Aku tidak mau adik lagi

331 47 5
                                    

Sebuah butiran sebening kaca itu jatuh dari permata crimson yang terlihat sendu. Kepalanya ia tundukkan hingga bertatapan dengan kembarannya yang terbaring dengan menjadikan kakinya sebagai bantal. Bulir bening itu mendarat di wajah putih sang kakak, terus-menerus berjatuhan.

Tangan itu terulur untuk meraih surai merah yang bertebangan terbawa angin. Menyentuhnya dan melepaskannya, ia tersenyum hangat di tengah sisa-sisa waktunya. Manik amaranth pinknya menyempit, ia berusaha mengatur nafasnya setenang mungkin.

"Jangan menangis, jangan merasa bersalah, dan jangan menyesalinya," begitu ujarnya mengusap bulir bening yang menetes keluar.

"Aku ingin mempunyai kekuatan yang mampu untuk menghapus ingatanmu," ungkapnya merasa semakin nyaman dengan hembusan angin yang seakan menghipnotisnya untuk segera tidur.

"Kakak!" Ia berteriak tidak terima dengan pernyataan tersebut. Permata crimson itu tak berhenti menghasilkan bulir- bulir bening. Sesekali ia menyentuh surai baby pink itu juga memainkannya.

Lagi-lagi... Manik amaranth pink ini mendekati saat-saatnya untuk redup. "Aku menantikan moment saat kita bertemu di lain waktu," tuturnya menyentuh tangan sang adik yang menempel di pipinya. Merasakan kehangatan sekaligus obat untuk rasa kesepiannya.

Dalam hitungan detik sepertinya kelopak itu akan segera menutup. Dengan sangat berat hati, sang adik mengecup kening kakaknya. "Sampai jumpa di lain kehidupan, kakak."

Bibirnya menampilkan senyum puas dan tepat sebelum kegelapan melahapnya, ia dapat menangkap pemandangan di mana sedetik kemudian sang adik menangis keras.

Gelap. Di kehidupan ini, waktunya telah habis. Durasi yang dari satu sisi terasa lama namun di sisi lain, ternyata sangat singkat.

Waktu habis.

...

⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙

.

↺1%

.

↺18%

.

↺35%

.

↺67%

.

↺99%

.

⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙

.

.

.

𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .

.

███▒▒▒▒▒▒▒

.

█████▒▒▒▒▒

.

███████▒▒▒

.

IN ANOTHER LIFEWhere stories live. Discover now