Ten

296 61 6
                                    

Banyak sekali hal yang kau tutupi dariku.
Hingga membencimu waktu itu tidak terasa bagaikan beban.
Namun lama kemudian akhirnya kutahu kenyataan kala itu.
Dan kehadiranmu berubah serupa angan.

-HH-

.

.

.

.

.

"Selamat pagi," bisik Sasuke lembut di telinga Hinata yang hanya dibalas wanita itu dengan dengusan kesal. Hinata reflek mendorong bahu Sasuke karena merasa tidak nyaman dengan kedekatan mereka. Tingkah yang barang tentu akan sukses membuatnya dihujat karena tidak bisa bersikap lembut terhadap suami.

"Kau selalu cantik ketika bangun di pagi hari," tambah Sasuke dengan tenang seolah pria itu tidak pernah mendapatkan penolakan.

"Kalau tidak ada yang kau perlukan dariku, biarkan aku mandi," balas Hinata dingin tanpa berusaha menanggapi gombalan Sasuke yang normalnya akan membuat siapapun tersipu.

Sasuke tidak berusaha menghalangi langkah istrinya. Namun netranya mengikuti bagaimana wanita itu memakai mantel tidurnya dan berjalan ke kamar mandi mereka. Senyum tipis terbit di sana. Bahkan matanya masih memancar, memuja. Cinta yang bertepuk sebelah tangan memang tidak mudah. Tapi Sasuke cukup optimis walau tidak pasti hasil akan membawakannya bahagia seperti yang diharapkan.

.

.

.

Hinata menekuri taman yang membentang di hadapannya. Tangannya bergerak membelai mawar tanpa minat. Hatinya kosong, sementara pikirannya penuh dengan kata 'jika' yang terus muncul di kepala semenjak pertunangannya dengan Sasuke dilanjutkan.

Mungkin bagi sebagian orang yang tidak memahaminya, mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, akan menganggapnya wanita kasar yang tidak bersyukur. Ingatan awalnya tentang Sasuke sangat tidak baik. Pria itu terus mengekorinya sejak awal mereka bertemu.

Dan bukan pada dendam keluarganya atau bagaimana. Hinata hanya ...

Kalut.

Benci, jika dia bisa mengistilahkan segala emosi berkecamuk dalam jiwanya. Lelah dengan keadaan. Dan banyak orang mungkin menudingnya sebagai sosok wanita keji yang dingin.

Seperti yang sudah berusaha diteriakkan oleh Hinata sebelumnya, Sasuke bukanlah 'pria baik' seperti yang disangkakan banyak orang sebelumnya. Sasuke hanya pria dengan sejuta kebusukan.

Oke, tidak adil melakukan penghakiman tanpa bukti. Tapi Hinata masih ingat sekali apa yang terjadi padanya walau bertahun-tahun hal itu berlalu.

Umurnya 13 tahun ketika Hinata pertama kali bertemu Sasuke. Awalnya bukan pertemuan yang buruk karena Hinata tidak pernah mendengarkan apa yang dikatakan ayahnya. Sasuke hanya mengekorinya tanpa melakukan tindakan tidak masuk akal lainnya.

Di umur 15 tahun, laki-laki itu menciumnya paksa! Hinata menjerit dan menangis. Bahkan dengan kukunya berhasil melukai punggung pria itu. Tidak, kejadiannya mungkin tidak seberapa. Pria itu hanya menempelkan bibirnya. Tapi jelas Hinata merasa terhina setelahnya.

Dan ketika dia berada di usia 17 tahun, Hinata bersumpah akan membakar Sasuke jika sampai melecehkannya seperti apa yang terjadi pada saat itu.

Hinata ingat saat itu ada lengan kekar menyeretnya. Hinata menangis dengan meronta tapi kedua matanya ditutup. Melawan malah membuat sekelompok pria itu tertawa dengan jelas. Membuat Hinata ketakutan setengah mati hingga nyaris pingsan.

Before You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang