Queen amoralzea

44

Happy reading

•

•

•

•

•

•

Typo bertebaran!
thanks for reading♥️

🌨️🌨️🌨️

"Mereka semua langsung segera melakukan tugas dari tuan mereka. Jika di tanya kenapa tidak maka jawabannya mereka tak mau mengotori tangan mereka dengan darah bau dosa itu.

Byurrr

"BANGUN KALIAN!!"bentak

"Sst ma-mau apa kalian"ucap mami cillia tergagap

"Cih menjijikkan. Langsung matikan" salah satu bodyguard sambil mengode temannya.

Tanpa sepatah, dua patah lagi mereka langsung membunuh kedua orang tua cillia dengan cara menembak nya

Dor

Dor

Bruk

"Aaaaaaaaaa"

Dor

Bruk

Dor

Suara tembakan saling menyahut melubangi kepala dan jantung ke dua orang tua itu.

Lantai yang tadi nya bersih, kini sudah menjadi kotor akan genangan darah yang di mana mana.

Ke dua mayat yang tergeletak di lantai itu di seret ke arah halaman belakang markas yang begitu luas. Melawati lorong demi lorong.

Dan sampailah di sini di ruang khusu untuk membersihkan mayat itu yang berada di dekat halaman belakang. para bodyguard itu segera menyuruh beberapa orang untuk membersihkan darah mayat itu dan dimandikan serta di urus, sama seperti mayat yang lain pada umumnya. Dan segera di kremasi  sampai menjadi abu.

Jika kalian pikir abu mayat yang sudah menjadi abu itu akan di buang maka kalian salah. Karena abu itu akan di simpan oleh Tuan Nelson untuk kenang² an katanya.

Di sisi lain seorang pria yang sudah lanjut usia tengah duduk di kursi kebesarannya, seraya menatap lurus ke arah jendela itu.

Hingga deringan ponsel nya membuat ia terpaksa mengalihkan perhatiannya dan segera mengangkat telpon itu. Setelah tau siapa yang menelponnya

Drrt

Drrttt

Drrtt

"Hm"

"Sudah lenyap tuan"suara tegas seseorang di sana melaporkan hasil kerjanya tadi

"Good job"

"Kami sudah menyimpan abunya di tempat biasa"

"Hm"

Tut

Tut

Tut

Sambungan telpon berakhir sepihak. Ah atau lebih tepatnya sang tuan besar tuan Nelson lah yang mematikan sambungan telpon itu, tanpa menunggu jawaban dari anak buahnya itu.