10. [Pengakuan]

10 6 1
                                    

Assalamualaikum semua...
.
.Jadikan Al-Qur'an bacaan utama
.
Dah segitu aja dulu

🌻🌻🌻





"

Miiii, Amiiii"

Aku tersentak kaget saat mendengar namaku disebut, siapa lagi kalau bukan suara cempreng Arin, aku menoleh kebelakang dan mendapati Arin tengah berlari kecil kearahku.

Ini hari pertama sekolah sekaligus dimulainya tahun ajaran baru, sepertinya baru kemarin aku mendaftar kesini dan sekarang aku akan duduk di bangku kelas 3, tak terasa waktu begitu cepat berlalu.

"Amiii ih kangennn"

Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala dan hanya pasrah saat dipeluk oleh Arin, sesekali Arin menggoyang ke kiri kanan membuat tubuhku juga ikut bergerak berirama dengannya.

"Iya, aku juga kangen sama Arinku yang imut ini"

Arin melepas pelukannya, kemudian ia mengusap usap hidungnya pertanda ia tengah tersanjung oleh pujianku.

"Yaiyalah Arin kan memang selalu imut"

Aku tersenyum mendengar celotehan sahabat ku yang terlalu percaya diri ini.

"Btw, oleh-oleh gua mana"

🍒🍒🍒

Setelah melaksanakan upacara bendera yang selalu dilaksanakan hari Senin, semua siswa bergerombolan menuju mading untuk melihat namanya yang tertulis disana beserta ututan pembagian kelas.

Bukannya ikut berkumpul berdesak desakkan di keramaian kami malah memilih berbelok ke kantin, ternyata bukan kami saja namun kantin sudah terisi oleh beberapa siswa lainnya.

"Eh guys photo dulu yuk" ucap Arin sambil memainkan gelangnya, seperti biasa kami menunggu pesanan bakso kami dibuat.

"Yuk yuk" seakan mengerti maksud dari Arin, Sasha menjulurkan tangannya kedepan diikuti oleh Arin.

"Ekhmmm.."

Aku dan Nayya saling pandang sesaat sebelum akhirnya ikut menjulurkan tangan mengikuti mereka berdua.

"Gelang couple sahabat pemberiannya Ami benar-benar jadi tambah berkilau disini, post di ig dulu ah" ucap Arin semangat setelah selesai memotret tangan kami berempat.

"Tag gua ya rin"

"Iya-iya tenang"

"Gimana kemarin waktu di Bandung mi" tanya Nayya

"Alhamdulillah lancar, disana aku juga bertemu dengan keluarganya Bunda"

"Abang lo gimana mi, udah baikan belum"

"Kami baik-baik aja kok rin, lagian kami juga tidak saling marahan kok"

"Iya gak marahan tapi juga ga ada kabarnya sama sekali" ucap Arin, selama ini Arin memang mengetahui semua rahasia tentangku karena kami sudah berteman baik sejak smp, berbeda dengan Nayya dan Sasha yang hanya memandangku dan Arin bingung.

"Tunggu emang lo punya abang ya mi?"

Aku saling bertatapan dengan Arin, akhirnya aku memutuskan untuk memberitahu mereka soal rahasia kehidupanku.

Goodbye Oppa!! Aku Memilih Sang Penciptaku (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora