14

1.3K 148 20
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Dua brankar berisikan junghwan dan doyoung kini berjalan cepat dikolidor rumah sakit. Asahi panik melihat infus yang bertenderan ditanganya doyoung dan satu selang oksigen terpasang pada junghwan untuk membantu pernapasan pada pemuda jakung itu.

Kaki doyoung dilumuri darah, air ketubannya sudah pecah. Ini adalah bukan waktunya untuk anak junghwan dan doyoung keluar.

Mereka berdua dimasukkan keruangan yang berbeda, asahi dan para bawahan junghwan menunggu didepan pintu.

Jangan lupakan kini sekeliling rumah sakit diawasi oleh para bawahan junghwan, daniel berdiri dipintu rumah sakit, mereka semua berdiri sambil menggenggam senapan mereka dengan waspada.

"asahi!" itu jaehyuk yang berlarian kearah asahi yang sedang menutup mukanya menahan isakan.

Asahi langsung memeluk jaehyuk lalu menangis sejadi jadinya, ia tidak tega dengan kedua adiknya itu yang terbaring lemah kesakitan.

"jae hiks," isaknya, tangan jaehyuk mengelus rambut belakang asahi guna menenangkannya.

"jangan nangis, doain mereka oke?" jaehyuk menangkup pipi asahi dan menghapus jejak air mata yang keluar dengan deras. Asahi mengangguk kembali, jaehyuk membawa simanis untuk duduk.

'sialan si kim itu, berani beraninya masih mengusik keluarga junghwan, gue pastiin besok lo mati ditangan gue,' jaehyuk membatin dan tangannya terkepal dengan kuat.

Klek

Dokter keluar dari ruangan yang membawa junghwan tadi masuk.

"dok gimana keadaan adik saya?" tanya asahi buru buru.

"maaf,"

Keduanya langsung diam melihat dokter itu tertunduk, penjaga yang berdiri didekat mereka pun ikut tertegang.

"peluru masuk menembus jantung pasien, nyawanya tidak bisa kami selamatkan," ucap dokter itu formal.

Tangan jaehyuk yang memegang bahu asahi pun terjatuh dengan lemas. Asahi terduduk dilantai dan satu tetes air mata sudah keluar dari matanya.

Semua penjaga meletakkan senjata mereka dilantai. Satu orang keluar mengabari pada bawahan junghwan yang berada diluar.

Ia berbisik kepada daniel, buru buru daniel langsung berlari kedalam menyusul jaehyuk dan asahi yang kini sudah melihat jenazah junghwan yang badannya sudah tertutupi oleh kain putih.

Para penjaga diluar kini sedang menahan tangisan mereka. Keluarga yang sudah dianggap adik maupun kakak oleh junghwan itu pada tertunduk dengan sedih.

"hyung!" daniel menerobos jaehyuk dan asahi, mereka hanya membiarkannya saja. "hiks hyung, lo jangan pergi dulu!"

Asahi pun kembali meneteskan air matanya memeluk jaehyuk yang ada disampingnya dengan erat erat.

"istri lo hyung! Pikir pikir dulu kalo mau pergi!" daniel memukul pinggiran kasur dan menunduk mengeluarkan semua air yang ada dipelupuk matanya.

"jae doyoung..."

Jaehyuk pun kini tidak bisa berkata apa apa lagi.

Kini mereka bertiga disuruh keluar ruangan, jasad junghwan ingin dimandikan dulu sebelum dia dikebumikan.

Asahi termenung duduk dikolidor rumah sakit. Ia memikirkan nasib doyoung yang anaknya akan lahir tanpa sosok seorang ayah.

Ia tersentak, apa kabar doyoung didalam itu saat ini. Pikiran buruk menjalar diotaknya, dia benci dengan ini. Dirinya merasa sudah gagal untuk menjaga doyoung.










.













"MAMA!" seorang anak kecil berlarian kearah doyoung yang sedang termenung dibawah pohon yang rindang.

"ha kamu siapa?" ia kaget ketika ada suara yang keluar dari tenggorokannya.

Anak itu memilih untuk duduk dipangkuan doyoung, doyoung hanya diam saja tidak bertindak apa apa.

"mama nanti kalo aku pergi boleh gak?"

Mama?

"kamu siapa sayang?" tanya doyoung lembut.

"aku ini anak mama!" jawabnya gemas.

Ah... Apa ini anaknya? Ia sedang bertemu dengan bayinya dibawah alam sadar ini.

"kamu jangan pergi, nanti mama sedih," doyoung memeluk anaknya dengan kasih sayang.

"oke! Aku gak akan pergi!"

















.












"dokter?! Gimana adik saya?!" asahi langsung teriak melihat dokter yang keluar dari dalam ruangan itu.

"bayi sudah lahir, dia prematur,"

Asahi terisak menggenggam tangan jaehyuk dengan kuat. Jaehyuk mengelus bahu asahi dengan pelan.

"jangan nangis ya?" asahi mengangguk.

Dari ruangan junghwan, jasadnya sudah dikeluarkan, asahi memalingkan pandangannya, ia tidak sanggup.

"pasien sudah sadar kalian bisa menjenguknya sekarang juga," jelas dokter itu, asahi, jaehyuk dan daniel pun pergi masuk keruangan doyoung.







Terlihat doyoung yang sedang mengeluarkan air matanya menatap langit langit ruangan. Bayinya berada didalam sebuah kotak bening yang disambungkan oleh selang selang oksigen.

"doyoung," panggil asahi lirih.

Doyoung melirik keasahi dan dua orang yang ada dibelakangnya, tangisan nya keluar, bibirnya bergetar tidak bisa berkata apa apa.

"junghwan dimana?" tanyanya.

Ketiga orang itu hanya tertunduk. Merasa tidak dijawab, doyoung pun memberontak. Ia melepaskan selang infus yang ada ditangannya.

Jaehyuk langsung menahan lengan doyoung.

"doyoung jangan!" panik asahi membantu jaehyuk.

Doyoung menghentakkan tangan mereka berdua. Ia pun berlari keluar ruangan.

"JUNGHWAN UDAH PERGI DOYOUNG!" teriak asahi.

Doyoung berhenti, badannya menegang. Pelan pelan ia menoleh kebelakang melihat ketiga orang itu yang sudah mengalihkan pandangan mereka.

"pergi," tangannya sudah bergetar.

"iya! Nyawa dia gak selamat!" jawab asahi sedikit teriak.

Doyoung tersentak, asahi pun langsung berlari kedoyoung dan memeluk pria manis yang sudah termenung itu. Badan doyoung merosot kelantai, iya masih menatap bingung lurus kedepan.

Diam diam ia meneteskan air matanya, tangannya memukul bahu belakang asahi melampiaskan teriakannya. Asahi semakin mengeratkan pelukan mereka. Jaehyuk dan daniel hanya bisa terdiam sedih melihat doyoung yang sudah sangat rapuh itu.









he mindファンフィクション | hwanbby, Hwanyoung |√ Where stories live. Discover now