Lembar Duapuluh Tiga

9.3K 1.8K 282
                                    

Helow ngap, kita bertemu lagi bersama Mak Lala tercantekk menawan nan baik ranjin menabung 🤗

Jangan lupa boom komen sama vote ygy. Biar Mak Lala menjadi strong untuk update buat kalian 💪🔥🔥

Yang gak vote sama komen hamil!

.

HAPPY READING ANAK MAK LALA!

『••✎••』

"Ini ruangan apaansih? Gelap banget, kenapa gak ada lampu, AC, kasur, kamar mandi, biar nyaman gitu?" komplen Chenle saat melihat ruangan ini sangat gelap dan engap.

"Lo kira ini hotel ada begituan, kita di sekap bego!" ucap Jaemin lama-lama merasa kesal.

"Sialan, kita harus gimana? Keadaan Renjun udah makin parah." ujar Mark merasa frustasi.

"Lo sih, Jen. Pakek acara pengen nyelametin tante itu tandi, kan kita semua jadi ketangkap." kata Haechan menyalahkan.

"Kok gue? Lo tuh, ngunci pintu gudangnya kurang rapet." balas Jeno tidak terima.

"Jangan pada salah-salahan. Mending mikir gimana caranya kita keluar dari ruangan ini." lerai Chenle.

"Kepala gue, arghh..."

Suara rintihan itu berhasil membuat mereka ber-enam serempak menoleh kearah Renjun, yang menunduk sontak naik, dengan helaan nafas yang mulai terdengar sedikit lebih teratur sebab rasanya cukup melegakan, sebab setidaknya Renjun akhirnya bangun dari mimpi panjangnya tadi.

"Njun, lo gak apa-apa?" tanya Mark menatap Renjun khwatir.

Renjun menggelengkan kepalanya pelan. "Gue gak apa-apa."

"Kita di mana? Terus, kok kalian bisa tahu gue ada disini?" tanya Renjun.

"Gak perlu di bahas kita tahu lo darimana, yang penting kita tahu gimana caranya keluar dari ruangan busuk ini." jawab Jeno.

Kedua netra Renjun melihat Jisung yang sedaritadi berdiri diam menatap kearahnya, sepertinya cowok itu ketakutan. Karena Renjun tahu kalau Jisung tidak suka gelap, ia mempunyai trauma tentang gelap.

"Sung, sini." Renjun menyuruh Jisung untuk duduk di sampingnya. Jisung menurut untuk duduk di samping cowok itu.

"Takut?" tanya Renjun lembut. Jisung menganggukan kepalanya.

"Kak Njun, jangan sakit. Jisung sedih lihat kak Njun sakit." lirih Jisung.

Renjun terkekeh. "Siapa bilang gue sakit, gue baik-baik aja. Nih coba lihat." Renjun berdiri lalu meloncat-loncat, memastikan kepada Jisung jika dirinya baik-baik saja.

"Kak Njun udah sembuh, yey!" senang Jisung seraya bertepuk tangan.

"Wow, sepertinya ada yang bahagia." suara pria itu membuat pandangan mereka teralihkan, siapa lagi kalau bukan Jackson.

"Mau apa lagi sekarang lo, om?" sinis Jeno.

"Mau apa? Huemm... Sepertinya saya ingin memberi kalian sedikit pelajaran." balas Jackson.

"Om mau ngajarin apa? Matematika atau biologi om?" sahut Chenle.

"Gimana kalau pelajaran tentang hidup dan mati? Pasti akan seru." kata Jackson membuat mereka bingung.

"Kalian, cambuk mereka tanpa ampun." utus Jackson kepada para bodyguardnya itu. Pria-pria kekar itu patuh dan melaksanakan perintah dari bosnya.

"APA-APAAN NIH, OM. ARGHHH!" satu cambukan melayang di punggung Jaemin, membuat cowok itu memekik kesakitan.

7 ANAK KOSAN [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang