1

34 2 0
                                    

"Udah sana kamu pergi aja dari rumah!! Gak guna kamu ada disini!!!" bentak mama

Reina yang sedang makan tersentak mendengar bentakan mama. Seketika selera makannya hilang.

"Kamu di rumah cuma jadi beban keluarga! Gak berguna! Pemalas! Gak pintar! Dasar anak gak berguna! Beban keluarga!!" bentak mama

Reina cuma bisa terdiam, menahan tangis.

Mama pergi meninggalkan Reina sendirian di meja makan.

'Aku kenapa? Salah ku apa? Di mata mama, aku selalu salah. Apa aku turuti aja permintaan mama, aku pergi dari rumah,' batin Reina

Reina melihat makanan nya yang masih sisa, rasanya sudah tak selera lagi. Memang benar ya kata orang, makan sambil menahan tangis itu gak enak.

Reina membereskan piring bekas makan dirinya dan juga bekas mama. Lalu tak sengaja ia mendengar pembicaraan mama dan papa.

"Si Reina itu udah gede tapi males banget, gak pernah bantuin aku ngurus rumah. Lulus SMA dia gak mau kuliah, kerja apalagi. Disuruh bersih-bersih gak pernah mau, bisanya cuma tidur sama makan aja! Capek aku lama-lama, punya anak perempuan kayak dia!" seru mama

Air mata Reina turun perlahan, hatinya terasa sakit. Bergegas masuk kamar menahan isak tangis.

"Apa sebegitu nya mama benci sama aku. Dan sepertinya kehadiranku di rumah ini sudah tidak dibutuhkan lagi," batin Reina

Reina mengurung dirinya di kamar, berusaha menenangkan hati dan pikirannya.

Dirinya sekarang tidak mempunyai teman, satu pun ia tidak punya. Semua temannya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ia iri dengan teman-temannya yang selalu dapat juara kelas, sedangkan dirinya cuma bisa dapat juara 4 itulah alasan orang tuanya menyebutnya beban keluarga.

Reina anak 3 dari 4 bersaudara, ia anak perempuan satu-satunya. Kedua kakaknya sudah berkeluarga, mereka tinggal bersama istri dan anak-anak mereka. Sedangkan di rumah hanya tinggal mama, papa, dirinya dan adiknya.

Mentari bersinar cerah. Reina berharap suasana hatinya, secerah pagi ini. Hari ini ia berniat untuk jogging di taman dekat rumahnya, ia sudah memakai sepatu dan siap untuk berangkat, namun dihentikan oleh panggilan mama.

"Reina! Mau kemana kamu?" tanya mama

"Mau jogging, ma," jawab Reina

"Oh! Nanti kamu jogging nya bukan untuk olahraga aja, tapi sambil cari kerja juga," ucap mama

"I-iya ma, kalau begitu Reina berangkat jogging dulu ma," ucap Reina

Disepanjang jalan menuju taman, ucapan mama terus berputar di otaknya, hingga tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf maaf saya tidak sengaja," ucap Reina menunduk

"Reina!"

Suara yang sangat tidak asing ditelinga Reina, ia memberanikan diri untuk menatap orang yang didepannya ini. Dan betapa terkejut nya ia ternyata yang didepannya ini adalah sahabat kecilnya yang sudah lama pindah.

"Rendi! Ini gue pasti mimpi karena mungkin Rendi ada disini, dia kan lagi di Austria," batin Reina

"Hei! Lo Reina, kan?" tanya Rendi

Sahutan Rendi membuyarkan lamunan Reina. "I-iya benar," ucap Reina

"Lo masih ingat gue, kan?" tanya Rendi

Reina diam

"Ini gue Rendi, sahabat kecil lo. Ingat?" tanya Rendi

"Rendi?" tanya Reina

"Iya, ini gue Rendi. Masa iya lo gak ingat sama gue," jawab Rendi

Reina pelan menyentuh muka Rendi, ia terkejut ternyata yang didepannya ini adalah benar-benar Rendi sahabat kecilnya.

"Kenapa sih? Lo lihat gue kayak lihat hantu aja," ucap Rendi

Sekali lagi Reina tidak percaya dengan didepannya, ia kemudian mencubit dirinya sendiri.

"Aw!" ucap Reina

"Eh lo ngapain cubit pipi lo, ntar nambah chubby loh pipi lo, hahaha," ledek rendi

"Ih apaan sih! Pipi gue gak chubby!" protes Reina

"Hahaha. Iya deh gak mau ngaku kalau dirinya punya pipi chubby," ucap Rendi sambil mengacak-acak rambut Reina

"Ihh apaan sih! Kebiasaan banget suka ngacak-ngacak rambut gue!" protes Reina sambil membereskan rambutnya yang berantakan

"Hehe. Ini kamu mau kemana?" tanya Rendi

"Mau renang, ya mau jogging lah Ren," jawab Reina

"Kebetulan dong! Gue juga mau jogging tapi gak ada temen. Ya udah yuk! Kita jogging bareng aja kayak waktu dulu!" seru Rendi

"Kayak waktu dulu katanya. Yah memang benar, dulu kita sering jogging bareng," batin Reina

"Ayo!" seru Reina

"Tanggal 03 Agustus 2021 adalah hari gue bertemu lagi dengan Rendi, sejak 13 tahun yang lalu. Gue harap kehadirannya membawa pengaruh baik untuk hidup gue," batin Reina

Senyum Reina mengembang.

UsikWhere stories live. Discover now