Terlambat

55 16 2
                                    

"Saya- dimana?" Daren melihat sekelilingnya.

"Udah sadar? Lama banget pingsannya!" Lusy bangun dari duduknya.

"Istriku!" Daren memeluk erat paha Lusy.

Lusy menggelengkan kepalanya, Hari sudah malam. Daren pingsan cukup lama tadi, sekitar lima jam lamanya. Lusy sampai tak makan karena terus menunggu Daren bangun.

"Lupa ingatan ya? Mau ku pukul lagi kepala mu pake batu yang ada di tol cipali?!" Lusy melepas paksa pelukan Daren.

"Kenapa kamu sangat senang menganiaya saya?!" Daren mengerucutkan bibirnya.

"Kamu mesum!" Lusy berbalik meninggalkan Daren yang masih tergeletak di lantai.

Benar, sejak pingsan Lusy tidak memindahkan Daren ke kamar ataupun kursi. Bayangkan seekor semut mengangkat seekor singa. Apa bisa?

"Hey, tunggu! Mau kemana?" Daren berjalan tertatih-tatih sambil memegang kepala nya.

"Pulang!" Lusy melirik Daren sekilas, lalu mencoba membuka pintu.

"Harus saya masukan pasword dulu, tunggulah sebentar. Nanti saya antar," Daren meraih tangan Lusy.

"Gak perlu! aku bisa pulang sendiri. Tadi sekretaris mu menelepon mu, sepertinya ada urusan." Tutur Lusy.

"Kamu tak ingin makan bersama dulu?" Daren mencoba menahan kepergian Lusy.

"Aku bisa makan di luar, lagipula aku harus pergi ke Rumah sakit dulu!"

Akhirnya Daren menyerah, sepertinya Lusy sangat kesal. Dan sepertinya Daren harus pergi ke kantor. karena ciko, sekertaris nya bilang ada beberapa masalah di kantor.

"Kalau begitu hati-hati di jalan, maaf soal tadi." Ucap Daren merasa bersalah.

Lusy tak menggubris perkataan Daren. Dia segera pergi meninggalkan Apartemen itu. Lalu menelepon sang kakak untuk menjemputnya ke Rumah sakit.

Butuh waktu lima belas menit menunggu kedatangan Leo. Malam semakin larut, Lusy berniat membawa Gavin ke rumah bersama kakaknya.

"Ngapain kamu di apartemen itu?"

"Sama siapa?"

"Ngapain aja di dalam?"

Begitulah pertanyaan yang di lontarkan Leo saat di perjalanan. Lusy hanya menjawab seadanya.

"Kakak, jangan pulang dulu! Bawa Gavin ke rumah ya. Lusy ada urusan sebentar di sini," Lusy menutup pintu mobil, diikuti oleh Leo.

Lusy menggendong Gavin, bayi yang sangat menggemaskan. Lalu menyerahkan bayi itu ke Leo. Lusy harus membantu Juno membereskan dokumen pasien yang di rawat hari ini, karena dia sendirian tak ada yang membantu.

"Pulang nya sama siapa?" Tanya Leo setelah menggendong Gavin.

"Abang ojek!" Leo lalu mengangguk mengerti.

"Hati-hati, kakak pulang dulu!" Leo melambaikan tangannya.

"Shopee COD, Shopee COD, bayar langsung di tempat..." Leo bersenandung ria sambil menimang Gavin pelan.

Lusy masuk ke ruangan yang terdapat Juno di dalamnya.

"Masih belum beres?" Lusy menepuk pelan pundak Juno.

"Tinggal setengah, aku sedikit pusing kalau beresin sendiri." Juno menunjuk dokumen yang berserakan.

"Aku bantu sampai jam sebelas, ya!" Juno mengangguk setuju.

•••

"Makasih banget, Lusy! Sisanya biar aku beresin nanti. Kamu boleh pulang sekarang." Juno tersenyum senang.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang