34. Kerjasama

97 12 0
                                    

☆ Note: Ambil yang baik, buang yang buruk. Bijaklah dalam membaca!
☆ Jangan lupa untuk meninggalkan vote dan komen kalian, jangan hanya sekedar membaca karena author juga butuh semangat huhu...
☆ Follow instagram author @mrvn.ganteng @araajauu.wp
☆ Kalau rame, jangan lupa buat share story ini ke temen kalian ya

wp☆ Kalau rame, jangan lupa buat share story ini ke temen kalian ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🏀🏀🏀

Keesokan harinya, pagi-pagi buta Marven langsung berangkat menuju rumah orang tuanya sebelum pergi ke sekolah. Ia sudah mengabari Marwa dan wanita itu mengatakan bahwa Ayahnya sudah pulang dua hari yang lalu.

Sesampainya ia disana, Marven langsung bergegas menuju dapur karena sang Bunda sudah pasti berada disana setiap pagi untuk memasak sarapan.

Benar saja, ada Marwa disana. Wanita dengan gamis abu-abu itu terlihat sudah rapi dan wangi seperti biasa, sedang sibuk mengaduk-aduk nasi goreng diatas wajan.

"Assalamualaikum, Bunda."

"Wa'alaikumussalam warahmatullah," sahut wanita itu lembut.

Marven lalu menyalami tangan Marwa, "Ayah mana?" ia bertanya.

"Masih dikamar lagi siap-siap mau kerja, sayang."

Bergegas Marven pun berlari menuju kamar orang tuanya yang berada dilantai dua.

Tokk.. Tokk.. Tokk..

Ketika sampai, Marven langsung mengetuk pintu kamar tersebut dan mendapati sahutan dari dalam sana.

"Masuk..!!"

Krieet..

"Ayah!" panggil Marven usai menutup pintu itu kembali. Ia lalu duduk di sofa yang ada dikamar tersebut, memperhatikan sang Ayah yang sedang sibuk berkaca memasang dasi berwarna merah melingkar dileher.

"Kenapa, Marven?" tanya lelaki itu.

"Ayah punya anak buah yang bisa ngelacak data pribadi orang nggak?"

"Maksud kamu?"

"Ih, temen Ayah atau siapa gitu yang bisa ngelacak data, kek hacker gitulah." Jelas Marven kembali.

Nalendra lalu mengambil jas biru malamnya yang menggantung didalam lemari dan kembali menatap si bungsu, "ada."

"Boleh aku pinjem gak, Yah?"

"Kamu kira barang apa dipinjem-pinjem segala, emangnya kamu mau ngapain hm?"

"Ada satu hal yang mau aku sama Kean selidiki, panjang ceritanya mah. Intinya, aku mau satu Hacker anak buah Ayah itu."

"Kamu inget Om Damian?"

Marven nampak seperti sedang mengingat-ingat. Beberapa detik kemudian, "oh! Inget! Kenapa?" tanya nya.

"Beliau pinter ngehack-hack gitu loh, gak mau minta tolong ke Om Damian aja?"

Marven menolak, "gak! Ntar imbalannya malah aku disuruh nikahin anak dia, gak mau."

MARVENDRA : Trouble Maker Boy [ END✔ ]Where stories live. Discover now