6

11 1 0
                                    

07 Agustus 2021

Reina ditinggal sendirian di rumah, ayahnya pergi bekerja, ibunya pergi ke supermarket untuk belanja bulanan, sedangkan adiknya, Maura sedang sekolah. Ia yang tengah asik bersantai sambil main hp, tiba tiba pintu rumahnya diketuk seseorang yang membuatnya merasa terganggu.

"Huft baru juga gue ngerasa tenang, aman, damai eh udah diganggu aja. Siapa sih yang ketuk ketuk pintu?" gerutu Reina

"Iya sebentar!" Reina bergegas membuka pintu, ia mau omelin orang yang sudah menggangu waktu santainya. Tapi ketika ia membuka pintu, ia kaget karena ternyata orang yang datang ke rumahnya adalah...

"Rendi," ujar Reina

"Hai Rei," ucap Rendi sambil tersenyum kuda

"L-lo ngapain datang ke rumah gue?" tanya Reina

"Oh! Gue gak ya datang ke rumah lo?" tanya balik Rendi

"B-bukan gitu. Yah, gue heran aja, kok lo datang ke rumah gue tanpa kabarin dulu? Ada perlu apa?"

"Iya gue sengaja gak kabarin lo dulu, karena gue mau bikin suprise ke lo. Kan selama ini gue udah gak pernah ke rumah lo lagi, jadi gue mau bikin suprise dengan datang ke rumah lo tanpa kabarin lo dulu, hehe," ucap Rendi, "oh iya sebenarnya ada yang mau gue omongin juga sama lo."

"Oh ya udah, mau ngobrol didalam atau diluar aja?"

"Diluar aja deh, takutnya gak enak."

"Enggak enak gimana? Gue sama lo kan pernah main bareng, jadi santai aja."

"Iya itu kan dulu, sekarang kita udah sama sama dewasa jadi nanti takutnya timbul fitnah kalau gue seenaknya aja masuk ke rumah lo."

"Duh tadi omongan gue ada kata yang salah gak ya," batin Rendi

"Iya juga sih, di rumah juga gak ada siapa siapa." Reina menyuruh Rendi duduk

"Hah? Jadi lo sendirian di rumah?"

"Iya."

"Ayah sama ibu lo kemana?"

"Ayah gue lagi kerja, sedangkan ibu lagi ke supermarket biasalah belanja bulanan."

Rendi mengangguk. "Eh! Gue baru sadar ternyata ada yang berubah dari rumah lo, ya."

"Ya beberapa tahun lalu rumah ini direnovasi karena sekarang gue punya adik."

Rendi melotot kaget. "Lo punya adik?"

"I-iya, dan bisa gak, matanya lo gak usah melotot gitu, serem." Reina bergidik takut

"Ouch! I'm sorry, reflek tadi."

"Iya, it's okay. Yah lo tau kan rumah gue ini dulunya cuma punya tiga kamar, kamar ortu, kamar gue, dan kamar kakak gue."

"Loh! Bukannya kakak lo udah tinggal sama keluarga barunya, ya? Kakak lo tinggal sama suaminya, kan?"

"Iya, tapi kakak gue berpesan supaya kamar dia gak boleh ada yang pakai, karena, kan, sewaktu waktu dia kalau main kesini, dia bisa tidur dikamarnya gitu."

"Oh. Jadi rumah agak diperbesar untuk penambahan kamar untuk adik lo?"

"Yup."

Suasana berubah jadi canggung. Mereka sibuk dengan pikiran masing masing.

"Gue tanyakan sekarang atau nanti ya? Tapi gimana kalau dia marah. Duh jadi bingung sendiri gue," batin Rendi

"Ren." "Rei."

"Eh lo duluan," ucap Reina

"Enggak, lo duluan. Ladies first," ucap Rendi

"Oke. Tadi gue lupa, waktu kemarin kita pertama ketemu, itu sebenarnya ada yang mau gue tanyakan sama lo, Ren."

"Kemarin?"

"Iya, waktu di taman itu, loh."

"Ohh. Lo mau tanya apa?"

"Lo sekarang lagi sibuk apa, Ren?"

"Hmm sekarang sih gue lagi sibuk kuliah ambil jurusan—" Rendi yang belum selesai ngomong langsung dipotong Reina

"Jurusan teknik komunikasi arsitektur, kan?"

"Ehh, iya, benar. Kok lo tau sih?"

"Yahh, kan, dulu waktu kecil, lo suka ajak gue bikin rumah rumahan, sampai lo kepikiran buat bangun rumah pohon."

"Ohh, hehe. Iya iya gue ingat, dulu kita kalo main itu pasti ke rumah pohon itu, ibaratkan rumah pohon itu adalah base camp kita."

Mereka pun tertawa mengingat memori masa kecil mereka di rumah pohon itu.

"Eh! Ren, lain kali kita rumah pohon itu yuk!" ujar Reina

"Emang masih ada?"

"Masih ada, gue sering kok kesana kalo lagi pengen sendiri."

"Oke, tapi nanti kalo gue free, soalnya akhir akhir ini tugas kuliah gue banyak."

"Iya, santai aja, kan, lo udah punya nomor gue, kalo lo free iya lo tinggal kabarin gue lewat chat aja."

"Oh iyaya, gue, kan, punya nomor lo. Ya udah, ntar gue kabarin kalo lagi free, sebenarnya gue juga kangen sama tempat itu."

"Akhirnya hari itu akan datang juga. Aku dan kamu ke rumah pohon lagi. Semoga secepatnya kamu punya waktu kosong ya, ren, supaya kita bisa secepatnya kesana," batin Reina

UsikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang