12. [Ending]

8 2 0
                                    


Nemu kalimat yang menampar diri sendiri.

"Dia mengira sedang malas sholat, padahal Allah yang tidak ingin bertemu dengannya"

reminder🌻

=============================

Seolah pelangi yang muncul setelah ditinggal hujan kemudian pergi, begitu pula dengan kemarahan Arin yang lenyap menguap entah kemana, pagi ini ia bersikap biasa biasa saja seolah tidak terjadi apa apa kemarin.

Aku tersenyum saat melihatnya berdiri melambaikan tangan nya kearahku diujung tangga.

"Nah begitu dong ya kan sha"

"Ho~oh beberapa hari kebelakang suasana nya amat suram, membuatku takut aja"

Mendengar celoteh mereka berdua membuatku tak kuasa menahan senyum.

"Lupakan yang terbelakang, nah sekarang kita hadap depan menata waktu yang sedang berlangsung sekarang, ygy" kata Arin sambil merangkul kami betempat.

"Setuju!!"

---------

Ketenangan tak berangsur lama saat suara Arin yang memenuhi penjuru kelas mulai menggelegar, kebetulan ini jam istirahat jadi kelas terlihat lebih sepi, namun siapa sangka adu mulut mereka semakin menjadi jadi.

Aku mencoba menenangkan Arin yang masih adu mulut dengan Sharen dan Keyla.

"Rin, Udah biarin aja, gak usah didengerin"

"Gak bisa, ini bener bener gak bisa dibiarin dong mi, lo liat sendiri kan mereka ngegosipin lo, masak lo diem aja, kalau emang lo gak mau yaudah gue aja yang gantiin lo"

"Heh jangan sok pura pura baik deh lo rin, kemarin aja lo diem saat satu sekolahan gosipin si anak ustadz ini ja....."

"Heh lo dibilangin malah ngelunjak ya" Aku terkejut saat Nayya tiba tiba maju menghampiri mereka dengan tangan terkepal rapat dan....

Kami semua berakhir disini di ruangan kepala sekolah, sambil tertunduk lesu mendegar beberapa kalimat yang mengandung amarah.

Perbuatan tidak terpuji tadi memang tidak termaafkan oleh pihak sekolah, sebagai balasannya kami semuanya mesti harus membersihkan semua wc disekolah.

Sejenak kami melupakan amarah yang bergejolak tadi dan menatap biasa satu sama lainnya, seolah tujuan utamanya hanya cepat membersihkan semua toilet ini dan semua selesai sampai disitu saja.

"Untunglah selesai dengan cepat" kata Arin saat kami keluar dari gedung sekolah. Semua kegiatan sekolah sudah selesai sedari tadi, makanya sekolah mulai terlihat sepi.

"Besok jadi kan guys" ucap Sasha tiba-tiba.

Aku menatap Sasha heran, seolah bertanya apa yang dibicarakannya. Begitu pula dengan Nayya dan Arin yang hanya cengo menatapnya.

"Eh sha lu kesambet jin closet ya, kami kagak ngerti dah maksud lu itu apaan" pasrah Nayya karena efek kelelahan.

Kulihat Sasha menghela napasnya pelan.

"Minggu besok kan konsernya BTS lo guys"

Suasana mendadak hening saat Sasha mengucapkan kata itu, kemudian yang lainnya bergiliran menatapku dengan tahapan yang tak bisa kumengerti.

"Ada apa kenapa kalian semua menatapku begitu"

"Lo mau ikut gak mi" ucap Nayya sedikit ragu.

"Begini mi, sebagai perpisahan gitu, perayaan perpisahan lo berhenti jadi Army, hmmm lo ikut kan mi"

"......"

_
_
_
_
_

Hari minggu pun tiba, aku segera mandi dan berganti pakaian mengingat hari istimewa bersejarah ini muncul. Mengenakan gamis hitam dengan kerudung yang senada pemberian kak Habib tentunya.

Nada dering ponselku berbunyi dan tertera nama kak Habib dilayarnya.

"Assalamualaikum..."

"........"

"Alhamdulillah kak Ami seneng banget"

"......."

"Ya kak sampai ketemu nanti, Ami tunggu ya"

"....."

Tringgg~~

"Mi itu temanmu udah didepan" ucap Ayah yang ternyata juga sudah siap berpakaian rapi tentunya.

"Iya Yah"

Dengan senang aku segera membuka pintu menampilkan ketiga sahabat ku yang juga mengenakan gamis dengan warna senada denganku.

"Masyaallah cantiknya" ucapku tak kuasa memeluk mereka dengan amat senang.

"Alhamdulillah ya, yuk semuanya kita segera berangkat nanti ketinggalan ceramah nya Ustad Muhammad Habib bin Hamzah" ucap Ayah semangat.

Kami semua menggangguk dan segera pergi ke tausiyah nya kak Habib dan Ayah yang akan memberikan tausiyah kali ini.

Aku sungguh bersyukur karena Allah sudah memberi hidayah kepada sahabat ku ini, meski akhirnya mereka mengalah untuk tidak pergi ke konser yang selalu kami nantikan selama ini dan justru ikut bersama ku dan Ayah ke kajian agama.

Kuasa Allah benar benar menakjubkan, dan kepada orang-orang terpilih lah Allah menunjukkannya, hidayah itu indah dan hanya orang bersungguh sungguh lah yang jadi pemenangnya.

Kepada orang-orang yang mendapatkan hidayah, semoga selalu istiqomah, memang terkadang perjuangan itu ada masa sakit sakitnya, ada keadaan dimana membuat kita pasrah kembali ke rutinitas lama yang tidak baik, namun bertahanlah karena dipenghujung nya ada pelangi yang muncul setelah hujan jadi yakinlah terus menuju ke jalan kasih sayangnya Allah.




TAMAT

Akhirnya kelar juga cerita yang mungkin gaje ini:)
MAAF jika endingnya terlalu
cepat dan terlalu dipaksa😇
Salam hangat untuk semuanya yang baca..🌻🌻🌻

Goodbye Oppa!! Aku Memilih Sang Penciptaku (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя