-34-

1.4K 168 28
                                    

Itu photo di chapter 33 aku edit gak ada yang mau komen gitu? Gak ada reaksi gitu? Kalian gak asyikk ihh😤



Tidak terasa waktu berjalan dengan begitu pantas. Kandungan Jennie juga sudah memasuki bulan ke 8 namun Chaeyoung masih belum sadar dari komanya. Luka tusukan Chaeyoung bahkan sudah mengering namun kondisi Chaeyoung masih belum menunjukkan tanda stabil.

"Jen,kamu tidak apa apa?"tanya Jisoo

Jennie mengangguk"Capek dikit Eon. Perut aku sudah semakin gede jadi sulit untuk aku berjalan"

Jisoo tersenyum"Dia pasti sudah tidak sabar untuk keluar"

"Dan aku berharap agar Chaeyoung menemani aku pas lahiran nanti"lirih Jennie

"Chaeyoung pasti bangun! Bukannya dia sendiri yang tidak sabar menunggu kelahiran anak kalian ini huh?"

Jennie tersenyum namun sedetik kemudian alisnya mengernyit ketika merasakan nyeri diperutnya"Akh!"

"Jen!"Jisoo berseru khawatir. Dia melotot ketika melihat ada cairan yang membasahi celana yang dipakai oleh Jennie"A-air ketuban k-kamu"

Jennie mencengkram tangan Jisoo"E-Eonnie hiks"dia mula terisak ketakutan.

"Tenang Jen"Jisoo berusaha menenangkan Jennie. Dia membantu Jennie bangkit dan membawa Jennie keruangan Dokter Tiffany.










:
:

Suasana langsung menjadi heboh. Semua ahli keluarga Chaeyoung bersama ahli kelurga Jennie sudah tiba dirumah sakit setelah menerima panggilan dari Jisoo.

Sekarang,Jennie lagi diperiksa oleh Dokter Tiffany.

"Apa yang terjadi Jis?"tanya Dara

"Air ketuban Jennie sudah keluar Tante"sahut Jisoo

"Bukannya kandungan Jennie masih bulan ke8?"bingung Irene

Ceklekk

Bersamaan dengan itu,pintu ruangan Dokter Tiffany dibuka. Keluarlah Dokter Tiffany dengan wajah paniknya"Jennie harus dibawa keruangan operasi. Dia harus melahirkan dengan segera"

"Hah?! Kenapa bisa?!"kaget Dara

"Kondisi kandungan Jennie lemah. Bayi itu harus segera dilahirkan"sahut Dokter Tiffany.

"Ya sudah. Lakukan apa saja Dok. Tolong selamatkan Jennie sama si bayi"pinta Jiyong

Dokter Tiffany mengangguk dan bergegas meminta para suster menyiapkan ruangan operasi.








Kini diruangan Chaeyoung hanya ada Irene bersama Seulgi dan Yerim. Yang lain masih menunggu Jennie yang akan dioperasi untuk mengeluarkan si bayi.

"Aku khawatir sama Jennie"ujar Irene sendu

"Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka"sahut Seulgi mengelus punggung Yerim yang tertidur didalam gendongannya.

Secara tiba tiba,Irene menatap Chaeyoung yang perlahan lahan membuka matanya"Chaeyoung?!"

Irene bergegas keluar dari ruangan itu. Tidak butuh waktu yang lama,dia kembali bersama Jiah"Chae. Apa kamu bisa mendengarkan Mama?"tanya Jiah.

Chaeyoung mengedipkan matanya berkali kali. Jiah memeriksa kondisi Chaeyoung dan beralih melepaskan masker oksigen yang dipakai oleh Chaeyoung.

Irene mengambil segelas air dan membantu Chaeyoung meminumnya"Sudah merasa lebih baik?"

Chaeyoung mengangguk dan menatap mereka semua bergantian"Apa yang terjadi?"

"Kamu ditusuk terus koma hampir 2 bulan"sahut Irene"Kasian sama istri kamu"lanjutnya

"Istri?"beo Chaeyoung dengan wajah polosnya.

Plakkk

Irene yang kesal malah menggeplak kepala Chaeyoung yang masih terbalut perban itu"Kamu lupa sama istri kamu hah?!"serunya galak.

Chaeyoung meringis"Ah iya,aku sudah ingat"ujarnya cengesan"Dimana Jennie?"

"Kandungan Jennie sudah 8 bulan tapi dia sudah mau melahirkan"ujar Jiah

Chaeyoung melotot"Melahirkan?! Dimana dia sekarang?!"paniknya

"Diruangan operasi"sahut Irene

"Yakk!"Irene berteriak kaget ketika Chaeyoung tiba tiba mencabut infus ditangannya dengan kasar.

"Kamu mau kemana Chae?"tanya Jiah khawatir.

"Aku harus menemani istri aku"Chaeyoung turun dari kasur"Shh"dia sedikit meringis gara gara luka tusukannya itu.

"Kamu tidak boleh kemana mana!"halang Irene

"Istri sama anak aku butuh aku!"sahut Chaeyoung.

Dia turun dari kasur dan berjalan keruangan operasi dengan langkahnya yang sedikit oleng. Kepalanya sedikit pusing namun dia berusaha kuat demi istri dan anaknya.

"Dasar keras kepala!"omel Irene

"Sudahlah. Biarin saja. Jennie juga butuh suaminya"ujar Seulgi menenangkan sang istri.









"C-Chae?"mereka yang menunggu didepan ruangan operasi menjadi kaget ketika Chaeyoung menghampiri mereka.

"Aku mau masuk! Istri sama anak aku butuh aku!"tegas Chaeyoung

Dongwook memanggil seorang suster. Setelah mendapat izin,Chaeyoung akhirnya memasuki ruangan operasi itu.

"Wifey"

Jennie beralih menatap Chaeyoung"H-Hubby"matanya berkaca kaca. Dia memang masih sadar soalnya Dokter hanya memberi obat bius disetengah badannya saja.

"Maaf karena aku telat"ujar Chaeyoung memberi elusan dikepala Jennie. Dia beralih mengecup dahi Jennie berkali kali.

"Maafin aku By. Aku gagal menjaga anak kita"lirih Jennie

"Aniyo. Bukan salah kamu. Semuanya sudah takdir. Anak kita pasti tidak kenapa napa. Dia kuat sama seperti Mommy dan Daddynya"Chaeyoung hanya fokus menatap Jennie. Dia tidak ingin menatap operasi yang terjadi itu.

Takut. Iya,dia takut melihat semuanya"Terima kasih karena sudah berjuang"bisik Chaeyoung mengecup pipi Jennie berkali kali.

"Betapa begonya gue kalau gue mensia siakan sosok yang sudah berjuang melahirkan anak gue ini" batin Chaeyoung dengan mata berkaca kacanya.




  Tekan
   👇

Revenge Love✅Where stories live. Discover now