13. ☀️

20.9K 2.6K 325
                                    

JAEHYUN keluar dari mobilnya, merapikan sedikit jasnya dan juga dasinya yang sedikit miring. Jaehyun memutari bagian depan mobil dan berdiri disamping pintu penumpang, menunggu seseorang keluar dari sana. Menunggu beberapa saat membuat Jaehyun menyerngit, pintu mobil disampingnya masih tertutup rapat, tidak ada tanda-tanda akan terbuka.

Jaehyun akhirnya membuka pintu itu, takut saja jika seseorang didalamnya pingsan, namun saat pintu mobil itu terbuka hal yang dia lihat adalah wajah memelas dengan bibir yang mencebik. Sepertinya sedang kesal, tapi malah terlihat lucu. Jaehyun tidak tahu, apa yang membuat anak itu terlihat seperti ini.

"Kenapa tidak keluar?" Jaehyun bertanya.

"Aku menunggumu membukakan pintu." Wajah Taeyong terlihat kesal.

Jaehyun mendengus, "Cepat keluar."

Taeyong mengulurkan tangannya, tentu saja membuat Jaehyun tidak mengerti.

"Ayo, bantu aku keluar!"

Jaehyun akhirnya meraih tangan itu, menggenggamnya dan membantunya untuk berdiri. Entah, karena Taeyong yang tidak hati-hati atau Jaehyun yang tidak bisa diandalkan, kepala Taeyong membentur atap mobil hingga terdengar bunyi duk yang Jaehyun yakin sakitnya juga tidak main-main karena benturannya lumayan keras. Bukannya mengusap kepala Taeyong, Jaehyun malah tertawa melihatnya.

"Kau menertawakan ku?!"

Jaehyun membekap mulut Taeyong cepat, karena berteriak nyaring membuat beberapa tamu yang baru saja datang menatap pada mereka.

"Jangan berteriak." Bisik Jaehyun.

Brak!

Taeyong menutup pintu mobil dengan kasar.

Meski sedang marah, Taeyong tetap menggandeng lengan Jaehyun seperti pasangan kekasih. Jaehyun mencoba melepaskan kaitan tangan Taeyong pada lengannya tapi tidak bisa.

"Taeyong, kau harus ingat peraturan yang kita sepakati."

"Tentu saja aku ingat. Peraturannya adalah, tidak boleh terlalu banyak bicara hanya menjawab jika ada yang bertanya, bersikap tenang tidak boleh bertingkah konyol, tidak boleh jauh dari jangkauan mu, jangan aneh-aneh, menuruti ucapanmu tanpa merengek untuk menolak, tidak boleh berkedip —"

"Aku tidak mengatakan itu." Potong Jaehyun, mana mungkin Jaehyun melarang seseorang untuk berkedip.

Taeyong terkekeh, "jadi, aku boleh berkedip?"

"Tentu saja."

Taeyong tersenyum, dan mengedipkan matanya dengan cepat.
Jaehyun mendatarkan wajahnya, berjalan cepat membuat Taeyong terkejut dan sedikit terseret karena tangannya masih mengapit dilengan Jaehyun.

Saat masuk pada ballroom hotel, keduanya disambut dengan ramai nya acara, ruangan megah ini ditata sedemikian rupa untuk meriahkan pesta. Mereka juga mengundang artis terkenal untuk mengisi acara. Jaehyun pikir hanya pesta biasa, nyatanya ada banyak tamu undangan disini.

Jaehyun tersenyum ramah saat pandangan nya bertemu dengan Tuan Park, langkahnya menghampiri pria paruh baya itu.

Jaehyun menyapa dan menjabat tangan Tuan Park dengan sopan.

"Kau membawa seseorang Tuan Jung?" Tanya Tuan Park lalu melirik ke arah Taeyong.

"Ya, perkenalkan dia Lee Taeyong." Jawab Jaehyun dan tersenyum, membiarkan Taeyong menjabat tangan Tuan Park.

"Anda sangat tampan Tuan." Puji Taeyong dengan terang-terangan, membuat Tuan Park terkekeh mendengarnya.

"Jangan merayuku anak muda." Kekeh Tuan Park, dan menggelengkan kepalanya.

TAEYONGIE - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang