03. Clara Park

2.3K 178 16
                                    

Clara Park.

Bagaimana bisa Johnny melupakan wanita gila itu.

"Anak yang dia kandung bukan anakku." Ucap Johnny, ia melanjutkan langkahnya menuju kamar. Sembari memijat pelipisnya, kepalanya terasa pening karena wanita gila bermarga Park itu sekarang telah mengetahui alamat rumahnya.

Baru saja menginjakkan kakinya di lantai kamar, tangannya lebih dulu ditahan oleh Jaehyun ketika ia hendak pergi ke kamar mandi.

"Apa kau memang se-bajingan ini?" Seru Jaehyun dan menatap Johnny dengan mata bulatnya yang menatap Johnny datar.

Johnny membalas tatapan Jaehyun, tak kalah datar. "Jaga bicaramu, Seo Jaehyun." Johnny menghempaskan tangan Jaehyun dengan kuat, membuat pemuda itu mundur beberapa langkah.

Johnny menarik tubuh Jaehyun dan meremat bahu pemuda cantik itu. "Dengar ini baik-baik, Nyonya Seo. Aku tak pernah bersetubuh dengan siapapun sebelum ini. Dan wanita itu bukan kekasihku!"

Johnny mendekati wajah Jaehyun, berbisik sensual ditelinga Jaehyun. "Nyata nya, keperjakaan penisku direnggut oleh lubang perawanmu. Hanya kau, Seo Jaehyun yang pernah merasakan seberapa perkasanya aku di ranjang."

Jaehyun memejamkan matanya ketika Johnny meniup lehernya. Tangannya mendorong tubuh Johnny menjauh. "Bukan aku yang merenggutnya, kau yang menyerahkannya bajingan!"

"Kau nampaknya perlu diajarkan etika seorang istri." Johnny menarik tangan Jaehyun dan membanting tubuh sang istri keatas ranjang lalu mengukungnya.

"Perlu ku ingatkan seberapa indahnya desahanmu memanggil namaku kemarin hm?" Tangan Johnny menjalar liar, menyentuh setiap inci kulit Jaehyun yang tersembunyi didalam piyama.

"Emhh~" Jaehyun menggigit bibir bawahnya, tangannya menahan tangan dingin Johnny yang menyentuh putingnya.
"Aku sebenarnya lelah, namun entah kenapa sekarang aku bersemangat untuk membuatmu kelelahan." Johnny mengecup bibir Jaehyun, menjilat dua benda lembut itu lalu menggigitnya.

________

Jaehyun mencengkram erat sprei ranjangnya yang sudah terlihat sangat kusut, pemuda cantik itu menggigit bibirnya untuk menahan desahannya meskipun itu terlihat sia-sia karena Jaehyun tak dapat menahan desahannya ketika kejantanan Johnny menunbuk lubangnya dengan telak.

Dengan posisi menungging seperti ini membuat kejantanan Johnny masuk semakin dalam, membuat Jaehyun semakin mabuk karena sensasi nikmat ketika ujung kejantanan yang besar itu menyentuh titik terdalamnya.

Sementara Johnny yang bekerja menumbuk dengan keras dibelakang sana juga ikut merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa. Kejantanannya dipijat dengan kuat didalam sana, dinding-dinding basah itu menarik-narik kejantanannya agar masuk semakin dalam.

Tangan Johnny mengelus pipi bokong Jaehyun yang memerah bekas tamparan tangan besarnya, matanya tetap fokus pada cincin lubang Jaehyun yang tersumpal kejantanannya.

"Ahh~ mhhh johnnn~" Jaehyun membaringkan kepalanya diatas ranjang, membiarkan Johnny terus bekerja dibelakang sana. Ia terlalu lelah melayani nafsu binatang suaminya itu.

"Ohh Damn!" Johnny semakin mempercepat gerakannya, mengabaikan suara decitan ranjang yang mungkin sebentar lagi akan patah.

Jaehyun mendesah semakin kencang, kejantanan Johnny masuk terlalu dalam! Dan itu akan membuatnya klimaks, lagi.

Johnny merendahkan tubuhnya, Jaehyun memejamkan matanya ketika Johnny mengecup bahunya.

"I'm cumhh"

"Mhhh~

Pasangan itu keluar bersamaan. Sang dominan mengelus perut sang sub yang tengah mengatur nafasnya. Cairannya masih menembak keluar didalam sana.

Johnny mengangkat tubuhnya, menatap kearah lubang Jaehyun yang mengeluarkan cairan lengket miliknya yang tak muat tertampung didalam sana.

Jaehyun mengangkat kepalanya, dengan perlahan pemuda itu merangkak menjauhi Johnny. Johnny menatap kearah kejantanannya yang dikeluarkan dengan paksa karena Jaehyun menyeret tubuhnya menjauh.

Johnny tersenyum miring, ia membungkukkan tubuhnya. Mengukung tubuh Jaehyun yang bergetar ketakutan lalu menggerakan pinggulnya dengan cepat.

"Kau pikir ini sudah berakhir, Mrs. Suh?"

Jaehyun mencengkram kedua tangan Johnny yang mengurung kepalanya, mulut kecilnya terus terbuka untuk mendesah semakin kencang yang berakibat pada tumbukan Johnny yang semakin cepat untuk mengejar pelepasannya lagi.

"Aku tidak akan berhenti sampai lubangmu robek, sayang. Ini hukuman karena kau telah berani mengumpati suamimu sendiri."

________

Johnny menutup pintu kamarnya, pria itu nampak segar meski sehabis berkeringat beberapa jam yang lalu. Pria itu turun menuju lantai bawah untuk membuat kopi.

Setelah berkutat dengan cangkir dan air panas, segelas kopi panas tersaji apik dihadapannya. Johnny menyesap cairan pekat itu, mendesah lega ketika cairan ber-kafein itu meluncur didalam tenggorokannya.

Getaran ponsel berasal dari saku celananya, Johnny mengeluarkan ponselnya dan menatap layar ponsel yang memunculkan nomor tidak dikenal.

"Orang tak beradab mana yang menghubungi seseorang tengah malam seperti ini."

Johnny menekan tombol hijau dan menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Johnny sayang!"

Johnny nyaris saja melempar ponselnya, suara melengking yang sangat dikenalinya itu sungguh menyakiti pendengarannya.

"Clara, berapa kali harus ku katakan padamu? berhenti memanggilku sayang!"

"Aku akan berhenti ketika kau menikahiku nanti dan memanggilmu 'Daddy'"

Johnny menatap datar kearah layar ponselnya. Wanita ini tidak beres, batinnya.

"Kita tidak akan menikah paham? Aku punya kekasih dan kau tau itu. Dasar brengsek!" Keluar sudah kata-kata kasarnya. Johnny ini sebenarnya tipe pria yang sangat menghargai wanita, namun pengecualian untuk wanita lintah bernama Clara Park ini.

Johnny lantas memutuskan panggilan mengganggu itu. Ia meletakkan kembali cangkir kopinya diatas meja makan dan duduk termenung di kursi, lalu mengacak rambut hitamnya sambil menggeram kesal.

"Ingin rasanya aku membenturkan kepala wanita itu ke dinding rumah ini." Gumamnya sambil memijat kepalanya yang sedikit pusing karena Johnny terlalu kuat mengacak rambutnya tadi.

Ingin kubantu menghilangkan sakit kepalamu John? Benturkan saja pada dinding.

Oh ya, kita lupa seseorang disini.

Dia Jaehyun, yang berdiri di anak tangga teratas. Pemuda manis dengan hanya balutan jubah mandi di tubuh putihnya itu menatap datar kearah Johnny yang nampak frustasi di meja makan sana.

"Clara Park ya? Haruskah aku menghancurkan kepalanya, Daddy?"































Spoiler :

"Semoga berhasil menggali dalam lumpur."

Mr(s). SUH [JOHNJAE?]Onde histórias criam vida. Descubra agora