4.hanya gara gara bolu cokelat?

23 12 10
                                    


Happy reading..

-------------------------

" Arka Devarto,"

Nama itu dipanggil. seisi kelas hanya berani menoleh sekilas pada Arka yang duduk di bangku nya dengan santai.

Sekarang giliran laki laki itu untuk maju ke depan kelas dan mengambil kertas ulangan Matematika wajib minggu lalu. Tapi laki laki itu seakan tak peduli. Dia sama sekali tak berminat untuk mengetahui berapa nilai ulangan nya.

Lagipula ia tak menjawab apa apa waktu ulangan kan? Jadi nilai nya pasti seperti biasa.

Sedangkan bu Mawar, yang memang juga mengajar Matematika untuk kelas 12 ipa hanya menghela nafas sebentar.

Harus nya ibu guru muda itu menegur, tapi memang siapa dia berani menegur anak pemilik sekolah?

Bu Mawar tersenyum menatap Arka. Lagi pula baginya, marah pada siswa tertampan di sekolah adalah hal yang paling sulit di lakukan.
Bahkan ketika Bu Mawar melihat Arka saja, ibu guru muda itu langsung tersenyum senyum tidak jelas.

Maklum efek jomblo...

Bu Mawar kemudian meletakkan kertas ulangan Arka di laci guru. "orang ganteng mah bebas, " kata nya langsung mendapat seruan tak terima dari para murid.

"HUUUUU!!! PILIH KASIH!!! "

"giliran gue yang gak mau nerima kertas ulangan pasti di maki maki! Dasar gak adil!! " seru seorang laki laki yang berada di pojok kelas dengan keras.

Bu Mawar marah dengan reaksi para murid,"heh! Diem kalian! Berisik banget. Mending kalian pikirin gimana nasib kalian kedepan nya. Ini ulangan kalian banyak banget yang merah! Pusing ibu mengoreksi!" kata Bu Mawar marah pada anak anak.

Anak anak kelas 12 ipa 8 terdiam dengan perkataan bu Mawar.
Nilai merah semua?
Perasaan aku jawab bener semua deh!! Begitulah gerutuan gerutuan murid yg sudah merasa pintar di dalam hati.

Bu Mawar mengubah ekspresi nya seperti semula. Ia kemudian mengambil kertas ulangan murid lagi. Hendak membaca nama nya. Tapi baru melihat nama murid itu saja sudah membuat nya kesal dan jenuh.

"Angga Sebastian." panggil bu Mawar dengan ogah ogahan.

Sedangkan Angga saat itu juga langsung berdiri.
Cowok dengan wajah tengik itu pura pura merapikan dasi nya.
"tenang aja guys, gue uda belajar minggu lalu. Pastinya nilai gue yang lebih tinggi." ujar nya pada seisi kelas sangat percaya diri.

Ada ya orang kayak Angga? Baru belajar 15 menit uda ngerasa bangga banget.

Sedangkan Devan yang mendengar itu tersenyum kecil.
Ada orang yang lebih tinggi nilai nya dibanding gue di kelas ini?

Entah apa maksud dari senyuman itu, yang pasti Dimas menangkap nya.
"mampus lo Ga, uda disenyumin Devan lo." kata Dimas namun Angga tak peduli. Laki laki itu dengan pede nya berjalan kedepan kelas.

"nilai tinggi apa nya?! Nilai kamu aja empat koma empat!!" Bu Mawar mencampakkan kertas ulangan tepat di jidat Angga.

"HAHAHAH MAMPUS LO BAU JIGONG!! " teriak Dimas langsung tertawa.
Satu kelas langsung menertawai dan mengejek Angga.
Kecuali Devan yang hanya terkekeh kalem dan Arka yang tak peduli.
Laki laki itu masih fokus dengan gambaran abstrak yang ia buat.
Lagian apa spesialnya itu?
Angga memang sering dijadikan candaan kelas.

Para cewek yang nilai nya lebih tinggi dari Angga paling keras menertawai laki laki itu. Dan para cowok yang nilainya lebih tinggi yang paling berisik menyoraki Angga.

ARKA KAYLAWhere stories live. Discover now