6

335 32 3
                                    

"Kenapa deh kak, lo nempelin gue mulu." Ucap Felix yang melihat Changbin merebahkan diri di sampingnya.

Mereka bertukar tenda, Changbin ingin satu tenda dengan Felix, jadilah ia mengusir Seungmin dan Jeongin dari sana, tadinya Seungmin ingin satu tenda dengan Chan untuk menggantikan tempat Changbin, namun Minho lebih dulu masuk kesana dan menempatkan diri dengan nyaman di samping Jisung, dan Seungmin pun berakhir satu tenda dengan Hyunjin dan Jeongin.

"Masa? Gak tuh." Changbin mengelak atas perkataan Felix sebelumnya.

"Halah, lo suka ya sama gue?"

"Apaan, enggaklah."

Felix hanya menampilkan ekspresi menyindir, setelah membasahi tenggorokan dengan air mineral, dia ikut merebahkan diri di samping Changbin.

"Udah tiga hari, apa gaada yang nyariin kita?" Felix bergumam sambil memandang langit-langit tenda.

"Pasti nyari, tapi belum ketemu aja."

Baru tiga hari, dan Felix sudah rindu pulang, dia memang terbiasa keluyuran dengan teman-teman satu angkatannya bahkan menginap di tempat mereka selama beberapa hari, dan tidak pernah merindukan rumahnya, namun sekarang dia entah ada dimana, tempat tidak jelas dan tidak tahu juga kapan dia bisa keluar dari sini dan kembali ke rumahnya.

Felix takut, takut mereka tidak bisa menemukan jalan pulang, takut terjadi hal buruk jika mereka lebih lama berada disini, dia takut teman-temannya celaka, Felix ingin pulang, tapi bagaimana caranya?

Dia hampir saja meneteskan airmata, namun sebisa mungkin dia tahan, Felix tidak ingin Changbin melihatnya menangis, dia tidak ingin membuat Changbin ikut terbebani dengan pikirannya.

Menarik selimut hingga leher, Felix membalik tubuh membelakangi Changbin sambil diam-diam mengusap air matanya.

"Tenang, kita pasti bisa pulang." Suara Changbin terdengar lembut di telinga Felix, lelaki itu mengusap bahu Felix untuk menenangkannya.

"Tidur, besok kita mulai jalan ke pemukiman itu."



.....



Tengah malam lagi-lagi Jisung terbangun, seperti dejavu, ia menoleh hati-hati kearah Chan, lalu bernafas lega karna pria itu tak lagi menatapnya seperti semalam, melainkan tengah tertidur pulas dengan posisi miring kearahnya.

Dia lalu memandang sisi lain tubuhnya, ada Minho disana yang berbaring membelakanginya, Jisung kira Minho tidur, namun sesaat kemudian pemuda itu membalik tubuhnya, dan mereka bertatapan.

"Belum tidur?" Tanya Jisung pelan, tidak ingin mengganggu tidur Chan, Jisung tau pria itu mudah terbangun.

Minho menggeleng, "Gak bisa tidur, lo sendiri?" Jawabnya

"Kebangun."

Minho mengangguk, suasana hening selama beberapa saat, lalu Minho memecah keheningan dengan pertanyaannya.

"Lo deket banget ya sama Chan?"

Jisung diam sebentar untuk mengumpulkan jawaban, "Lumayan, udah kenal sejak SMP, sama Changbin juga, karna kita tetanggaan."

"Lo punya rasa ya, sama Chan?"

Jisung yang mendengar kalimat tanpa basa-basi Minho menyerngit, kenapa tiba-tiba Minho menanyakan ini padanya.

"Rasa yang gimana ya?" Jisung memastikan walaupun sudah tau kalau rasa yang Minho maksud tentu saja rasa suka dalam hal romantis.

"Suka lah, apalagi."

"...enggak, buat apa? Kita dari dulu cuma temenan, gaada rasa-rasaan."

"Iya, lo nya gaada rasa, Chan yang punya rasa ke lo." Minho menjawab tanpa ragu seolah dia mengetahui perasaan Chan.

Lost [straykids]Onde histórias criam vida. Descubra agora