bersedih meratapi betapa malang nasibnya. Bahkan terkadang Jovanka bisa menangis kejer jika tidak dituruti kemauannya.

Jika kalian bertanya bagaimana mengenai Jovanka dan Vero maka. Jovanka dan vero lost contact sejak saat itu. Tidak, bukan keduanya. Melainkan hanya Jovanka saja. Berulang kali Jovanka mendengar kata maaf dari Vero hingga dirinya bosan.

Mulai dari Vero mengiriminya pesan maaf, meneleponnya, dan mendatanginya secara langsung di apartemen hingga berakhir diusir oleh Jovanka.

Jovanka masih sakit hati mengenai perkataan Vero. Jovanka butuh waktu untuk menyembuhkannya. Bahkan ia juga sering menangis kala merindukan Vero. Seolah keinginan untuk bertemu dengan Vero adalah kewajiban yang harus terpenuhi bagaimanapun caranya.

Jovanka juga bingung sendiri dengan dirinya dan Vero. Vero mudah sekali berubah-ubah sikap yang berhasil membuat Jovanka kebingungan. Di satu sisi ia merindukan Vero namun di satu sisi hatinya juga terbesit setitik benci pada Vero. Vero merupakan kebahagiaan yang menyakitkan secara bersamaan.

Saat menikmati betapa halus selimut yang membungkus tubuhnya, tiba-tiba terlihat sekelebat bayangan mengenai Vero yang lancang menyelinap dalam pejaman matanya mengganggu acaranya yang menikmati ayam yang dibaluri tepung dan digoreng kering dengan cocolan saus keju dan saus pedas. Ahh nikmatnya.

Secara tiba-tiba dan tanpa bisa dicegah air mata Jovanka menetes dan mulai terisak pelan. Terpaksa membuka matanya dan memukul kecil kepalanya kesal mengapa mengganggu acara memakan ayamnya.

Masih menangis terisak dengan bibir yang sudah berkomat-kamit merutuki betapa bodohnya bayangan Vero yang mengganggunya, Jovanka mengambil ponsel. Membuka aplikasi pengantar makanan online dan mencari fried chicken.

Belum sempat ia memesan, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka tanpa permisi oleh laki-laki yang berhasil membuat air matanya kembali turun hari ini. Ia adalah Vero.

Terlihat di sana ia datang dengan pakaian yang simpel dan wajah yang selalu tampan. Terkadang Jovanka heran mau bagaimanapun Vero ia tetap terlihat sangat tampan, kan nggak adil pikir Jovanka.

Vero berjalan mendekat kearahnya yang masih terisak dengan mulut yang menggerutu pelan karena Vero berada disini. Jovanka kembali memfokuskan mata pada ponsel tidak memperdulikan kehadirannya juga tanpa peduli apa yang sekarang berada digenggaman tangan Vero.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang