05. Me or Her?

1.7K 133 6
                                    

Suasana tegang menyelimuti ruang tamu di rumah pengantin baru kita. Hal itu hanya dirasakan oleh sang pemilik rumah sedangkan seorang wanita yang menjadi tamu di rumah tersebut justru tengah menikmati secangkir teh hangat yang disajikan untuknya.

Sesaat Jaehyun terpana melihat pesona wanita yang katanya adalah kekasih suaminya itu. Gerakannya begitu elegan ketika meminum secangkir teh seolah ia berasal dari keluarga Kerajaan yang di didik keras bahkan hanya untuk minum teh. Rambut sebahunya yang tergerai rapi dengan poni tipis, wajah cantik dengan riasan tipis dan pakaian yang sopan.

Tolong sadarkan Jaehyun kalau dirinya telah bersuami sebelum wanita bernama Wendy itu dia lamar sekarang juga.

Wendy meletakkan cangkir tehnya diatas meja, ia tersenyum lembut pada Jaehyun. "Rasa tehnya pas, kau hebat sekali Jaehyun."

Jaehyun masih melamun, Johnny meliriknya sekilas sebelum melayangkan pukulan penuh kasih sayang ke tengkuk Jaehyun, membuat pemuda tampan itu nyaris jatuh terjerembab ke depan. Jaehyun menatap tajam Johnny, hilang sudah image tampannya dihadapan Nona Wendy ini.

"Jae?" Wendy memanggil Jaehyun yang masih betah melayangkan tatapan seakan ingin mematahkan leher Johnny.

Jaehyun tersenyum canggung. "Terima kasih untuk pujiannya, Wendy Noona. Itu bukan hal besar."

Wendy mengangguk kecil sebelum mengalihkan perhatiannya kearah Johnny. "Maaf aku tidak memberi tahumu kalau aku akan datang untuk berkunjung."

"Tak masalah, anggap saja kalau ini juga rumahmu." Johnny tersenyum lembut lalu meraih tangan Wendy dan menggenggamnya. Ibu jarinya mengelus tangan wanita itu, membuat Wendy tersipu.

"Sooyoung bilang kau pulang lebih awal, dan dia juga bilang kalau ada masalah dengan kartu kredit mu."

Sudut bibir Jaehyun berkedut, ia melirik ke arah tumpukan tas belanjaannya yang berada disudut ruangan lalu melayangkan senyuman penuh kasih pada Johnny yang sudah menatapnya dengan tatapan malas.

"Aku hanya ingin mengganti beberapa barang dirumah."

"Jangan terlalu boros Johnny, simpan uangmu untuk keadaan darurat di kemudian hari." Wendy berkata lembut, berusaha membuat Johnny tidak merasa tersinggung atas sarannya.

Johnny memang tak merasa tersinggung namun seorang pemuda yang duduk disebelah nya lah yang justru tertancap hatinya oleh ucapan Wendy.

'Kenapa dia terasa sedikit menyebalkan?'

"Iya, terima kasih sudah mengingatkanku. Apa kau ingin keluar jalan-jalan hari ini?"

Wendy melepaskan genggaman tangan Johnny. "Tidak perlu, kita bisa melakukannya lain waktu. Istirahatlah John, kau terlihat berantakan hari ini."

Johnny tergelak, dia lupa membenahi dirinya tadi sebelum membukakan pintu untuk Wendy.

"Aku hanya datang untuk memastikan keadaan mu, tapi sepertinya kau baik-baik saja. Kalau begitu aku sebaiknya pamit." Wendy mengemasi tasnya dan bangkit dari sofa.

"Kau baru saja datang, tinggallah sebentar atau kau bisa menginap disini."

Wendy tersenyum. "Terima kasih untuk tawarannya John tapi aku akan tetap pulang, ada acara makan malam nanti bersama keluarga dekat dan aku harus datang. Lagi pula akan sangat tidak baik bagi kita berdua jika tinggal bersama didalam sebuah rumah tanpa status yang sah."

Jaehyun lagi-lagi terpesona dengan wanita cantik ini, selain cantik Wendy juga sangat beretika. Dia benar-benar menjaga martabat nya sebagai seorang wanita.

Sial, seharusnya Jaehyun bertemu dengan Wendy lebih dulu dari pada Johnny.

"Aku akan mengantarmu." Johnny meraih tangan Wendy dan mereka berjalan beriringan menuju pintu depan.

Jaehyun hanya diam dan melihat kepergian sang suami mengantarkan kekasih wanitanya pulang.

'Dia, sopan namun mematikan.'

_______

Jaehyun masih terbaring di atas ranjangnya ketika mendengar suara pintu kamar yang terbuka. Dapat Jaehyun dari balik selimut jika Johnny masuk kedalam kamar setelah mengantar Wendy pulang.

"Kau lama." Jaehyun bersuara dari dalam selimut.

Johnny melepaskan jaketnya dan meletakkannya diatas meja. "Wendy mengajakku makan malam."

"Wanita itu, dia terlihat sangat berpendidikan."

Johnny naik keatas ranjang dan ikut masuk kedalam selimut. "Ayahnya seorang menteri dan ibunya seorang dokter, keluarganya cukup terpandang."

"Kenapa kau tak berakhir dengannya?"

Johnny memiringkan tubuhnya, tangannya menarik tubuh Jaehyun kedalam pelukannya.

"Ibuku tak suka pada keluarga Wendy, adik laki-lakinya menjadi penyebab kematian adikku."

"Kau punya adik?" Jaehyun teringat pada hari pernikahannya, keluarga Johnny yang hadir hanya orang tuanya dan keluarga besar Daddy-nya saja.

"Aku punya adik perempuan dulu, namanya Juliette Suh, dia 4 tahun di bawahku. Dia meninggal bunuh diri karena dihamili oleh kekasihnya, yaitu adik Wendy."

"Kisah cinta yang tragis, maaf membuatmu mengingatnya." Jaehyun berbalik dan menenggelamkan tubuhnya pada pelukan Johnny.

"Tak apa, itu sudah 4 tahun yang lalu." Johnny mengelus rambut Jaehyun.

"Tentang Wendy, jangan terlalu dekat dengannya."

Jaehyun mendongak dan menatap wajah Johnny. "Why?"

"Wendy tak seindah yang kau pikirkan. Dia seorang wanita tangguh yang memegang erat segala yang dia miliki, termasuk diriku."

"Tapi kau sekarang milikku."

"Jaehyun, Wendy tak tahu apapun yang terjadi diantara kita. Namun dia bisa menyakitimu jika kebenarannya terungkap, aku tak ingin itu terjadi."

Jaehyun meraih tangan Johnny dan menggenggamnya. "Kau dihadapan pada pilihan yang sulit, Mr Suh. Suami mu atau Kekasihmu, me or her?"

"Jae-"

"Johnny, kau belum mengenalku dengan baik. Aku tak suka melepaskan segala milikku pada orang lain."

Johnny menghela nafasnya. "Jae, jangan main-main dengannya."

Jaehyun tersenyum manis.

"Wanna see a magic trick?"














TBC!

Spoiler
"Nice to meet you again, Ms."

Mr(s). SUH [JOHNJAE?]Where stories live. Discover now