Jovanka Fate || 51

3.2K 89 2
                                    

“Loh, jovanka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Loh, jovanka.” Panggil seseorang yang terdengar seperti kaget.

Merasa namanya dipanggil jovanka reflek langsung mencari siapa orang itu and oh shit.

“Astaga gue kangen banget sama lo.” Ucap orang itu langsung memeluk jovanka.

Jovanka hanya bisa diam mematung tanpa membalas pelukan laki-laki ini. Jovanka masih kaget dan juga tidak tahu harus apa hingga suara anak kecil menyadarkan jovanka.

“Jangan peluk-peluk mama sembarangan.” Ucap anak thyo dengan tegas menarik-narik baju laki-laki itu.

Tersadar, jovanka tersadar dan segera melepaskan pelukan laki-laki itu. Sedangkan disisi lain, laki-laki itu tidak percaya. Apa katanya? Bocah laki-laki itu memanggil jovanka dengan sebutan mama? Apakah rumor dan foto yang jovanka unggah itu benar dan tidak dibuat untuk lelucon saja?

“Om itu siapa sih ma? Main peluk-peluk orang sembarangan.” Kesal thyo dengan cemberut menatap aneh laki-laki yang tadi memeluk mamanya.

Jovanka tersenyum canggung menatap thyo dan laki-laki itu bergantian.

“Eum... Thyo, om itu temen mama sewaktu SMA namanya om bian.” Kenal jovanka pada anaknya. Bian tersenyum canggung pada anak jovanka namun hanya dibalas sinis oleh thyo.

“Kak bian, maafin thyo ya.” Ucap jovanka meminta maaf tidak enak dengan sikap thyo. Bian menjawab dengan tersenyum dan mengangguk.

Sebenarnya jovanka ke kafe ini hanya ingin nongkrong-nongkrong karena kafe ini baru buka beberapa minggu yang lalu dan tengah ramai diperbincangkan dikalangan anak-anak remaja dari pada bosan di rumah, ehh malah ketemu bian.

“Gue kira postingan lo waktu itu bercandaan.” Ucap bian jujur.

Jovanka tersenyum dan kembali menyuapi thyo makan, “Aku emang waktu itu beneran hamil dan alasan aku pindah juga sebenernya nutupin kehamilan.” Jelas jovanka jujur.

“Berarti lo udah berkeluarga?” tanya bian yang kemudian celingukan mencari suami jovanka.

Jovanka menggeleng, “Aku nggak pernah nikah.” Jawab jovanka yang langsung membuat bian memelototkan matanya, sedetik kemudian bian merubah raut wajahnya dan mengangguk mengerti.

“Alhamdulillah.” Gumam bian dengan hati yang berbunga-bunga.

“Apa?” tanya jovanka karena tidak mendengar gumaman bian dengan jelas.

“Ahh enggak.” Jawab bian dengan tersenyum.

Karena terlalu larut dengan kesibukan menyuapi anaknya dan sesekali menyahuti pembicaraan bian membuat jovanka tidak sadar bahwa ternyata bian tidak datang sendirian.

Jovanka mendongakkan wajahnya setelah selesai menyuapi thyo. Seketika matanya membelalak terkejut karena bian yang duduk dengan anak manis yang hanya diam memandang jovanka.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang