Ch. 08

78 8 6
                                    

"Oke ini yang terakhir...." Lia memberikan kotak terakhir berisi barang tak terpakai milik grandma lucy pada Ryujin untuk kemudian Ryujin masukan dalam gudang dibelakang rumah wanita tua itu setelah sebelumnya membersihkan seluruh bagian rumah termasuk halaman yang terlihat berantakan.

Grandma lucy memang hidup seorang diri. Suaminya sudah meninggal puluhan tahun lalu sedangkan anak lelaki satu-satunya yang ia punya sudah hampir 10 tahun pergi kekota dan tak pernah kembali untuk sekedar menjenguknya. Dia sebatang kara karena itu Lia selalu datang dan membantu wanita itu untuk sekedar membersihkan tempatnya atau mengantar barang makanan juga obat-obatan dari pihak gereja yang secara merata berikan bantuan pada semua lansia didesa.

"Akhirnya..." Ryujin tersenyum puas. Menyeka peluh yang mengalir dari pelipisnya setelah sekitar hampir 3 jam membersihkan. menutup gudang penyimpanan grandma lucy lalu mendekati Lia.

"Kau pasti sangat lelah" Ryujin menatap wajah tak bersemangat Lia lalu menghapus keringat dikening Lia.

"Awannya sangat mendung, lebih baik kita segera berpamitan pada grandma lucy dan bergegas pulang..." Lia menatap awan hitam diatasnya. Menyandarkan sapu yang sekarang ia pegang pada dinding gudang kemudian bersama dengan Ryujin beranjak menuju rumah utama dimana grandma lucy tinggal.

"Grandma kami sudah siap mengerjakan semuanya..." Lia masuk kedapur dimana grandma lucy berada sembari menunjukan senyum sumringah. Rasa lelahnya sengaja ia sembunyikan agar grandma lucy tidak merasa segan dan tetap menerima bantuan dari Lia yang memang selalu datang untuk membersihkan rumah wanita tua itu setiap seminggu sekali.

"Kemarilah kalian pasti sangat lelah, aku sudah memanggang ginger cookies untuk kalian nikmati...." grandma lucy menggoyang-goyangkan tangannya. Menyuruh Lia dan Ryujin untuk datang mendekat yang sudah siap dengan teh juga ginger cookie buatannya.

Lia menatap Ryujin. Menarik tangan Ryujin untuk ikut mendekat kearah grandma lucy yang sedang terduduk diatas kursi diarea meja makan dengan tongkat ditangannya.

"Grandma seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti ini..." Lia mendudukan tubuhnya disamping grandma lucy kemudian memeluk tubuh renta wanita itu. Terlihat begitu menyayangi grandma lucy yang rambutnya sudah berubah putih sepenuhnya. Sementara Ryujin duduk diseberang tempat grandma lucy dan Lia duduk sembari memperhatikan keduanya.

"Kalian sudah bekerja keras dan aku sangat berterima kasih..." ucap grand lucy dengan menarik garis lengkung dibibirnya. Menampakan 1 giginya yang masih tersisa.

"Tapi grandma sedang tidak sehat.." kata Lia. Mengkhawatirkan wanita itu yang memang beberapa bulan ini sering jatuh sakit.

"Aku sangat sehat Lia kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Sekarang sebaiknya kalian minum teh kalian dan cicipi cookiesnya. Aku harap kau dan Ryujin suka" grandma lucy menepuk-nepuk ringan tangan Lia. menunjuk teh dan cookies yang berada diatas meja. Sekali lagi menawari Ryujin dan Lia yang kemudian tanpa malu mencicipi kudapan yang grandma lucy berikan.

"Wow ini sangat lezat grandma..." Lia terlihat melebarkan matanya. Melahap sepotong cookies buatan grandma lucy kegirangan.

"Syukurlah jika kau menyukainya..." grandma lucy tersenyum melihat reaksi yang Lia tunjukan.

"Bagaimana grandma bisa membuat cookies seenak ini? Seharusnya grandma membuka kedai bakery, aku yakin ini akan menjadi kesukaan semua orang..." kata Lia. Menyanjung kemampuan grandma lucy yang memang mahir membuat cookies dan juga kue lainnya.

"Aku hanya mempelajarinya sekali dari ibuku ketika dia masih hidup..." jawab grandma lucy menjawab antusias Lia.

"Benarkah? Hanya sekali?" Lia mengulang perkataan gradma lucy. Sedikit tak percaya karena grandma lucy mengatakan hanya mempelajari sekali. Berbeda dengan Lia yang meskipun berulang kali membuat cookies resep dari ibunya tapi tetap saja rasanya tak pernah seenak seperti ibunya buat.

LOSE (JINLIA & YEJISU)Where stories live. Discover now