Chapter 19 - Terungkap

69.1K 5K 179
                                    

Buat pembaca wajib follow akun penulis sebagai bentuk dukungan dan pemberi semangat, soalnya aku baru pertama kali bikin cerita romantis kaya gini apalagi adegan-adegannya yang bikin aku mikir keras :(
.
.
.
.
So jangan lupa Follow, Vote dan Comment, terimakasih yang udah baca! <3
.
.
.
.
***

Selama perjalanan menuju pasar malam, Chayyara tidak berhenti tersenyum. Keinginannya pergi bersama Armor akhirnya terwujud juga.

Armor memarkirkan mobilnya saat mereka sudah sampai. Chayyara keluar terlebih dahulu. Mata Chayyara berbinar, senyumnya melebar saat melihat banyak wahana dan para pedagang jajanan di sana. Ya. Chayyara sempat melihat di sosial media tentang jajanan pasar malam yang katanya menggugah selera, Chayyara tertarik dan memiliki keinginan untuk pergi ke pasar malam.

"Kak Armor, Kay ingin beli itu," ujar Chayyara seraya menunjuk gerobak pedagang yang bertuliskan telur gulung.

Armor mengedarkan pandangannya, untuk pertama kalinya pria itu datang ke tempat seperti ini dan itu demi memenuhi keinginan Chayyara. "Makanan jenis apa itu?" tanya Armor dari kejauhan.

"Kay juga tidak tahu, tapi Kay ingin mencobanya, boleh kan?"

Armor mengangguk, Chayyara langsung menarik lengan Armor dan membuatnya mengikuti langkah cepat Chayyara.

"Pak, telur gulung ini harganya berapa?"

"Lima ribu dapat empat tusuk, Mbak."

"Kalau begitu Kay beli... lima puluh tusuk ya Pak."

"Siap, Mbak!" Pedagang telur gulung itu terlihat antusias. Sedangkan pembeli yang kebetulan seorang wanita di sebelah Chayyara menoleh dengan pandangan terkejut, lima puluh tusuk?

Lalu pandangan wanita itu turun ke arah perut Chayyara, wanita itu langsung menatap Chayyara sinis, dan hal itu terlihat oleh Armor.

Armor menarik Chayyara untuk berdiri di sampingnya, tak mengizinkan wanita itu menatap sinis Chayyara.

"Ada apa, Kak?" tanya Chayyara.

Armor menggeleng. "Saya hanya ingin lihat makanan seperti apa yang kamu beli." Chayyara mengangguk.

Sedangkan wanita itu memandang takjub pada pria di sebelahnya karena wajahnya yang sangat tampan dan gayanya yang santai namun tetap terkesan mewah.

"Pake saos gak Mbak?" tanya Bapak pedagang telur itu.

"Saosnya pedas tidak, Pak?" Kali ini Armor yang bertanya.

"Tidak terlalu pedas, Pak. Soalnya menyesuaikan dengan lidah anak kecil juga."

Armor mengangguk, lantas menurunkan pandangannya kepada Chayyara, "Kamu tidak boleh sering makan pedas, nanti kasihan anak saya yang ada di dalam perut kamu." Ucapan Armor terdengar oleh wanita di sebelahnya membuat wanita itu menoleh kembali, memandang terkejut Armor dan Chayyara.
Jadi mereka pasangan suami istri?

"Ini, Pak." Armor memberikan tiga lembar uang merah, "Ambil saja kembaliannya."

Pedagang dan wanita itu kembali dibuat terkejut. Bapak pedagang itu mengucapkan banyak terima kasih sedangkan wanita yang sempat memandang sinis Chayyara masih melongo tak percaya. Itu bukan uang kembalian, tapi uangnya yang kelebihan. Astaga!

Armor dan Chayyara meninggalkan pedagang telur gulung itu. Chayyara mengambil satu tusuk dan mulai mencobanya. Wajah Chayyara sumringah, ternyata rasanya enak juga.

"Telur gulungnya enak!" ujar Chayyara.

"Benarkah?" tanya Armor.

Chayyara mengangguk cepat, "Kakak ingin mencobanya?"

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang