09

1.8K 166 15
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Doyoung terbangun dari tidurnya, ia meraba kanan kiri tidak merasakan adanya keberadaan junghwan disampingnya. Dirinya memilih bangkit dan duduk menyandarkan bahunya dikepala kasur. Badan bawahnya terasa sangat pegal dan nyeri, ia mengingat apa yang dilakukan mereka beberapa jam yang lalu, pipinya bersemu merah.

Ia menatap sekeliling, kamar ini sudah rapi tidak berserakan seperti tadi sebelum mereka tidur, baju doyoung pun sudah berganti kepiyama bermotif kelinci. Dia melihat kearah jam, jarum sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
Doyoung ingin turun dari kasurnya, tapi rasanya ia lelah sekali.

Ceklek

"owh udah bangun?"

Junghwan memasuki kamar lalu menutupnya kembali, ditangannya terdapat dua kresek putih yang doyoung tidak tahu apa isi dari plastik itu.

Junghwan duduk ditepi ranjang tempat doyoung sekarang duduk berbaring. Ia mengeluarkan satu bungkus roti isi cepat saji lalu memberinya ketangan doyoung.

"makan," ucapnya lalu ia membuka satu botol susu sapi lalu memberinya lagi kepada doyoung.

"minum," doyoung hanya mengangguk saja dan memakan roti isi itu dengan nikmat.

"empat hari sekolah diliburkan, kita disini aja ya?" ucap junghwan membuka percakapan.

Doyoung meletakkan roti itu
"emang ini dimana?" tanyanya.

"dimarkas aku,"

"markas apa?" tanyanya lagi.

"ehh, i-itu...

Tok tok tok.

"TUAN MARI MAKAN MALAM! KITA UDAH BELI IKAN BAKAR NI CEPETAN!" teriak seseorang diluar sana.

"yaudah nanti aja, ayok makan dulu dibawah,"

Doyoung bingung ia mengiyakan ucapan junghwan. Saat doyoung mencoba berdiri, rasanya beribu jarum menyucuk nyucuk bagian bawahnya, ia kesakitan.

Doyoung meringis dan menarik ujung kaos junghwan.

"kamu kenapa bungkuk gini?" junghwan mengecek badan doyoung cemas.

"pedih banget,"

"yaudah, aku turun dulu bawa nasinya kesini, kamu tunggu ya,"

Doyoung mengangguk dan junghwan pun langsung lari cepat kelantai bawah mengambil nasi lalu naik lagi kelantai atas tanpa menyapa orang orang yang sudah menatapnya bingung.

"bos kenapa?" tanya salah satu dari mereka kepada temannya.

"ntah, liat bawa nasi ditangga harus lari lari gitu,"

Lainnya cuman geleng geleng kepala dan melanjutkan makan mereka dengan canda tawa.






Junghwan mengambil sesuatu didalam plastik putih itu.

"aku olesin salep dulu ya," tawarnya.

Doyoung mengangguk dan membuka celananya.

Sekitar beberapa menit pun selesai junghwan kekamar mandi membilas sedikit tangannya lalu ia duduk disamping doyoung.

"nih makan,"

"suapin,"

Junghwan tertawa gemas dan mencubit pipi gembil doyoung.

Sambil mengunyah, doyoung menggerakkan tangannya.

"ini markas apa? Emang kamu tentara? Atau apa? Kamu kan masih sekolah,"

Junghwan tersenyum melihat pipi doyoung yang penuh dengan nasi, tangannya mengambil satu butir nasi yang tercecer dipipi doyoung. Sambil menyuapi doyoung, junghwan pun bercerita.

"ini cukup rahasia," ucapnya, doyoung pun memiringkan kepalanya bingung.

"sedikit cerita, dulu aku masih smp kakek meninggal nenek juga ikut samanya, gara gara kecelakaan sialan itu," junghwan menyodorkan satu suapan lagi kedoyoung.

"kakek ngasih 40% warisannya ke aku, masing masing 30% kepapa sama mama, 15%nya punya aku cuman usaha restoran, cafe yang udah bercabang keluar negeri, 25%nya lagi yah ini, markas aku, aku bos... Eee agak alay si tapi aku mafia,"

Doyoung tersedak mendengar ucapan junghwan, cepat cepat junghwan memberinya botol susu sapi tadi.

"pelan pelan dong sayang,"

"kamu mafia? Serius?"

"i-iya... Ini warisan kakek, dari sd aku emang udah dilatih, tapi ayah sama mama aku gak ada yang tau,"

Doyoung sedikit takut.

"jangan takut gitu dong, aku gak makan kamu kok,"

Junghwan menubruk badan doyoung dan memeluknya erat membuat simanis sesak. Doyoung memukul pelan bahu junghwan.

"aku habis makan ih!" paniknya dan mendorong junghwan pelan pelan. Sisapi cuman nyegir aja.

"jaehyuk sepupu jauh aku, cuman dia yang tau aku dapat warisan kaya gini, dia juga bantuin aku buat ngurus tambang batu bara aku," ujarnya santai.

Doyoung melongo, sekaya apa kekasihnya ini? Dirinya jadi minder, merasa tidak cocok dengan seseorang seperti junghwan ini.

"kok murung?" tanya junghwan melihat raut wajah nya doyoung.

"kamu kenapa suka sama aku yang gak punya apa apa kaya gini?"

"gak punya apa apa gimana?"

"kamu kaya junghwan gak pantes buat aku yang miskin kaya gini,"

"Miskin? Tapi hati kamu itu kaya doyoung," ucap junghwan menunjuk dada doyoung, " jangan bahas begituan lagi, kamu punya aku, ingat".

Doyoung mengangguk dan memeluk junghwan dengan erat, ia menenggelamkan wajahnya didada sang dominan.

Junghwan mengecup lembut pucuk kepala doyoung dan tersenyum lembut. Berada dekat dengan doyoung sangat membuat hatinya merasa nyaman dan berbunga bunga.

"lusa nikah yuk,"

Plak

"aduh sakit bby..."

"apaan kamu! Aku masih sekolah!"

"hehe kan jaehyuk orang dalem aku, gak papa kali," senyum nya sangat menyeramkan.

Doyoung takut, ia memilih menidurkan matanya dan menutupi dirinya dengan selimut.

"kok tidur!" junghwan dengan cepat menidurkan badannya disamping doyoung dan berusaha memutar badan simanis supaya mengarah kedirinya.

Tak dapat respon ia pun menyelusup keselimut doyoung dan menggelitiki simanis dari dalam membuat doyoung terkekeh berusaha melepas tangan doyoung dari perutnya.

Mereka berdua terkekeh didalam selimut. Tidak menyadari sesuatu bahaya telah terjadi diluar markas mereka.













he mindファンフィクション | hwanbby, Hwanyoung |√ Where stories live. Discover now