6. pembantu pribadi?

8 6 1
                                    


Happy reading.

                             ....❤....

"kamu sudah mengecewakan bapak."

"tingkah mu tadi sangat berbeda dari yang selama ini kamu tunjukkan.kamu ternyata sangat kasar Kayla,"

Saat ini, Kayla berada di dalam ruangan pak Somat. kayla memakai baju olahraga. Untung saja hari ini ada pelajaran olahraga sehingga Kayla dapat memakai baju itu karna seragam putih nya yang sudah basah kuyup tadi.

" Bapak amat kecewa dengan mu. Kamu ini anak beasiswa loh. Anak beasiswa itu harus dapat di contoh. Dan kelakuan mu tadi sangat tidak pantas." raut muka pak Somat amat serius.
Sedari tadi, pak Somat selalu membicarakan kesalahan Kayla yang berkata kotor.

" Pak,  Itu semua karna aku yang uda emosi. Iya maaf atas sikap ku tadi pak. Tapi tolong di ngertiin, aku kayak gitu juga karna ada sebabnya," jelas Kayla .

" harusnya kamu malu berkata kata kasar seperti itu. Saya bahkan jadinya malu menganggap kamu murid beasiswa disini.''
Kayla terkejut dengan yang di katakan pak Somat.  Ia heran sekaligus kesal.

"Bapak jangan buat seakan akan aku yang paling bersalah disini lah. Jadi apa karna aku anak beasiswa aku gak bisa marah lagi gitu ya pak?" heran Kayla pada pak Somat.

"tapi apapun itu, semua bisa dibicarakan baik baik. Jangan sampai sekasar itu, kamu ini kok susah mengerti." Pak Somat dengan tatapan  dan nada bicara nya itu berusaha mendominasi pembicaraan.

" bapak kok mudah sekali ya bilang semua bisa di bicarakan baik baik? Bapak gak  mikir gimana keadaan aku tadi? Rela basah basahan buat ambil handphone karna ulah Arka.  Coba kalau bapak di posisi aku, bapak pasti juga gak terima diginiin! Padahal Aku gak ada buat masalah sama dia ya pak. Dia yang cari masalah!" tekan Kayla dengan suara nya yang tegas memenuhi seisi ruangan.

" sedari tadi bapak terus nyalahin aku. Padahal jelas jelas si Arka yang salah. Gak sedetik pun bapak nyinggung dia. Ini maksud nya apa  pak?"

"Kamu itu ––"

"yang salah di sini itu si Arka pak! bapak harusnya nuntut etika ke dia! bukan sama aku pak! Ah, jangan kan nuntut, si Arkanya aja gak ada disini. jadinya gimana? Aku di sidang sendiri gitu ya?!" Nada Kayla meninggi.

'' pelankan suara kamu Kayla!" bentaknya.

Pak Somat berujar lagi, " kamu sedang dalam masalah besar karna cari cari masalah dengan Arka. Kamu tau siapa dia bukan? Lalu kenapa kamu nekat cari masalah dengannya?"

Mendengar itu Kayla lantas berdiri dan  menampilkan raut tak suka." aku cari masalah pak? Bapak gak salah? Dia yang duluan pak. Dia yang ganggu aku!"

"bapak terus terang aja, Kalau bapak sebenarnya mau lindungin Arka dari kesalahannya iya 'kan?. Kalau bapak bilang dari awal,  waktu aku gak akan kebuang sia sia disini untuk dengar semua omong kosong bapak." kayla berkata dengan raut kecewa. Mendengar itu, pak Somat kemudian ikut berdiri.

" iya. Itu memang benar. Segala kesalahan nya harus di anggap normal dan wajar. Kamu paham kan?" 
Kayla tambah kecewa saat pak Somat membenarkan ucapan gadis itu.

Pak tua itu lalu menepuk bahu Kayla seakan ingin menyadarkan Kayla akan sesuatu, "Anak miskin dan tidak punya apa apa seperti kamu ini, tak bisa berbuat apa apa disini. Kamu memang diharuskan untuk tidak membuat masalah dengan siswa siswi yang berpengaruh terutama Arka. Menuntut kamu tak bisa. Jadi sebaiknya diam saja. Dan bila memang di ganggu tak perlu angkat bicara. Cukup diam, diam dan terus diam."
Kayla tersentak dengan ucapan pak Somat. Dia terdiam kaku karna kalimat itu.

ARKA KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang