32.

56.4K 4K 65
                                    

Ramein vote dan komennya yaa

Happy reading<3

"Masih mual?" tanya Sean. Pria itu memijat tengkuk istrinya yang saat ini masih menunduk di hadapan wastafel--mengeluarkan cairan bening dari mulut.

Di usia kehamilannya yang menginjak 6 minggu, tepat setelah hari di mana Evelyn memberitahukan kehamilannya, ia mulai mengalami morning sickness. Di awal-awal, gejalanya tidak parah, tapi terkadang bisa separah seperti yang sekarang terjadi di usia kandungannya yang sudah 2 bulan.

Menjawab pertanyaan Sean, Evelyn hanya menggeleng. Perempuan itu membasuh mulutnya, tapi berikutnya ia mengeluarkan lagi cairan lewat mulutnya.

Sean tak kuasa melihat istrinya yang menderita mengalami morning sickness. Pria itu memijat-mijat tengkuk Evelyn lalu memberikan aroma penenang untuk istrinya.

Setelah dirasa baikan, Sean membawa Evelyn kembali ke kamar dan memintanya duduk di atas ranjang. Pria itu keluar lalu kembali dengan gelas berisi teh hangat yang diberi irisan lemon.

"Minum dulu, ya. Biar mendingan, nggak mual lagi," kata Sean sambil menyerahkan gelas itu kepada Evelyn.

Setelah meminumnya sedikit, Evelyn meletakkan gelasnya di atas nakas. Perempuan itu bersandar pada bahu Sean lalu memejamkan matanya. Ia membiarkan Sean mengusap-usap punggungnya karena dengan demikian Evelyn merasa baikan.

"Siang nanti kita cek ke dokter, ya. Kamu agak pucat sekarang," kata Sean. Berhubung hari ini libur dan Sean juga ingin tahu kondisi calon bayinya.

*** 

Setelah dari pemeriksaan kandungan, Sean memboyong istrinya ke supermarket. Pria itu sedikit mendumel akibat anemia yang terjadi pada Evelyn. Meski telah diberikan suplemen zat besi, Sean merasa belum tenang.

Jadi di sinilah mereka berada. Pria itu memasukkan sayur-sayuran yang mengandung zat besi ke dalam trolinya. Tadi ia sempat mencari tahu apa saja makanan yang kaya zat besi.

"Pulang dari sini, kamu harus makan yang banyak. Dengar kan dokternya bilang apa tadi?" kata Sean tanpa menoleh ke arah Evelyn. Pria itu mengambil beberapa buah naga dan dimasukkan ke dalam troli. 

Di belakang Sean, Evelyn tersenyum kecil sambil menghampiri Sean lalu bergelayut di lengan pria itu. "Iya, Mas Sean." 

Perempuan muda itu ikut mengambil beberapa buah lainnya untuk dimasukkan ke dalam troli. Kemudian Sean mengajaknya membeli beberapa ikan dan makanan laut lainnya. Sean menyukai udang, tapi Evelyn lebih suka ikan air tawar.

"Kamu nggak mau beli yang lain lagi?" tanya Sean ketika mereka mengantri di kasir.

"Nggak ada, Mas. Ini udah banyak banget."

Sean mengangguk lalu menyerahkan belanjaannya kepada kasir. Pria itu menyerahkan kartu debitnya setelah kasir menyebut total belanjaannya.

"Udah selesai, mau langsung pulang?" tanya Sean lagi yang kemudian diangguki Evelyn.

*** 

Sean memutar mobil memasuki kawasan perumahan orangtuanya di mana ia dan Evelyn tinggal. Tiba-tiba Evelyn meletakkan tangannya di atas paha Sean.

Sean menoleh. "Kenapa, Sayang?"

"Tadi kita kenapa nggak singgah di resto, Mas? Tempat kita dinner saat itu."

Alis Sean bertaut. "Tadi kamu nggak bilang mau ke sana."

"Mau makan di sana," kata Evelyn pelan.

Sean langsung melebarkan matanya. Satpam baru saja membukakan gerbang rumah dan setengah badan mobilnya sudah masuk ke dalam pekarangan rumah. Pria itu tersenyum meski sedikit agak kesal.

I'm SorryWhere stories live. Discover now