16

2K 157 56
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















"ma,"

"ma!"

"astaga!!"

Yoshi terkaget karena doyoung terbangun dari pingsannya. Doyoung berlari kearah kamar mandi dan membilas mukanya dengan air keran wastafel.

"ma?"

Doyoung melirik yoshi.

"kok bisa pingsan? Tadi kak sunoo nelfon aku, untung ujiannya ditunda,"

Doyoung langsung berlari dan duduk didepan yoshi, tangannya menangkup kedua pipi sang anak.

"mama tadi liat hantu papa kamu," tawa yoshi ingin keluar tapi dirinya langsung ditabok doyoung.

"pftt! Mana ada hantu pagi pagi,"

Doyoung pun duduk dengan lemas, ia sangat ingat dan suara orang yang mengagetkannya itu masih menggelegar ditelinganya, wajah itu, wajah seseorang yang sangat ia sayangi.

"jadi mama tadi pingsan gara gara itu?" doyoung mengangguk.

"halu kali, kelamaan ngejanda,"

"sembarangan!"

Yoshi langsung berdiri lari dan doyoung ikut mengejar dirinya. Bohong jika yoshi tidak kaget mendengar ucapan doyoung, ia juga sangat ingin bertemu dengan ayahnya. Tapi dirinya tidak ingin membuat doyoung sedih karena mengeluh ingin bertemu sosok sang ayah.

"yoshi!!"

Doyoung sudah naik pitam, tangannya mengambil sepatu yoshi yang terletak diujung tangga dan melemparnya kearah sang anak. Yoshi langsung mengelak, tapi sepatu itu malah mendarat dikepala seseorang.

"aduh! Masak aku disambut kaya gini!"

Doyoung tegang mendengar suara itu, yoshi yang melihat ibunya diam langsung menoleh kearah pintu.

"kok bengong?"

Doyoung berjalan pelan sambil mengangkat tangan kanannya dan ia memegang pipi sipria itu.

Air matanya menetes, yoshi hanya diam melihat kedua orang itu hanya saling betatapan, pria itu mengulas senyumnya, itu terlihat sangat tampan sekali.

"hai dobby,"

Doyoung langsung menubruk badan pria yang ada dihadapannya ini membuat sang empu terhuyung kebelakang. Tangan kekar pria itu mengelus surai belakang doyoung karena mendengar suara tangisan simanis.

Tangisan doyoung semakin menjadi jadi, ia meneliti wajah pria itu dan kembali memeluknya dengan erat. Yoshi menghampiri keduanya,

"ma dia siapa?"

"lo gak kenal gue?"

"dih, belagu banget lu," apa apaan pria tua itu pikir yoshi.

Junghwan pun langsung menggeplak kepala yoshi, doyoung masih tetap memeluk dirinya tanpa ada niat melepaskannya.

"jangan bilang," yoshi melihat bingkai besar yang ada diruang tengah itu, ia menutup mulutnya shok, orang ini mirip dengan papanya.

Ia melihat junghwan sudah merentangkan satu tangannya, cepat cepat ia berlari ikut memeluk sang ayah.

Lima menit lebih, keduanya tidak berniat melepaskan diri dari junghwan.

"dipeluk mulu? Gak disuruh masuk ni?" ucap junghwan sedikit terkekeh.

Yoshi mengangguk dan menuntun junghwan keruang tengah, ayahnya berjalan sambil merangkul ibunya yang masih memeluk sang ayah.

"kok hidup," ujar yoshi duduk dibawah karpet dekat kaki junghwan.

"lo mau gue mati beneran?" doyoung yang sudah sedih dibikin jengkel dengan ucapan junghwan, ia memukul dada bidang sang suami dan kembali memeluknya.

"jadi selama ini kamu kemana aja?" ucap doyoung terisak.

"bantai keluarga kim supaya gak ngusik kalian berdua lagi, aku gak pernah jauh dari kalian berdua kok," jelas junghwan kepada mereka. "eh kamu udah operasi suara?".

Doyoung mengangguk dengan wajah gemas nya itu, sudah diumur tiga puluh tahun lebih pun doyoung masih sangat menawan, baby facenya itu adalah yang paling disukai oleh so junghwan.

"aku senang kamu disini," ucap doyoung sedih.

"aku juga, gak bakalan berpisah lagi," junghwan mengusak rambutnya yoshi.

Yoshi rasanya ingin menangis saja, tiba tiba ayahnya yang sudah meninggal ternyata masih duduk dihadapannya saat ini.

Ia memeluk lutut junghwan dan meletakkan dagunya dilutut itu.

"emang urusan papa udah selesai?" tanya yoshi.

"udah, mereka gak bakal ganggu kita lagi,"

Semuanya sudah berkumpul, junghwan senang melihat anaknya yang sudah tumbuh dewasa, sudah saatnya ia memberi yoshi tradisi dari kakeknya untuk melatih sang anak.





























































2 bulan kemudian.....








































"huekk!"

"astaga sayang kamu kenapa?" junghwan cepat cepat memegang bahu doyoung yang terhuyung didapur mereka.

Tangan doyoung menunjukkan  sebuah benda putih, disitu tertera dua garis merah.

"???" junghwan cepat cepat mengambil tespeck itu, matanya terbelalak lebar melihat dua garis merah itu.

Baru melakukannya sekali semenjak mereka bertemu, kini junghwan sudah mau mendapatkan anak keduanya, bibitnya ini memang sangat unggul.

Junghwan memeluk doyoung lalu mengecup bibirnya sebentar. Doyoung tersenyum melihat binar mata milik junghwan.

"makasih ya? Jaga badan kamu oke?" doyoung pun mengangguk dan mereka berjalan menuju kekamar.


























































END














Mksh udh gtu aj g jls emg















he mindファンフィクション | hwanbby, Hwanyoung |√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang