Datang bulan

259 42 0
                                    


"Heh Jamur! Kamu mencuri kaos kaki punyaku?!" Leo membuka paksa pintu kamar Lusy, membuat sang pemilik terkejut.

"Bisa lebih sopan lagi? GUE PUNYA KAOS KAKI SENDIRI, NGAPAIN NYURI PUNYA LO!" Lusy bangun dari ranjang nya, membawa gunting yang tergeletak di atas nakas. Lalu menghampiri Leo.

"Tunggu-tunggu, kamu jangan gegabah Lusy. Ini kakakmu yang paling tampan." Leo mundur beberapa langkah, waspada sang gunting menancap di dada atau perut nya.

"Kalo kamu mati, aku jadi anak satu-satunya di keluarga ini. HAHAHA!"

"BUNDA! LUSY KESURUPAN!" Leo segera lari tunggang-langgang meninggalkan Lusy.

Lusy menghela napas. Moodnya sedang tidak bagus, di tambah sang kakak selalu mencari gara-gara. Padahal mereka sudah memiliki kaos kaki masing-masing. Lusy berwarna pink, dan Leo hitam. Untuk apa dia mencuri?

Lusy meringis, perutnya terasa kram. Itu karena hari ini adalah jadwal dia PMS bulan ini. Lusy menjatuhkan tubuhnya ke lantai, mungkin ini terlalu berlebihan. Tapi sungguh, ini terasa menjengkelkan.

"Arghh! Bunda, sakit" Lusy mencengkram perutnya.

"Ya ampun, Lusy!" Dea, Sang bunda segera menghampiri anaknya.

"Tuh kan, Bun. Lusy kesurupan! Leo panggil pemadam kebakaran ya?"

"Kok pemadam kebakaran?" Dea mengernyitkan dahinya.

"Dari pagi sampe sore belum mandi soalnya, biar di siram sama mereka. Siapa tau setan yang ada di tubuh Lusy keluar." Leo mengeluarkan ponselnya.

Dea hanya mengangguk setuju.

"Ini siapa?!" Dea menepuk-nepuk pipi Lusy.

"Sakit!" Lusy terus meringis, karena perutnya yang sakit.

"Ini siapa?! Keluar dari tubuh anak saya!"  Dea mengusap wajah puteri nya.

"Aing maung.." Tedi membuka pintu kamar sambil merangkak, dengan pakaian kantor yang masih dikenakan.

"Ya ampun, ayah juga kesurupan?" Dea panik.

Leo membuka kamera nya, lalu menekan tombol merah. Dan mulai merekamnya.

"Oke guys! Gue lagi di rumah sekarang, tepatnya di kamar si jamur. Kali ini adik gue lagi kesurupan, dan tiba-tiba si kepala botak masuk dengan keadaan kemasukan siluman harimau." Leo bergerak maju-mundur untuk menghasilkan video dengan kualitas terbaik.

"Kebetulan sekarang malam jumat, mungkin setannya merasa terpanggil karena adik saya tidak mandi sejak pagi. Jadi guys pesan buat kalian, jangan pernah melewatkan mandi meski itu tidak berguna. Bunda, ciss dulu." Leo menyorot sang bunda yang tengah panik.

Dea menghadap ke kamera ponsel anaknya, lalu nyengir kuda dengan air mata yang tak terbendung. Jangan lupakan tangan dua jarinya.

"Gini amat punya keluarga." Lusy memejamkan mata di pangkuan sang bunda.

"Wah ternyata si jamur sudah sadar guys, sekarang tinggal si botak tua. Pak tedi silakan pose dulu!" Setelah menyorot Lusy, kini Leo mendekatkan ponselnya ke arah sang ayah.

Dengan keadaan merangkak, Tedi menengok kamera lalu berpose jempol dengan wajah datarnya.

"Oke, CUT! Kerja bagus semuanya!" Leo mematikan ponselnya lalu bertepuk tangan.

"Anak durhaka!" Tedi membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Ayah udah sadar?" Dea mengelus kepala botak milik suaminya.

"Ayah gak kesurupan, bunda. Tinggalin aja Lusy, dia cuma lagi dateng bulan." Tedi menunjuk celana pendek Lusy yang berwarna pink berubah warna di bagian belakang.

"Iyakah? Ya ampun kamu ngagetin bunda aja, cepat mandi nanti kak Leo beliin pembalut nya." Dea mengelus rambut Lusy.

"No-No-No! Bunda, dimana letak harga diri Leo? Masa Leo ke supermarket cuma beli pembalut?" Leo menyilangkan tangannya di dada.

Lusy menatap Leo tajam, "Gue panggang burung Lo!"

Leo bergidik ngeri, akhirnya dia menuruti perintah sang bunda.

"Bunda, sekarang malam apa?" Tedi membantu Dea bangun, meninggalkan Lusy yang masih tergeletak tak berdaya.

"Malam jum'at, yah."

"Pintar sekali istriku ini, ayo kita buat adik bayi yang lucu buat Lusy." Dan akhirnya pintu tertutup.

"TIDAAAKKK!!" teriak Lusy histeris.

HAPPINESSWhere stories live. Discover now