8

3 1 0
                                    

Reina sedang berbincang ringan dengan mama Nita di dapur, ia membantu mama Nita menyiapkan makanan.

"Kamu sibuk apa sekarang sayang?" tanya mama Nita

"Hm, sekarang aku gak sibuk apa apa sih tante cuman ya aku coba untuk cari pekerjaan tapi sampai sekarang belum dapat," jawab Reina

"Lho! Kamu gak kuliah?"

Reina menggeleng. "Enggak tante."

"Kenapa? Kan sayang loh, kamu udah lulus SMA harusnya kamu lanjutkan kuliah."

"Enggak apa apa kok tante, aku cuma gak mau kuliah aja."

"Reina gak mau kuliah itu karena aku gak satu kampus sama aku, makanya dia gak mau," celetuk Rendi sambil mengigit buah apel

"Anak ini ya, main nyambung aja," protes mama Nita

"Mama gak percaya? Mama bisa tanya sendiri ke orangnya," ucap Rendi

"Rendi kenapa sih malah ngomong kayak gitu," batin Reina

"Bener, Rei? Apa yang dikatakan Rendi itu bener?" tanya mama Nita

"Hah? Gak! Gak kok tante, gak bener," jawab Reina

"Tuh, gak bener katanya. Kamu ini ya emang suka ngawur kalau ngomong, udah sana berangkat kuliah," ujar mama Nita

"Lho! Hari ini lo kuliah, Ren? Tadi katanya free?" tanya Reina

"Hehe iya emang harusnya free, tapi tadi tiba tiba ada dosen yang minta hari ini masuk karena katanya besok dia gak bisa hadir gitu," jawab Rendi

"Yahh, hari ini Rendi pergi kuliah, padahal gue kesini pagi pagi biar bisa ngabisin waktu berdua sama dia tapi ternyata gagal," batin Reina

"Tapi nanti agak siang sekitar jam setengah 10 gue berangkat," tambah Rendi

Reina melirik jam tangan yang melingkar ditangannya. "Yes! Baru 08.30 itu artinya gue masih ada waktu untuk menghabiskan waktu berdua sama dia," batinnya

Lalu mereka bertiga memakan kue yang dibelikan oleh Reina, bingkisan tadi diisi kue coklat yang ia beli di toko langganan nya.

"Hm kok kemanisan ya," komentar Rendi

"Enggak kok, makanya lo kalau makan jangan sambil ngeliatin gue jadinya kemanisan,kan, hehe," ucap Reina

Rendi melihat wajah Reina. "Hm ngelihat muka lo itu bukannya tambah kemanisan, tapi rasa kuenya berubah jadi pahit," canda Rendi

Mendengar ucapan Rendi sedikit membuat hati Reina sakit, walaupun ia tau Rendi cuma bercanda tapi entah kenapa ia merasakan nyeri di hatinya.

Melihat wajah Reina berubah menjadi murung membuat mama Nita merasa sedih. "Rendi! Jaga ucapan kamu!" ujar mama Nita

"Aku kan cuma bercanda, ma, lagian Reina pasti tau kok kalau ucapan ku barusan itu bercanda. Iya kan, Rei?" ucap Rendi

Lamunan Reina buyar. "Iya gue tau kok, hehe," ucapnya sambil tertawa kecil

"Tuh kan, mama lihat sendiri kan."

"Reina kok agak sedikit aneh ya? Tadi barusan aku lihat wajahnya sedikit murung setelah mendengar ucapan Rendi barusan, tapi kenapa dia tiba tiba berubah seolah-olah ucapan Rendi hanya angin berlalu. Nanti aku coba tanyakan ke Reina pas Rendi udah berangkat kuliah," batin mama Nita

"Ya udah, sana siap siap nanti terlambat, kamu, kan, suka lama kalau siap siap," titah mama Nita

"Apaan sih ma, Rendi kan masih mau ngobrol sama Reina." Lalu Rendi mengajak Reina mengobrol di tempat lain.

Rupanya, Rendi mengajak Reina mengobrol di gazebo yang terletak samping kolam ikan belakang rumah nya.

"Ini kan tempat yang persis gue impikan waktu kecil dulu, sewaktu gue masih main sama Rendi di rumah pohon kita," batin Reina

Flashback on

Reina dan Rendi sedang asik menggambar di dalam rumah pohon mereka. Terlihat Rendi sedang menggambar sebuah rumah yang sangat besar bak istana, sedangkan Reina, ia sedang menggambar sebuah kolam ikan yang terdapat juga gazebo disampingnya, disekitar kolam itu juga banyak sekali tanaman hijau.

"Lihat Rei, aku gambar rumah besar seperti istana, gambar ku bagus tidak menurut kamu?"

Mata Reina berbinar binar, menurutnya gambar Rendi tak hanya bagus tapi suatu mahakarya yang luar biasa, bukan tanpa alasan tapi lukisan tangan Rendi yang masih berumur 8 tahun ini bak pelukis profesional.

Melihat Reina yang hanya diam saja, lantas Rendi kembali bertanya. "Bagus tidak Rei?"

"Hmm ini sih bukan bagus tapi luar biasa Ren, tidak menyangka aku kamu bisa menggambar sebagus ini, biasanya kan gambar nya jelek. Wlee," puji sekaligus ledek Reina

"Ish! Kamu ini kalau ngomong suka benar," ucap Rendi

Lalu tak lama mereka tergelak bersama

"Aku kalau udah besar nanti mau jadi arsitek biar bisa bangun rumah besar ini," ucap Rendi dengan senyum mengembang

"Wah! Hebat tuh Ren, nanti kalau udah jadi arsitek jangan lupa bangunkan aku rumah juga ya, didalam rumah itu wajib banget ada kolam ikan nya sama seperti hasil gambar aku nih," ucap Reina sebari menunjukkan hasil menggambar nya

"Wah! Ini bagus banget Rei, ya walaupun agak jelek pas gambar ikannya, hehe. Tapi tenang aja nanti aku akan bangunkan rumah yang ada kolam ikan seperti ini," ucap Rendi

"Hah? Yang benar? Janji ya?"

"Iya janji."

Flashback off

"Seperti ini kan tampilan nyata dari gambar lo, Rei," batin Rendi, ia senang berhasil mewujudkan impian Reina walaupun ia belum bisa membangunkan rumah tapi dengan menunjukkan kolam ikan impian Reina saja sudah cukup

UsikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang