Truth or Dare || 50.

1.8K 187 4
                                    

"Meskipun melakukan kesalahan, jangan pernah berhenti untuk berjuang."

• Truth or Dare •

.
.
.
.
.
.
.
.
.





~•~

~•~

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

~•~








***

"Gue nggak nyangka, Kak Juan tega ngelakuin ini, kenapa dia nggak cerita tentang kematian Mama gue Put." sedari Juan pergi hingga waktu terus bergulir, Anin belum berhenti menangis.

Puput yang berada di sampingnya hanya mampu diam, mengusap punggung Anin, berharap sahabatnya itu bisa berhenti menangis.

"Selama ini, gue kayak orang bodoh yang nggak tau apa-apa. Pantes ketika gue mau lihat jenazah Mama, mereka ngelarang. Katanya takut gue susah lepasin kepergian Mama gue!"

"Tapi lo udah dengerin, alasan Juan nggak cerita sama lo?"

"Gue nggak mau denger apapun alasan dia untuk saat ini, gue benar-benar kecewa sama Kak Juan. Dan kalau boleh jujur, gue marah sama mereka. Karena keluarga Kak Juan. Gue kehilangan orang yang paling gue sayang Put!" ujar Anin datar.

"Jadi, lo nggak mau maafin suami lo?"

Anin tak lantas menjawab, ia termenung untuk sesaat hingga dia berkata. "Mungkin untuk saat ini gue nggak mau ketemu dia, nggak mau dengerin apapun penjelasannya. Gue butuh waktu, hati gue beneran sakit." Anin meraba dadanya yang terasa sesak.

Anin memang butuh waktu, entah sampai kapan. Yang jelas, dia tidak mau bertemu Juan.

Dia benar benar kecewa dengan Juan, apalagi mengetahui jika Oma yang menutupi kasus ini, dia pikir Oma benar adalah orang baik, namun nyatanya sama saja di matanya.

Kekecewaan terbesar adalah, di saat kamu di bohongi oleh orang yang paling kamu percaya di dunia. rasa sakitnya akan membesar dan sulit untuk di obati.

"Untuk sementara waktu, boleh nggak gue tinggal di sini, Tapi. Kalau nggak bisa juga nggak apa-apa, biar nanti gue cari tempat."

"Santai aja, orang tua gue nggak masalah kok. Besok mereka pulang, ntar biar gue ngomong ke bokap sama nyokap, lo pokoknya tenangin diri dulu."

Anin meraih tangan Puput. "Thank ya, Put. Lo udah mau bantuin gue," Puput tersenyum hangat, memeluk Anin lalu mengusap punggungnya.

"Kita kan sahabat, harus saling tolong menolong."

Di tempat lain Juan tengah merenung di sebuah kelab bersama ketiga sahabatnya, Juan tak melakukan apa-apa.

Hanya duduk anteng, namun pandangannya kosong lurus kedepan, Bimo, Alex dan Vino menghela napas beratnya, melihat bagaimana kacaunya Juan.

Truth Or Dare (END) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt