Reincarnation?

470 65 19
                                    

═•°• ! INFO ! •°•═

╰► Italic : karakter sedang membatin, kata yang dianggap penting, kata yang menggunakan bahasa luar (Inggris, Jepang, Korea).

╰► Bold : dialog / kalimat yang bermakna penting dalam cerita.

╰► Bold Italic : Sound effect, tanggal + jumlah word.

◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤


Bel pertanda berakhirnya jam sekolah telah berbunyi. Para siswa pun satu per satu mulai berhamburan kembali ke asrama, ingin segera menikmati nyamannya kasur yang empuk. Mengistirahatkan tubuh mereka yang letih dan mengumpulkan staminya untuk keesokan harinya.

Menyempatkan diri mampir ke toilet, ia berniat mencuci tangannya sebentar. Namun sialnya sebelum sampai di sana ia dicegat oleh beberapa siswa yang memiliki tubuh dan fisik yang jauh berbeda dengannya.

"Yooo~ Mau kemana? Ikut kami sebentar yuk," ujar seseorang siswa tersenyum tidak mengenakkan dengan tatapan mata yang seolah sedang mengancam.

Melengkungkan alisnya sehingga membuat dahinya terkenyit, si surai merai berucap, "Kalau aku tidak mau?"

"Oya? Kau mulai berani rupanya. Sayang kami tidak menerima penolakan," balasnya melirik pada orang di sebelahnya seakan mengisyaratkan sesuatu.

Dan benar ternyata orang yang satunya kini memegang erat pergelangan tangan Riku, membuat meringis kesakitan dibuatnya. "Lepas! Aku akan berteriak nanti!" ancamnya.

"He? Di sini sepi lho~ Sepertinya kau tidak beruntung," balasnya menatap remeh dan kembali melirik kepada orang yang masih memegangnya erat. "Seret dia!" perintahnya.

"A-apa- hei! Kubilang lepaskan!!" berontaknya berusaha menyingkirkan genggaman kuat di lengannya. Namun sayangnya itu tidak mempan sama sekali, justru genggaman itu semakin menguat hingga menimbulkan kemerahan di sana. Apa dayanya ketika diseret begitu saja oleh orang-orang ber*ngsek itu. 'Perbedaan kekuatan ini sungguh tidak adil!!!' batinnya berteriak kesal.

Ia terus diseret hingga mereka sampai di area gudang yang penuh dengan debu. 'Sial! Mereka benar-benar licik!' benaknya marah. Ia berusaha tidak menghirup terlalu banyak udara di sana.

"Asma itu sungguh merepotkan ya? Maka pembicaraan kita akan lebih singkat"

Menggeram kesal Riku memandang tidak suka kepada kedua orang yang jelas sekali sedang membully-nya. "Kalian benar-benar menyedihkan"

"Hah?! Bocah lemah ini ngomong apa barusan?!" balasnya terpancing emosi lalu mendorong keras si surai merah hingga tubuhnya oleng dan terjatuh duduk di lantai. Ia dapat merasakan rasa nyeri pada tulangnya yang terbentur permukaan ubin lantai dengan keras.

"Apa telingamu bermasalah? Aku bilang kalian menyedihkan!" tegas Riku yang semakin membuat lawannya menjadi naik darah. Meskipun sempat oleng, akhirnya ia bisa kembali berdiri dengan benar. Ia menutup hidungnya dengan punggung tangan ketika dirasa ia menghirup debu-debu yang mendominasi gudang itu.

"Kau!" Orang lainnya ikut menanggapi dengan wajah marahnya. Dengan keras telapak tangan dilayangkan menuju sebelah pipi dan menimbulkan tamparan yang cukup menyakitkan.

Berusaha menyeimbangkan langkahnya, Riku mengepalkan telapak tangannya dengan tangan satunya ditaruh menuju pipipinya yang memerah. 'Sakit...'

"Memang benar kalian menyedihkan. Hanya berani menindas yang lemah saja. Benar-benar menyedihkan," ucapnya tersenyum meremehkan. Setidaknya ia sudah bersiap-siap dengan apa yang akan diterimanya ketika memprovokasinya. 'Waduh.. Aku ini memang bodoh deh...' batinnya pasrah.

IN ANOTHER LIFEWhere stories live. Discover now