Truth or Dare || 78.

1.2K 116 8
                                    

~•~

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

***

Jika yang lain menggunakan waktu jam istirahatnya untuk mengisi perut, namun tidak dengan Anin.

Wanita itu justru tengah asyik membaca buku di perpustakaan seorang diri, duduk sendiri di meja paling pojok dekat dengan jendela.

"Serius banget sih."

"Astaghfirullah!" pekik Anin tanpa sadar ketika mendengar bisikan di telinga kirinya, tersadar kini sedang berada di perpustakaan Anin segera membekap mulutnya sendiri, menatap jengkel pada si pelaku.

Juan malah tertawa puas sembari duduk di depan Anin. "Bikin kaget aja sih." gertak Anin dengan suara pelan.

"Siapa suruh serius banget, aku panggil pakai kode nggak nyaut." Anin tak menjawab lalu fokus kembali pada bukunya.

"Kenapa nggak ke kantin? Malah pergi kesini?" tanya Juan, tangannya sibuk membuka snack untuk dirinya sendiri, dan juga roti untuk sang istri.

"Aku ada tugas dari guru, mau aku cicil ngerjain sekarang. Biar nanti di rumah cepat leha-leha," jawab Anin tanpa menatap lawan bicaranya.

Tubuh Juan condong kedepan lalu dengan suara sedikit pelan ia bicara. "Mau leha-leha? Atau mau bikin dedek lagi." godanya.

Sontak Anin mendongak, membekap mulut suaminya. "Ih_ Kak Juan. Bisa nggak sih. Nggak usah ngomong gitu! kalau ada yang dengar gimana?!" Anin melihat keadaan sekitar dan beruntungnya hari ini perpustakaan tidak terlalu ramai.

Juan tak menanggapi omelan Anin, ia justru tertawa pelan sambil menyuapi roti ke istrinya. "Makan, belajar boleh. Asal perut tetap di isi," Anin tak lekas menerima suapan tersebut, ia malah tersenyum memandangi Juan yang jarak mereka cukup dekat.

"Tau kok suaminya ganteng. Nggak usah di lihatin terus gitu, aku cuma punyanya Anindira Rayline Abimanyu seorang, nggak ada wanita lain yang bakal ngambil aku dari kamu." bisik Juan begitu pede.

Walaupun sedikit menyebalkan, namun nyatanya pipi wanita itu bersemu merah.

"Kak Juan nggak makan?" tanya Anin usai menerima suapan rotinya dan juga mengalihkan topik agar tidak semakin salah tingkah. 0

"Nanti aku makan," jawab Juan enteng sembari menikmati snacknya.

Juan melipat tangannya di atas meja, memperhatikan wanitanya yang fokus sekali membaca buku cukup tebal.

Sadar jika sedang di perhatikan, membuat Anin kurang fokus. "Kak," panggil Anin.

"Ehm?" jawab Juan tanpa merubah posisi dan juga tatapan matanya.

"Dari pada Kakak disini cuma lihatin aku, mending Kakak ke kantin gabung sama yang lain." usul Anin, yang sebenarnya sedikit terganggu dengan pandangan yang Juan berikan, bukan tidak suka.

Truth Or Dare (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang