8. [Takdir Allah]

12 5 1
                                    

🌻Assalamu'alaikum🌻

Jadikan Al-Qur'an bacaan utama



Barangsiapa menyampaikan satu ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal), ia akan tetap memperoleh pahala” (HR. Al Bukhari).

____________________________________

20 menit perjalanan yang ditempuh, akhirnya kami tiba juga di pemakaman umum tempat peristirahatan Bunda.

Setelah kak Habib memarkirkan mobilnya, kami berjalan bersama-sama memasuki gerbang area pemakaman. Dipimpin oleh Ayah, kami berjalan mengikutinya dibelakang.

Banyaknya makam yang telah kami lalui, akhirnya tibalah kami di makamnya bunda yang berada di area pertengahan pemakaman, semua makam disini terlihat rapi, bersih dan enak dipandang karena lingkungannya yang asri dan diselimuti oleh rerumputan hijau dari jenis rumput jepang.

Ayah tiba-tiba berhenti tidak jauh dari makamnya bunda, ia melepas sepatunya begitu juga dengan kak Habib yang sudah lebih dulu melepas sepatunya, dan aku juga melakukan hal yang sama, karena setauku kegiatan melepas sendal / sepatu itu sebagai bentuk penghormatan kepada sang ahli kubur.

Perasaanku terasa campur aduk, aku sedikit tersenyum saat tau sedari tadi Ayah memandangku dengan pandangan yang tidak biasanya.

Assalamualaikum bunda, ini Ami putri Bunda.

Aku berjalan mendekat memasuki area makam dan berdiri membelakangi kiblat yang disebelahku ada Ayah dan Kak Habib, aku menatap lurus sebuah tulisan yang berada dibatu nisan itu, AYURA FATMA AYUNDIA.

Kemudian Ayah membimbing kami berdoa dalam hati memohon ampun agar semua amal bunda diterima oleh Allah dan agar diringankannya azab kuburnya serta tak lupa juga membaca ayat-ayat pendek Al-Qur'an seperti Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas.

Setelah selesai kak Habib sudah pergi dahulu menjauhi area pemakaman. Sekarang tinggal aku berdua dengan Ayah, kurasa Ayah juga merasakan hal yang sama denganku, karena setelah bertahun-tahun lamanya ia tidak sempat ziarah ke makan wanita yang amat ia cintai.

"Mi, Ayah tunggu di mobil ya" ucap Ayah dan kubalas anggukan sebagai pertanda setuju.

Aku masih setia duduk diam disana sementara Ayah dan kak Habib sudah duluan pergi  menberiku waktu berdua dengan Bunda, tak ada satu pun kenangan yang terjalin diantara kami, yang kutahu dan ingat adalah saat aku pertama kali datang kedunia ini, Allah sudah memanggil Bunda kesisinya duluan sebelum ia sempat untuk melihat dan memelukku.

Aku mulai menceritakan semua hal yang sudah kulalui selama ini tak ada satupun yang luput untuk tidak kuceritakan pada Bunda. Setetes demi setetes air mata mulai turun membasahi pipiku.

"Bundaaa, Ami kangen Bunda..."

"Maaf jika Ami baru datang setelah sekian lamanya...."

".............."

🌻🌻🌻

Pukul 17.35 pm

Sepulang dari ziarah, kami mampir dulu untuk mencari makanan pedagang kaki 5 yang banyak tersebar disepanjang pinggir jalan, karena memang tanpa sengaja tadi perutku tiba-tiba berbunyi nyaring saat suasana sedang sepi-sepinya di waktu perjalanan pulang.

Ayah memberitahu kak Habib untuk mencari tempat makan dulu dan kurasa kali ini penyebabnya dikarenakan perutku ini yang berbunyi keras memecah kesunyian.

Goodbye Oppa!! Aku Memilih Sang Penciptaku (END)Where stories live. Discover now