08. Closer?

1.1K 89 10
                                    

Johnny memarkirkan mobil hitamnya didepan halaman rumahnya. Helaan nafas panjang keluar dari hidungnya, menggambarkan seberapa berat beban yang Johnny rasakan di tempat kerjanya. Hal yang terjadi sebenarnya sama seperti hari-hari sebelumnya, namun seseorang datang berkunjung dan menambah beban pikiran Johnny.

Kunjungan yang mematikan.

Baru saja menikmati waktu beristirahat sejenak didalam mobil, Johnny baru menyadari keberadaan sebuah mobil putih —yang sangat ia kenal terparkir rapi di depan garasinya.

Dengan cepat Johnny keluar dari mobilnya, melangkah lebar menuju pintu depan. Nafasnya memburu, pikirannya terus menayangkan hal-hal yang mengerikan jika kunjungan yang datang ke rumahnya ini benar seperti yang Johnny duga.

Ketika pintu dibuka dengan kasar, Johnny berlari masuk kedalam. Mematung ketika melihat seseorang yang Johnny harap tak akan bertemu dengan Jaehyun lagi, duduk cantik diatas sofa ruang tamunya.

"Johnny?" Sang tamu bangun dari duduknya, melangkah mendekati Johnny yang sudah berkeringat dingin.

Tangannya terangkat dan menyentuh bahu Johnny. "Kau baru pulang?"

Johnny menatap wanita cantik dihadapannya. "Wendy."

Wendy, tersenyum lembut. Ia menuntun Johnny ke sofa dan mengajaknya duduk bersama.

"Apa kau lelah?" Wendy kembali bertanya.

Johnny mencoba mengontrol ekspresinya, senyuman tipis terlihat pada bibirnya. "Ya, apa kau sudah menunggu lama?"

"Aku datang sejak tadi siang."

Bagai badai di pagi hari, Johnny merasa tidak nyaman dengan kenyataan bahwa Wendy dan Jaehyun berada didalam satu ruangan bersama. Entah apa yang mereka bicarakan, apa itu tentang dirinya? Atau mungkin Jaehyun telah membongkar segalanya pada Wendy dan memaksa Wendy untuk putus darinya lalu Wendy yang kecewa pun mencari Johnny untuk membalaskan rasa sakitnya dengan mencekik leher Johnny hingga kehabisan nafas dan—

Plak!

Tamparan keras itu mendarat di tengkuk Johnny, tentu saja bukan berasal dari kekasih lembutnya. Ketika berbalik, Johnny dapat melihat wajah penuh keringat Jaehyun yang tengah menatapnya marah.

"Aku memanggilmu sejak tadi." Jaehyun berkacak pinggang, tubuhnya dibalut celemek berwarna pastel milik Ibu Johnny.

"Apa dengan bekerja selama 8 jam di kantor dapat membuat mu tuli hah?" Dan lagi, Jaehyun berbicara sambil menatap tajam Johnny.

Tak kunjung mendapatkan balasan atas pertanyaannya, cubitan pedas Jaehyun mendarat di atas perut Johnny. "Berbicara sebentar dengan kekasihmu bisa membuatmu bisu hah?" Jaehyun meletakkan nampan yang tadi ia bawa diatas meja, Jaehyun lalu duduk di hadapan 'pasangan' itu.

"Silahkan dicoba, Noona." Jaehyun meletakkan sepiring kue kering coklat di hadapan Wendy.

Wanita itu tersenyum manis dan meraih satu buah kue kering. "Ini terlihat lezat, Jaehyunie."

Mari abaikan momen manis kedua orang itu, kita alihkan perhatian pada Johnny yang telah teralihkan perhatiannya dari sakit menyengat pada perutnya. Johnny menatap heran pada kedua orang yang tiba-tiba menjadi dekat, sejauh apa mereka berdua saling mengenal? Dan, apa-apaan panggilan akrab itu?

"Astaga Jaehyunie, ini lezat, Kau pintar sekali membuatnya." Wendy mengambil ponselnya dan memotret kue kering Jaehyun.

"Haha terima kasih pujiannya, Wendy Noona. Ini bukanlah hal yang merepotkan."

Jaehyun meraih satu kue dan memasukkannya langsung kedalam mulut Johnny. "Makan itu dan berhenti menatap kami seperti orang bodoh."

Johnny mengunyah kue yang Jaehyun suapi, tersenyum tipis ketika rasa manis memenuhi rongga mulutnya. "Ini, rasanya lumayan."

Mr(s). SUH [JOHNJAE?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang