12

324 42 0
                                    


Jisung tidak mengerti, hanya perasaannya saja atau memang belakangan ini dia sering sekali dijumpai dengan makhluk-makhluk menyeramkan itu, sebenarnya apa yang salah pada dirinya? Apa dia kurang berdo'a?

Jisung yang sibuk dengan pikirannya sendiri tidak sadar kalau dirinya tertinggal di belakang, begitu tau, ia segera mempercepat langkah menyusul yang lainnya di depan sana.

Langit sedang mendung, dan itu membuat tempat ini sedikit gelap, hawa dingin yang menusuk terasa tak nyaman, seakan hawa dingin itu bukan hawa dingin biasa.

Mengabaikan resiko kemungkinan akan turun hujan lebat, Chan tetap menyuruh mereka berkemas dan melanjutkan perjalanan.

Perkiraan Seungmin mereka sudah akan sampai pada pemukiman yang mereka tuju saat sore nanti.

Daripada tetap berada di tempat yang semakin terasa menyeramkan itu, lebih baik mereka segera dan secepat mungkin mencari jalan keluar kan.

Jisung yang berjalan paling belakang berhenti saat Jeongin berjongkok.

"Duluan aja Sung, nanti gue nyusul."

Mendengar ucapan Jeongin itu membuat Jisung mengangguk saja, dia pun melangkah bergabung dengan yang lainnya, meninggalkan Jeongin yang membenarkan tali sepatunya.

Belum jauh, ia merasa mendengar keanehan, seperti suara pergerakan dari tebing di samping mereka, Jisung menoleh ke belakang dan melotot melihat tanah tebing di atas Jeongin bergerak.

"Jeongin!! Awas!!!"

Jeongin mendongak mendengar teriakan Jisung, dia lalu menoleh ke atas kearah yang Jisung tunjuk, Jeongin baru akan berdiri, namun dia kalah cepat dengan tanah tebing yang ternyata mengalami longsor, tubuh Jeongin tersungkur terkena benturan dari tanah yang jatuh itu, membuat bagian kakinya terkubur.

Jeongin meringis sakit, sementara yang lainnya bergerak cepat menyingkirkan tanah yang menimbun kaki Jeongin.

"Jangan dekat-dekat dengan tebing, kemungkinan longsor gini masih bisa kejadian, tadi malam kan hujan deras, tanahnya pasti jadi rapuh." Chan mengingatkan pada yang lain agar kejadian seperti tadi tidak terulang lagi.

Mereka memilih untuk berhenti sejenak selagi menunggu Jeongin meredakan rasa sakit di kakinya.

Pergelangan kaki Jeongin mengalami cidera, dan rasanya sangat ngilu, dia hanya bisa meringis tiap kali Felix menekan lembut bagian itu, berusaha mengurangi rasa sakitnya.

Jika tidak segera diatasi mungkin rasa sakitnya akan bertahan lebih lama.

Jeongin mencuci kakinya yang kotor dekat sungai, dia berjalan dengan kesusahan, melihat itu, Chan jadi tidak tega untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Mending kita istirahat dulu, kita lanjut besok—

"Jangan, gue gapapa kok kak, gue masih bisa jalan serius, kita lanjut aja." Jeongin jadi merasa tidak enak hati karna dirinya membuat perjalanan mereka terhambat.

"Tapi.. kaki Lo pasti sakit banget buat jalan, kan."

"Gapapa kak, masih bisa." Jeongin bersikeras, ia tau Chan khawatir padanya, begitupun yang lainnya, tapi ia tidak ingin bersikap manja, dia masih bisa jalan walau kakinya terasa sakit tiap kali dia melangkah.

Tapi dia ini laki-laki, luka segini bukan apa-apa untuknya.

"Biar Jeongin gue gendong aja." Tiba-tiba Hyunjin berucap membuat yang lain menatapnya.

Jeongin langsung menolak, tapi Hyunjin tetap bersikeras, dia berjongkok dan menarik tangan Jeongin agar segera naik ke punggungnya.

Mau tak mau Jeongin pun menurut, ia naik ke punggung Hyunjin dan mengalungkan tangannya pada Hyunjin saat pria itu berdiri.

Lost [straykids]Where stories live. Discover now