terulang

75 19 1
                                    

"Ingin makan bersama?" Daren mengulas senyum.

Selesai sudah bermain banyak permainan hari ini. Tidak ada satu game yang dilewatkan oleh mereka berdua.

"Sebentar, kemana kak Leo?" Lusy melihat sekeliling. Mencari keberadaan sang kakak.

"Leo? Siapa dia? " Daren menautkan alisnya.

" Kakaku, tadi dia bermain disini" Lusy membuka ponsel. Dan benar saja, Leo dan kedua orang tuanya mengirim dia pesan.

"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" Daren melihat isi pesan dari ponsel Lusy.

"Mereka meninggalkan aku." Lusy mengerucutkan bibir nya.

"Makan sore dulu dengan ku, nanti saya antar pulang!" Lusy mengangguk setuju.

Lusy tidak berani menolak, cacing di dalam perutnya sudah demo ingin di beri makan.

"Baiklah, pesan sesukamu!" Daren menyodorkan menu di restoran dekat mall yang mereka datangi tadi.

Lusy memilih beberapa makanan, kalap sudah dia memesan banyak makanan. Lusy benar-benar kelaparan, bermain seharian membuat nya lupa untuk mengisi perut yang keroncongan.

Daren hanya tersenyum. Membiarkan wanita di hadapan nya ini mengoceh karena kelaparan.

Beberapa saat kemudian, 7 macam makanan sudah di hidangkan di meja mereka. Lusy menatap makanan yang sangat menggugah selera tersebut.

"Makanmu banyak juga ternyata." Daren menyuap steak ke dalam mulut nya.

"Bukankah sudahku bilang aku sangat kelaparan?" Ucap Lusy dengan mulut penuh.

"Aku pandai memasak, ingin memakan masakan ku?" Ajak Daren.

"Tak ada waktu, aku harus pergi bekerja sekarang. Terimakasih untuk semuanya, kapan-kapan ku traktir!" Lusy menunduk tanda hormat setelah menghabiskan makanan nya.

Daren melihat punggung Lusy yang mulai lari menjauh. 'Wanita yang unik' Daren mengulas sebuah senyum.

Lusy menunggu di pinggir jalan, menanti kehadiran sang ojek online pesanan nya. Tidak butuh waktu lama Lusy menunggu, pesanan nya sudah sampai didepan mata.

"Lama banget, aku udah gak tahan tau!" Lili berlari menuju toilet.

"Kenapa?" Tanya Lusy pada Juno.

"Abis makan bakso, sambalnya tumpah setengah. Mau di ganti katanya gak usah." Juno mengangkat bahunya.

"Lusy, abis dari mana?" Tanya Juno tiba-tiba.

Lusy menoleh, " Kenapa emangnya?"

"Bawa kucing?" Juno menunjuk tas yang terpakai di punggung Lusy.

"Astaga, Miko!" Lusy menepuk jidatnya, sedangkan sang kucing hanya tertidur pulas.

Bagaimana Lusy bisa lupa? Dan kenapa Daren tak memberi tahu nya? Lusy menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan perlahan.

"Selagi tak mengganggu tidak apa-apa kok." Juno menepuk pundak Lusy.

"Permisi!" Seorang wanita memasuki ruangan.

Juno berlalu keluar, meninggalkan Lusy bersama pasien yang baru saja datang.

"Dokter, kandungan saya sudah 7 bulan. Tapi saya tidak merasakan tendangan dari bayi saya, saya jadi khawatir." Jelas wanita itu.

Lusy mengangguk paham, lalu mengajak wanita itu untuk merebahkan tubuhnya.

"Baik, saya periksa sebentar ya!"

Lusy menyiapkan alat Fetal Doppler, lalu mengoleskan gel ke perut sang ibu hamil. Setelah itu Lusy menempelkan alatnya ke perut wanita itu.

"Janin ibu baik-baik saja. Mungkin anak ibu akan menjadi anak yang suka rebahan dan malas-malasan seperti saya." Lusy menghentikan pemeriksaan.

HAPPINESSحيث تعيش القصص. اكتشف الآن