Ch. 01

243 10 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

Kunyalakan sebatang lilin ditanganku. Meletakan lilin itu diantara tumpukan foto seorang wanita yang telah menghilang 1 bulan lalu. Meletakan lilin yang juga banyak orang-orang nyalakan dipekarangan gereja untuk menunggu kepulangan wanita itu yang kini entah ada dimana.

Tak ada yang tau keberadaannya. Tapi kami disini masih tetap setia menunggu. Berharap wanita itu kembali dalam keadaannya yang baik-baik saja. Tanpa terluka sedikitpun.

Wanita itu bernama Choi Lia. Umurnya masih 22 tahun dan dia dikenal sebagai wanita yang sangat periang. Dia dijuluki angel oleh penduduk desa. Tak ada yang tau kenapa mereka menjulukinya dengan sebutan itu namun mereka bilang Lia adalah wanita yang sangat baik. Ditambah Lia yang tak pernah marah kepada siapapun. Membuatnya sangat disukai oleh semua penduduk yang 40 persen berusia lanjut.

Lia rajin menghadiri kegiatan gereja. Ia bahkan tak pernah absen mengikuti bakti sosial untuk membantu orang tua dipanti jompo tanpa dibayar. Dia wanita yang sangat baik, tak heran penduduk desa dengan populasi orang tak lebih dari 70 orang itu merasa kehilangan.

Beberapa orang bilang dia kabur, beberapa lagi beranggapan dia diculik. Tak ada yang tau kejadian sebenarnya karena kami pun sama-sama bertanya dalam hati.

Jika dia diculik siapa yang berani menculiknya? Lia bukan berasal dari keluarga kaya raya yang mampu membayar jika penculik meminta uang tebusan. Dan jika dia kabur, apakah mungkin? Keluarganya dikenal harmonis. hidupnya cukup bahagia meskipun mereka hidup berkecukupan, Lia bahkan memiliki banyak teman yang setia padanya dalam keadaan apapun. Sangat tidak mungkin jika dia meninggalkan hal yang dia miliki hanya demi sesuatu yang tak pasti.

"aku melihatmu bersama Lia malam itu...." suara berat milik seorang wanita terdengar ditelingaku. Memaksaku untuk menoleh pada si pemilik suara.

Seorang wanita berperawakan tinggi yang kini berdiri disampingku. Wanita yang meletakan bunga mawar putih diantara lilin didepannya sama seperti yang sedang kulakukan. Wanita yang kutahu bernama Hwang Yeji, teman masa kecil Lia.

"apa maksudmu..." tanyaku tak mengerti. Menatapnya yang kini ikut merendahkan tubuhnya sejajar dengan tubuhku.

"aku melihat kalian memasuki hutan malam itu..." jawab Yeji. Kedua matanya yang tajam menatapku dengan ekspresi ketidak sukaannya.

Aku tau siapa Yeji, dia putri dari seorang pria kaya raya yang memiliki pabrik kayu didesa ini. Sikapnya angkuh dan sombong. Dia hanya mau berbicara dengan orang yang selevel dengannya. Ini bahkan pertama kalinya kami berbicara secara langsung setelah kedatanganku 5 tahun lalu.

"kau yang membuat Lia menghilang kan?" Katanya mencoba mengintimidasiku.

Dahiku berkerut. Ini pertama kalinya kami berbicara satu sama lain tapi kenapa dia seperti menuduhku telah melenyapkan Lia dengan pertanyaannya yang jujur terdengar sangat menyudutkanku.

LOSE (JINLIA & YEJISU)Where stories live. Discover now