Truth or Dare || 48.

1.7K 221 22
                                    

"Kini aku menyadari, jika kamu bukan hanya menghadirkan cinta, namun juga menghadirkan luka."

• Anindira Rayline •

.
.
.
.
.

~•~

~•~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~•~

***

Keluar dari Mal, Anin berjalan kaki tak tentu arah, ponselnya yang terus bergetar ia abaikan.

Dia hanya butuh sendiri, menata hatinya yang sangat sakit melihat bagaimana suaminya duduk berdua dengan wanita lain, apakah selama ini ia di bohongi oleh Juan, lelaki itu selalu mengatakan jika tidak akan pernah menerima perjodohan itu.

Tapi kenapa di depan mata kepalanya sendiri, ia melihat suaminya duduk bersama perempuan itu, bahkan dia sempat melihat Juan tersenyum kepada Kaia.

Hal yang tidak pernah Juan lakukan beberapa hari ini kepadanya, Juan jarang memperhatikannya lagi, mengajaknya bicara pun sangat jarang.

Sudah merasa lelah Anin duduk di halte bus, meskipun ada rasa takut di hatinya, namun tak membuatnya berniat untuk pulang, saat ini ia tak ingin bertemu dulu dengan Juan.

Ia duduk dengan pandangan kosong, Air matanya sedari tadi belum mau berhenti mengalir. Sudah berusaha kuat, tapi tetap saja rasanya sakit.

Selang beberapa menit kemudian, deru suara mobil terdengar berhenti tepat di hadapannya.

"Anin!" teriak seseorang yang baru saja keluar dari mobil.

"Gue cariin lo. Ternyata di sini," mereka adalah Puput dan Maya, usai keduanya adu cekcok dengan Kaia, mereka segera mencari sahabatnya.

Beruntung mereka bisa menemukan Anin, jika tidak. Akan membahayakan untuk perempuan itu berada di tempat sepi sendiri.

"Gue anter pulang ya? Ini udah malam, kayaknya juga mau hujan," kata Puput kepalanya mendongak melihat cuaca yang tiba tiba mendung.

"Gue nggak mau pulang," jawab Anin cepat, suaranya sangat serak.

Puput dan Maya saling pandang sebentar, kedua menjadi bingung harus bagaimana. "Gue bukannya nggak mau nawarin lo, tapi gue tinggal di kontrakan, kecil lagi. Gue takutnya lo nggak nyaman," ujar Maya merasa tidak enak.

Puput terdiam sejenak, ia seolah sedang berpikir. "Kerumah gue aja, kebetulan orang tua gue lagi ada acara keluarga di Bogor, kemungkinan dua hari kedepan baru pulang." Anin menoleh menatap Puput.

"Gue nggak mau ngerepotin kalian,"

"Nggak kok. dari pada lo di sini, bahaya. Udah malam juga, yuk pulang, Nin." mengedarkan pandangannya, Puput sedikit bergidik ngeri tempatnya gelap dan sepi, di tambah sekarang sudah hampir tengah malam.

Truth Or Dare (END) Where stories live. Discover now