Forest

997 119 2
                                    

Sudah dua minggu, Eliza dan Kim bersama di dalam hutan. Eliza menceritakan semua dan alasan mengapa dia berada di dalam hutan. Kim yang mendengarkan cerita Eliza menohok tidak percaya bahwa putranya memiliki selir bahkan berniat mencelakai Eliza. Tak jarang dia mencela perilaku Sophia yang menurutnya tidak memiliki hati nurani sama sekali.

"Kenapa Leon mau mengangkatnya menjadi selir?!" Ketus Kim kesal. Dia tidak pernah ingat bahwa ia mengajarkan Leon untuk memiliki selir ditambah tindakan selirnya sudah tidak masuk akal dan manusiawi.

Eliza menggeleng, "Aku tidak tahu. Dia mengangkat Sophia setelah penyerangan ke kerajaan Olirian." Jawab Eliza pura-pura tidak tahu. Padahal memang Sophia lah tokoh wanita utama di novel yang sempat dia baca meskipun di dalam novel Sophia bukanlah wanita bermuka dua dan berperan antagonis.

"Jika aku bertemu manusia itu, aku akan lempar dia ke jurang!" Seru Kim emosi dengan mata yang menyala.

Eliza terkekeh, dia merasa lucu dengan tingkah Kim.

Selama dua Minggu bersama Kim. Eliza semakin tahu bagaimana karakter ibu Leonardo. Kim adalah orang yang cekatan dan cerdas, meski begitu, kadang dia sembrono dan polos. Begitulah sosok Kim di mata Eliza. Tak jarang Eliza merasa terhibur dengan perilaku Kim yang menurutnya lucu.

"Eliza, berapa lama lagi kita akan di hutan? Sepertinya para tentara dan ksatria akan menyisir hutan ini segera." Ucap Kim sembari menyalakan api untuk membakar ikan hasil tangkapan mereka.

"Bersiap saja. Kita akan pergi segera. Kita harus pergi lebih jauh lagi." Jawab Eliza yang sedang menancapkan batang kayu ke dalam mulut ikan yang telah mati.

"Aku tidak ikut campur masalahmu tapi aku jadi ikut was-was seakan aku buronan." Keluh Kim.

Eliza tertawa renyah, "Seru bukan, pikir saja kita sedang acara camping di hutan."

Kim memetetkan matanya, "Mana ada camping sampai dua minggu. Ditambah kita harus menyelundup seperti serangga." Kritik Kim.

"Ya sudah, bagaimana jika aku serahkan kamu ke penjaga pasti akan langsung diadili karena warga ilegal." Ancam Eliza menyematkan sedikit ledekan terhadap Kim Seok.

"Ngga! Lebih baik aku bersamamu. Sudah jelas jika kamu adalah orang yang sama-sama reinkarnasi dan menantuku!" Bantah Kim.

"Ya sudah tidak perlu mengeluh lagi. Kita tinggal satu bulan setengah lagi untuk kembali ke istana." Ujar Eliza kemudian menancapkan batang kayu di tanah untuk dibakar.

"Iyalah asal aku bisa makan dan hidup."

--

Hilangnya ratu menjadi bahan pembicaraan di dalam istana. Leonardo memberi titah untuk tidak menyebarkan berita hilangnya ratu di luar istana.

"Eliza belum ditemukan?" Suara berat dan murka Leonardo membuat tubuh semua orang merinding.

"Hormat Yang Mulia. Kami belum menemukan Yang Mulia Ratu." Jawab seorang ksatria.

"Tidak becus!" Mata Leonardo menyalang. Mata emasnya beradu sempurna.

"Maafkan kami, Yang Mulia. Kami akan segera menemukan Yang Mulia Ratu. Para tentara dan ksatria sudah mulai bergerak menuju hutan lain di dekat Marstan."

Para ksatria segera pergi setelah mendapat tanda dari Leon.

Cain tengah diam di belakang Leonardo. Dia mencoba tetap tegar meski di dalam pikirannya terus tersemat rasa khawatir pada ratu.

"Leon." Ucap Rossandro. Dia sedang fokus pada sebuah berkas di tangannya.

Leonardo tak bergeming. Dia terdiam di kursi menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Ada yang ganjil." Lanjut Rossandro.

Mendengar kalimat Rossandro, Leon mengalihkan pandangannya pada sahabatnya.

"Apa yang kau maksud?" Tanya Leon.

"Aku membaca beberapa informasi dari informan rahasiaku." Sahut Rossandro.

Leon mengernyitkan alis, "Lalu apa yang dia katakan?"

"So M P W So G T SWh." Rossandro mengucapkan beberapa sandi yang hanya diketahui dirinya, Leon, dan kedua sahabatnya.

"Apalagi?" Tanya Leon.

"So M P F Hou."

Mata Leon membulat, Cain dan Robert pun turut terbelalak.

"Cari tahu lebih lanjut." Ucap Leon.

"Baik."

"Apa yang mereka inginkan?" Gumam Robert yang terdengar oleh Leon.

"G&G."

Robert menyeringai, "Sepertinya akan ada hal seru."

"Ya. Kita harus segera membereskan." Sahut Rossandro.

"... Sebelum mereka bertambah bodoh."

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang